Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2010

Nasionalisme Indonesia Raya di New Century

Buyarnya koalisi indah yang dibangun pemerintahan SBY seri II sebab century case mengindikasikan sesuatu. Semenjak Reformasi 98, konsolidasi nasional bangsa Indonesia terasa untuk bertahun-bertahun mengalami sebentuk kerapuhan. Desentralisasi eksponen kekuatan politik ke berbagai kelompok-kelompok bangsa akibat tumbangnya otoritas mapan Orde Baru seperti meretakkan jalinan ika yang selama ini diikat bhineka. Dalam waktu lima tahun hanya--1998 hingga 2004--Republik Indonesia ini memproduksi empat orang presiden sebagai pemimpin; setelah sebelumnya seorang Soeharto bisa berkuasa selama 32 tahun dan seorang Soekarno sepanjang 20 tahunan. Pasca Reformasi 98, ada institusi TNI yang setidaknya punya peran politik yang baik berupa menjaga kesatuan bangsa. Menariknya, petinggi TNI terlibat sedikit serius saat menjadi pihak yang memihak pada proses politik "kancil pilek" jatuhnya K.H Abdurrahman Wahid, komando tertingginya, yang gagal membuat Maklumat Presiden menjadi hukum sebab tida

Kotor(an) Kita Sama Tapi Tak Sama

Sorry to Say, lagi-laga musti bicara soal yang kotor dan kotoran. Tidak positif, tidak de secrets, tidak pula menginspirasi, memberi solusi; barangkali seperti itulah paradigma pikir pemirsa yang senang denger yang indah-indah sajalah. Seperti hantu katanya. Di depan legislator perpajakan Komisi III DPR-RI, enterpreneur toko kelontong yang memiliki sambilan sebagai Ditjen Pajak menyatakan bahwa Kyai pun imannya bisa turun naik. Intinya gak usah koar-koar deh menyudutkan "permainan" orang pajak toh masing-masing kita juga pasti pernah kecipratan kotoran. Siapa yang bisa membantahnya kecuali aktor sinetron dan retorika pendusta. Pun ketika diprotes karena simbolisasi pada Kyai tersebut akan bisa sangat-isu-sensitif (meskipun benar) di akar rumput, Ditjen Pajak koaya raya yang belum tentu sanggup untuk dibuktikan sebagai koruptor selama masih di dunia edan ini itu telah mendapatkan pahala award bagiku atas kejujuran dan keberanian dan kebenaran pernyataannya. Pasalnya kemudia

Paradigma Matre dalam Reformasi Birokrat

Kasus Gayus Tambunan yang terkuak membuat banyak kalangan menjadi bertanya tentang efektifitas renumerasi gaji dan kesejahteraan PNS untuk memberantas kebudayaan korupsi Indonesia. Bahkan terakhir lewat rapat dengar pendapat, anggota DPR "baru" mendapat informasi dari 10 orang pejabat direktorat pajak non-aktif di instansi Gayus bahwa hal yang seperti itu "sebetulnya" juga dilakukan banyak orang. Saya sendiri ndak kebayang dengan gaji formal 12 juta per bulan kenapa seorang muda yang umurnya cuma sekitar tiga tahun di atas saya bisa merasa masih begitu "kurangnya". Saya sendiri dengah "hasil resmi" (bukan proses) 0 rupiah per bulan selama bertahun-tahun toh rasa-rasanya juga "asyik-asyik" saja dan mendidik diri ini untuk qanaah dan semakin percaya pada ketetapan Tuhan ataupun Hantu. Nggak tahu juga ya kalau saya punya kesempatan (anggap saja tidak pernah sama sekali) mungkin juga akan bergabung bersama jamaah koruptor agar tidak dikuc

