Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2005

KISAH SEORANG PERAMU-RIA

Mr. Terrorist, I don’t know who are you But, I know how bad you are Who has done the bad thing? Yes, he is ‘bat-man’ Where did he come from?

cerita belum usai

Apa yang akan anda lakukan ketika berjalan di sebuah, katakanlah semacam tempat kumpulan pertokoan, berbelanja bukan? Nah, di suatu tempat di sebuah negri, terdapatlah sebuah tempat yang berupa tempat perkumpulan pertokoan itu. Tapi, eitt, jangan kecele dulu...ini adalah kumpulan pertokoan yang bertemakan "Keadilan". Yah, keadilan. Sesuatu yang kita idam-idamkan bukan? Siapa pula yang tak setuju akan pentingnya arti dari keberadaan sesuatu yang bernama keadilan. Ah, minimal setidaknya adalah sesuatu kali dari momen hidup anda saat-saat anda merasa tidak diperlakukan dengan adil. Ini juga kalau anda tergolong jenis makhluk yang selalu beruntung dalam menjalani perikehidupan ini. Bagaimana dengan orang-orang yang kerap kali merugi. Atau dirugikan. Wauu..., betapa sangat anda akan merasa membutuhkan barang yang bernama keadilan ini. Begitulah arti penting keadilan ini bagi umat manusia. Dan untuk itulah cerita ini ada, percaya nggak percaya. Bagaimana cerita belanja-belanja di k

nah, ini lagu lokal

HERMAN KARANGAN: PADA SUATU HARI Aku herman, eh, heran? Untuk kedua kalinya aku melewati tempat itu, laki-laki tersebut masih saja disana. Apa mungkin memang karena hal itu? Masa iya sih, Kekuatan ©inta itu sebesar (I)tu? Alaahhh... Waktu pertama kali melihatnya, kemaren malem, aku sudah menduga. Bagaimana tidak. Kira-kira apa yang akan muncul di benak para pembaca budiman sekalian, melihat seorang pemuda atau (barangkali masih remaja) sedang berdiri nggak jelas di gang sempit depan sebuah pondokan (kost) putri. Gelap-gelapan dan sendirian. Nggak ada orang lain, sebab tempat itu memang sekedar jalan kecil yang sesekali dilewati. Sekedar dilewati. Kecuali tempat keluar masuk para penghuni pondokan putri tersebut. Dan se-pengetahuanku, seperti umumnya tempat ngekost kaum putri, tempat itu termasuk yang sepi dari aktifitas ramai-ramai. Pintu pondokan itu selalu tertutup, sekedar dipakai keluar masuk lalu tertutup lagi. Dan belum pernah aku melihat ada penghuni pondokan tersebut yang duduk

lagu barat

PELUKIS YANG AGUNG manusia, siapa yang cipta Tuhan, kata ibu guruku di kala TK dan kini, setelah aku dewasa setelah sekian pengalaman dan sekian rintangan aku lewati setelah segala koran, majalah, mading dan buku-buku aku katami setelah serba bertanya kesana, kesini dan kesitu kutemukan, tak ada jawaban yang lebih baik dari pada itu lalu, yang belum berlalu…yang tak dilalu… dan contoh, juga contoh-contoh itu?

lagu barat

SAJAK AA NO-NAME BUAT TUHAN karya: Aa No-Name tuHan-ku (jika kau Ada), cintaku apa adanya bukan cinta buta tuHan…(jika itu Kebenaran), tundukku adalah kejujuran bukan sembah kepalsuan Han! imanku ini, andai setengahpun tak cukup kurasakan sebiji zarah itu masih selalu tersisa cuma apakah kami, manusia ini, akan menuju ke-Sana hanya berbekal lotre dan sekedar undian saja? tuHan, berbekal sekedar pemahaman masih selalu tertancap itu iman dibuai kenyataan aku membuat pilihan demi pilihan tuHan-ku, sebab itu disini: tak ada beda lagi antara menunggu dan mencari (sementara itu, anak manusia saling sanjung dan saling bunuh tanpa mau berpikir ala penyair…sepertiku?)

