Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2010

Bang Thoyb, (Calon) Istri dan Anak-Anakmu Menantiku Part. 6

Gambar
Di saat tengah berbuka dengan beberapa potong buah2an tersebut lewatlah di depanku seorang cowok suspected gays. Mungkin karena ngeliat gw ganteng (hi2) tiba2 aja dia setelah sempat melewati pura2 balik dan numpang duduk ke bangku taman sebelahku. Tentu tak lama kemudian kami mulai terlibat obrolan. Dan akhirnya puannnnjaaanggg. Kebetulan Mr.guy ini juga jago ngomong. Sekarang tentu saja aku tambah yakin bahwa kebanyakan dari apa yang dia omongkan dulu itu adalah bull shit sebagian besarnya; sekedar alat untuk pdkt sama aqu, he2. Tapi jujur saja kulihat retorika ceritanya (pengetahuannya) luar biasa juga sih. Seingatku beberapa kali kulakukan tes kebohongan ia mampu melewati. Mungkin, meski gombal tapi basicly dia punya pengetahuan atas apa yang ia akan ceritakan. Mungkin juga karena sudah terlatih. Materi ceritanya di antaranya: dia sekampus juga dan lebih senior dariku, keturunan campuran sunda-minang, istri sudah meninggal dan jadi singel parent bagi dua anak di Bandung, berprofes

Bang Thoyb, (Calon) Istri dan Anak-Anakmu Menantiku Part. 5

Gambar
Selesai belanja di supermarket di mall bersangkutan gw mendapatin bahwasanya di luar sedang hujan. Aku pun tetep menunggu cukup lama hingga betul2 reda dan ridha 'coz basah2 sedikit ajja di kepalaku niy bakal sangat berbahaya buat kesehatan q yang saat ini musti dijaga ketat sebisanya. Selain tentu saja bakal repot nyuci kalo pakaian baseuh. Setelah gerimisnya cukup sangat tipis baru aku beranjak. Menjelang HI gw sempat muter2 sebentar mencari sebuah alamat travel dalam daftar q yang diiklannya membutuhkan jongos tapi ndak ketemu waktu itu. Maklum, aku juga sedang diburu waktu. Keinginan bersantai di bundaran HI--mungkin ini baru yang kedua kalinya q ke sini karena yang masih kuingat untuk pertama kalinya dulu 10 tahun silam sewaktu "demo" ke monas bareng kakak2 mentor di PK(belum S)--terpaksa kutunda dulu meski di sebuah sudut kulihat sedang ada "acara". Sebentar lagi magrib dan aqu sudah merencanakan untuk mengincar buka gratis di istiqlal. Pas lewat BI aqu

Bang Thoyb, (Calon) Istri dan Anak-Anakmu Menantiku Part. 4

Gambar
Pencarian dan rencana dagang kurmaku akhirnya ternyata kandas. Meski belakangan aku tahu kalo disini juga tempat ngecer bukan grosir tapi sebetulnya aku dapat juga harga grosir yang cukup murah dibanding lain-lainnya. Cuma harga kurma tahun ini kelewatan banget mahal. Aqu sendiri rasanya tak tega ngejual dengan harga pasaran segitu. Belum lagi aqu masih penasaran dengan murahnya harga kurma yang diecer pedagang asongan di kereta yang entah siapa supliernya. Untuk sementara dan hingga kini rencana dagang kurma pun dipending meski aqu juga punya daftar alamat tempat grosir di tempat lain. Sayangnya waktu itu aqu belum tahu (atau lupa) tentang alamat grosir2 parfum di jalan fachruddin dan hingga kini pun belum sempat--ceilee, sok sibuk--ke sana lagi. Lalu sehabis meriksa2 kedai kurma yang kutemui ndak seberapa itu sampailah aku di jembatan penyebarangan pejalan kaki dekat jembatan ke arah petamburan yang kuduga di sinilah tempat Hercules pertama kali meniti karir dengan sebilah golok, t

Bang Thoyb, (Calon) Istri dan Anak-Anakmu Menantiku Part. 3

Gambar
Pagi harinya--sesudah tidur segar di atas masjid pemerintah yang mana daripada keluarga saya adalah pembayar pajak guna menggaji yang mana daripada para pengurusnya merasa itu adalah asset dan privat (kapital) milik bapaknya--sekitar waktu dhuha aku bangun lalu keluar untuk bersiap jalan. Oh ya, kalo gak salah bangunnya juga terpaksa karena dipriwit sama pluit satpam. Seperti rencana semula aku hendak ke Tanah Abang dengan niat cari grosir kurma. Kebetulan di luar pas lagi mengikat tali sepatu di pintu istiqlal yang depan gereja aku secara kebetulan menjalin pula tali pertemanan dengan seseorang. Anak ini--aku sudah lupa namanya, he2--mengaku sebagai kenek bis pariwisata dari Malang yang sedang malang. Rencana ia, ngakunya, mau mencegat rombongan yang datang nantinya ke istiqlal--karena kenal para awak bis pariwisata dari kota itu--sehingga jadi bisa numpang sekaligus nebeng makan dan rokok buat pulang. Singkat cerita ia ikut aku ke Tanah Abang. Sebelumnya convertation kami sempat sa

Bang Thoyb, (Calon) Istri dan Anak-Anakmu Menantiku Part. 2

Hi penggemar2 qu. Berikut2 kisah2 berikutnya. Mana tau suatu saat bisa jadi pentink untuk (pijit) refleksi (peng)hidup(an) Anda. Di ujung pertengahan agus, ke Jakarta aku 'kan kembali. Dari Bandung tetapi. Setelah nawar2 ongkos angkot, qu naikin salah satunya hingga Kiara Condong. Di sana cukup lama baru qu dapat naikin kereta serayu (sekian) dari Kroya tujuan stasiun kota dengan tiket seharga 19.000 (tarif Kota-Tasik). Eh, ternyata kereta kelas kambing (ekonomi) ini jugak berhenti di stasiun bandung. Jadi cape deh. Tadinya aku berencana untuk ikut hingga ke Kota supaya (mana tau) bisa nginap di mesjid yang dulu pernah kukunjungin sewaktu ke kampung bandan; yang ternyata bisa tembus langsung juga dari ujung stasiun djakarta kota itu. Tapi karena dah mau buka puasa sementara aku belum shalat ashar, kuturunkan kaki sewaktu ia ngetem di senen. Alhamdulillah (ceilee, "keliatan" saleh niyeee), sempat. Nah, selesai buka dan maghrib di stasiun ini baru aku bingung lalu mau kem