Warna Warni Indonesiana pada Kompasiana

Idealnya--sebagaimana brand ini dikesan menyanad pada istilah indonesiana--kompasiana menjadi wadah per-blogging-an yang sangat bhineka tunggal ika. Kalo perlu ikal; dinamis penuh gelombang. Idealnya, kompasiana ini akan pernuh warna-warni; reportase dari berbagai sudut pandang, pemikiran dari bermacam perspektif, alotnya sorak-sorai dengan beraneka idiom. Sepanjang mengikuti kompasiana sebagai media baca-tulis komunitas orang indonesia online saya merasakan sekali ragam ini. Ini jugalah keunggulannya. Semenjak 10 tahun lampau sebetulnya telah mulai berdiri pasang surut hilang muncul bermacam komunitas online lainnya yang menghimpun indonesiana. Biasanya forum-forum online tersebut kebanyakan masih menjadi himpunan untuk segmentasi tertentu, hingga--secara halus--kelas "tertentu" atau setidaknya hanya kalangan tertentu. Hingga rasa-rasannya belum ada yang seramai dan seragam-ragam dan seriuh dan se-warna warni kompasiana Q niy. Inilah peristiwa yang terjadi menurut pandangan

Pembalakan Sebabkan Banjir di Padang?

Pada suatu hari (bukan Hari Minggu) aku menyempatkan diri jalan-jalan naik kereta motor ke tanah leluhurku sepanjang kaki bukit barisan. Enggak sepanjang itu banget sih, cuma ke kaki gunung di belakang rumahku. Kota Padang tempatku tinggal ini memang adalah sebuah lembah pinggir pantai cukup luas yang dikelilingi oleh bebukitan yang merupakan bagian dari pegunungan sepanjang Pulau Sumatera ini. Kebetulan pula sebagai warga "pribumi" berstatus papiko (padang pinggir kota) tempatku ini dekat sekali ke lereng pebukitan tersebut. Tepatnya ini tanah leluhur dari pihak ibu 'cos adat minangkebo menganut sistem materelinial. Menurut tambonya keluarga kami, warga papiko pribumi dunsanak-dunsanak di sekitarku ini, leluhur kami berasal dari daerah pinggiran Danau Singkarak di Solok; sehingga perjalanan mereka ke pinggiran Koto Padang pada zaman dahulu kala ini tentunya melewati menjulang tingginya gunung-gunung sepanjang bukit barisan yang memisahkan daerah "darek" dan ran

Sinopsis Perjalanan Orang Guanteng Nabung Syariah

Mungkin sudah sejak 2004-2005 lampau aku memulai nabung di bank syariah. Namun terus terang tidak ingat persis. Yang jelas teringat aku jadi orang s0leh sepanjang 2001-2003-an; secara formil permukaan, 'cos tercatat dalam salah sebuah aliran sosial jaringan ahirat-duniawi hahahahaha. Baru beberapa tahun kemudian, setelah menjadi manusia jahiliah kembali (secara formal), aku mengenal produk tabungan bank syariah. Maklum sebagai mantan anak aliran, bagaimanapun juga ghiroh ijtihad aku masih akan selalu kuat. Waktu itu aku mendengar tentang tabungan shar-e Bank Muamalat yang bisa dibeli di kantor pos. Memang--sekali lagi sebagai mantan anak aliran dan punya ideologi tanpa idealisme--aku tentunya juga sudah sejak lama mengenal tentang riba pada bunga bank konvensional. Nah, begitu di kesempatan pertama mendapat info tentang tabungan syar'i yang dapat kuakses maka kuamalkanlah keyakinanku ini. Tapi aku lupa lagi nih apakah itu kujadikan rekening penampung uang korupsi atas duit or