lagu barat

SEPERTINYA) SALAM TERAKHIR Ada sesuatu yang busuk dihati ini tak tercium, barangkali bagi diri sendiri maka berkacalah, kawan kata seorang tua yang akan kembali ke tanah rumah masa depan ia sekedar mencoba terus mengingatkan di sedikit waktu yang barangkali…menyedia sebuah kesempatan berbuat sedikit kebaikan bagi bumi tercinta yang bakal ia tinggalkan bagi setiap kawan – dan setiap lawan, anggaplah juga kawan – bagi setiap manusia bagi kehidupan bagi keluhuran peradaban dan ia segera: mati, jangan kuatir namun, ada sesuatu yang busuk di hati – kawan mudah-mudahan tercium sendiri, nanti.

lagu barat

(M)ALAM digenitnya suara malam, di bisingnya hentakan siang, kita selalu menantikan sore yang tenang. ada juga suara-suara sunyi, seolah mengajak kita menjadi sahabat sejati, tapi mereka tak pernah setia, tak pernah sanggup lepas dari hawa dunia, menemu kita sekedar takut ada yang tersisa. atau patung-patung keengganan, yang tak mau tahu lagi seperti apa kehidupan berjalan. maka mereka semua berkata: buat apa berbicara tentang yang hakiki, serahkan saja pada…yang tersembunyi, serahkan saja pada kebutuhan, haha, perut ini. namun tak bisa. Kita selalu mencari tahu, karena selalu ada risau menyesak di hati, yang tak mampu diterangkan oleh kenyataan, yang tak bisa diselesaikan oleh keniscayaan. hati-hati. Kerisauan bisa menyesatkan, kata mereka. O, mereka ternyata mau peduli! dan kita makin risau mempertanyakan: di zaman yang mangkin menyampah ini, siapakah yang masih mau peduli tentang diri sendiri, selain Kami?

lagu barat

MATA INDAH ITU Disini, di sela baris-baris yang kaku aku mengumpulkan segala yang terserak menjadi satu dan mata indah itu, kapan kita akan Bertemu… aku igaukan namamu disini, selalu. NamaMu.

ANTARA VARIASI ESTETIS DAN KERUMITAN GRAMATIKAL

Termasuk ke dalam sebuah kumpulan cerpen yang secara tematis terlihat dihadirkan untuk ‘mempertanyakan cinta’, cerpen “Malamnya Malam” seperti mempunyai tempat tersendiri. Secara kasat mata, cerita ini ditempatkan pada urutan paling akhir. Kedua waktu pembuatannya merupakan yang paling awal dibanding yang lain, yakni tahun penulisan 1982, serta waktu pengerjaannya yang dalam kurun 2 tahun, yakni sampai 1983. Ketiga, ‘tipikal’ judul cerita serta bentuk pemaparan cerita yang secara kuantitas termasuk golongan minimalis dibanding dan dalam keseluruhan cerpen dalam kumpulan ini. Tipikal judul cerita mayoritas cerpen ini terasa dekat sekali dengan tema seperti yang ditandai dengan kata-kata : lelaki, perempuan atau cinta. Bentuk pemaparan cerita yang sepenuhnya berbentuk narasi juga hanya terdapat pada beberapa cerpen saja. Dan penulis menilai paparan narasi dalam “Malamnya Malam” ini pulalah yang paling penuh bentuk kenarasiannya dibanding beberapa yang lain itu. Salah satu bukti, yang s

MERANTAU KE JATINANGOR

Judul tulisan di atas mungkin memang terdengar menlankonlis, tetapi sungguh tulisan ini bakal berupa paparan yang realistis. Jadi, tulisan ini bukanlah runtutan kata-kata puitis. Betul-betul fakta nyata yang bakal diungkapkan yang paling, penulis bakal berusaha menyajikan dengan sedikit manis. Setidaknya telah dicoba pada judul sebagai pembuka wacana. Isinya sih, sepertinya, hanya berupa sebuah deskripsi layaknya berita saja. Tentang sebuah tempat bernama Jatinangor, dimana terdapat empat perguruan tinggi berdiam disana. Unpad salah satunya. Universitas Padjajaran (Unpad), rasa-rasanya nama ini sudah cukup dikenal dimana-mana. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri yang tergolong papan atas dan dalam barisan perguruan tertua, dan juga apalagi terdapat di Pulau Jawa, Unpad memang cukup punya nama di republik ini. Apalagi buat para pelajar SMU dan sederajat, yang bakal segera melanjutkan studinya sebagai mahasiswa dari sebuah universitas, nama Unpad memang cukup menjanjikan buat dija