Efek Negatif Internet Gratis Nich

Senyampang di USA para paramedis sedang ribut-ributin merasa kue ekonominya terganggu kebijakan health insurence Mr. Obama bagi kelas miskin in the middle, baik juga kita bahas lagi yang gratis-gratis. Kebijakan Mendiknas BS yang promosikan sekolah gratis juga sempat dikecam beberapa waktu lalu sebagai sebuah ketidakbijakan. Emank yang gratis-gratis begini menimbulkan persoalan tersendiri pula dalam perspektif sirklus ekonomi. Meski kita perlu juga bertanya apakah yang diiklanin gratisan itu betul-betul gratististis. Karena bagaimanapun manusia sebagai homoeconomicus tentunya, dalam perspektif neolib, akan bergerak menyembuhkan sendiri kerugiannya. "Jangankan rugi, impas ajja ogah," begitu bunyi akidah Minangkabau dalam mengarungi bahtera ganasnya kehidupan tipu-tipu. Ah, ingat Padang Rang Minang dengan adat bersendi syariatnya (secara teori) saya njadi tringat ajaran Muhammad yang membolehkan/menganjurkan hadiah namun mengharamkan suap. Ah, saya (pura-pura) tidak tahu ajja a

Relasi Manusia Era Kini

Di zaman sekarang ini, katanya, kunci sukses utama adalah relasi atau kemampuan untuk menjalin networking. Sebetulnya itu barangkali memang telah berlangsung sepanjang zaman. Namun intensitas dan insentifnya sekarang barangkali telah jauh meningkat drastis. Pada zaman batu dulu, misalnya, aspek interaksi antar manusia tidak sekerap kini. Sehingga itu makanya faktor kesuksesan komunikasi sosial seorang manusia tidaklah begitu besar untuk mempengaruhi kehidupan individunya. Tidak sedikit barangkali pada zaman dahulu orang yang sepanjang hayatnya tidak pernah bertemu orang-orang selain keluarga atau manusia yang berada di garis keturunannya. Apalagi jika ada yang memiliki garis keturunan terputus, baik ke atas maupun ke bawah, dan hidup sendirian di hutan. Menjadi rajanya hutan. Sukses dalam kriterianya. Di masa sekarang ini, aspek interaksi antar manusia sangatlah intensif untuk memberikan insentif kredit poin bagi penilaian kesuksesan kehidupan seorang manusia. Di era yang dunia melip

Kucingku Doyan Roti, Gak Mau Nasi

Ikan dan kucing adalah dua makhluk ciptaan Tuhan yang sudah ditakdirkan untuk berada dalam rantai makanan mangsa-pemangsa. Tapi ikan makanan sisa dimakan manusia maksudnya. Karena ikan hidup di air sementara kucing takut air. Oleh karena itu ada yang namanya "kucing air". Kira-kira begitulah nasib kita yang suka iri dengki pada hijaunya rumput tetangga. Setiap orang berhak untuk kaya sebagaimana setiap manusia juga punya hak untuk kemiskinannya. Qanaahlah jadi manusia. Kalo perlu dan jika sanggup, jadilah zuhud. Jangan melecehkan makna kata ikhtiar yang mulia itu hanya sekedar untuk mencari pembenaran atas sifat tamak dan ambisius pada DNA Anda. Meskipun bisa jadi juga itu bukanlah karena faktor genetik turunan dari pihak leluhurmu, melainkan terlebih hanyalah karena tekanan trend eksternal kehidupan masa kini yang sebetulnya berulang-ulang sepanjang masa juga hingga nanti. Berikhtiarlah, berdjoeanglah tanpa perlu ambisi-ambisian dan (lalu) menjadi manusia yang melampaui bata

Kenapa Si Buya Mencintaimu, Bu Diana?

Janganlah harus Anda tafsirkan Si Buya dalam cerita saya ini sebagai SBY dan Bu Diana sebagai Bapak Boediono. Memang istilah Si Buya sebulan terakhir ini jadi topik trend di Nkritter; berkat performance primanya pada aksi 28 Januar lalu di tepi kolam bundaran HI. Sekedar info tambahan gak pentink: beberapa kali melintas Kota Jakarta saya sudah lupa apakah pernah melintas tempat itu, saking penuhnya otak saya memikirkan keadaan negara ini yang tidak pernah memikirkan keadaan saya. Oh, I luv my-"fxxkin"-country. Hahahaha, becanda ya bumbu ajja deh. Tapi terserah dech Anda mau tafsirkan apa. Sebab belum tentu persis, apalagi mutlak benar. Lebih baik kita kembali fokus pada kerbau Si Buya tadi. Di kampung saya yang matrelinial niy ajja sebetulnya istilah buya tersebut sangatlah dihormati (dulunya); sebagaimana Anda kenalin dalam istilah Buya Hamka. Tapi di bundatan HI tadi ia berubah jadi sebuah graffiti moural pilox pada body bongsor seekor kerbau yang di pantat sebelah kanannya

Boediono Disebut BEO oleh Golkar

Entah apa yang dimaksudin dengan rasa eweuh pakeweuh, atika, dan tata karma. Jelasnya dalam tinjuan kacamata feodal, rasa hormat kepada kaum "atasan" barangkali emang kian luntur. Tapi memang inilah bentuk perubahan hierarki sosial zaman sekarang. Dari otoritas pemegang wahyu, warisan darah biru, landing lord, lord off the "ring", atau ada masanya pula kaum intelektual (para pemikir dan pujangga, bukan tukang apalagi jongos jagoannya boss) meski era renaissance ituh udah sangat teramat lama banget jauh berlalu, hingga sumber daya kapital sebagai ideologi umat kembali ke zaman sekarang. Uniknya kini, sejak zaman Rockefeler ceritanya menghilangkan penjaminan uang kertas yang beredar (atau terkumpul) kepada cadangan emas, apa yang kita sebut kapital itu hanyalah perlombaan sederetan variasi atas 10 bentuk angka di butab atau NPWP. Mungkin itulah kiranya Wapres Boediono, juga Bunda Sri Muliani Inderawati, perlu kurasa untuk tunjukin bahwa dirinya orang kaya banget agar

Internet Hemat Untuk Orang Kece

Cukup banyak orang yang mau melihat ini. Karena dipaparkan dengan begitu malu-lalu. Tapi tanpa adanya keraguan barang sedikitpun! Menceriterakan tentang perihal yang dalam ranah lingkupan bisnis atau komersial mempunyai efek ngggg komersial.... Hahaha, saya sepertinya sudah kehabisan kata-kata. Sebetulnya tidak butuh perenungan cq kontemplasi untuk menuliskan ini. Karena ini adalah hal yang biasa ajja. Sayang kan kalau harus menghabiskan berdetik-detik waktu berharga hanya untuk mencari-cari diksi yang tepat bagi kata-kataku. Apalagi KBBI-ku berada jauh nunnnn di pulau jawa sana. Kalaupun ada di sini kujuga tidak mau repot-repot membuka-bukanya. Karena aku sudah terbiasa mengandalkan diksi inspiratif dari langit. Dari sesuatu yang tidak ada dan takjelas batasnya. Sebenarnya begini. Saya mau berbagi pengalaman tentang manajemen bandwith bagi pengguna internet yang kere tapi kece. Karena judul internet hemat untuk orang kere sudah kugunakan sebelumnya, (maka) kali ini supaya variasi da

SM Memiliki Anak Tanpa Bapak

"Lihat saja catatan harianmu yang telah lalu, kamu dapat mendeteksinya bahwa catatanmu itu adalah gambaran cuaca yang sedang terjadi di alam jiwamu, dan mereka berjamaah untuk membisu." dalam sebuah laporan kompas cyber media di kategori infotainment diberitakan tentang usaha seorang 'wartawan' untuk mencari tahu nama bapak dari anak yang dikandung artis muda sheila marcia. sebagaimana diberitakan beberapa waktu yang lalu artis belia ini baru saja menyelesaikan 'kos'-nya di rutan pondok bambu tempat presidential suite room quen ayin bermukim. sheila marcia setahun yang lampau tersangkut kasus narkoba sebagaimana baru-baru ini skp dan sederet artis lainnya kemudian-nanti. sempat bebas dan liburan-refreshing ke bali namun putusan kasasi mk membuat sm kembali ke hotel prodeo dengan dijemput paksa. padahal di bali sm sudah sempat membuat liputan infotainment photo pre-wedding-nya yang baru-baru ini juga diharamkan mui seperti facebook dan rebonding. di bali ini s