Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Nyinyir Pada 'Liberal', Toleran Sama 'Khawarij'

Gambar
Sering dibicarakan pada masa sekarang (abad 21 ini) persoalan terbesar umat Islam adalah ketiadaan persatuan. Sejak runtuhnya Khilafah Kerajaan Turki Ustmani pada tahun 1924 Masehi praktis negeri-negeri umat Islam terpecah-pecah ke dalam berbagai 'nation state'. Memang tak lama setelah Jenderal Kemal Attaturk menyekulerkan Turki, dinasti Saud mulai kokoh berdiri di wilayah Hijaz (Makkah-Madinah) dan sekitarnya sebagai tempat lahirnya 'dien' ini. Namun kerajaan Arab Saudi secara teoritis dianggap bukanlah lagi kekhilafahan meski realitasnya empirium Turki juga tidak 'de facto' bahkan 'de jure' menguasai semua negeri-negeri berpenduduk muslim. Muslim Indonesia tentu tahu pada tahun-tahun tersebut adalah zaman lahirnya novel "Siti Nurbaya" dan masa-masa konsolidasi menuju era "Sumpah Pemoeda" sebagai negara bangsa yang dijajah Belanda si kafir eropa. Bahkan di semenanjung arab pun pada masa itu perwakilan Turki hanya menguasai Hijaz

Fenomena Islamis Cinta Harta (Al-Wahn Syar'i)

Gambar
Menarik menyimak pernyataan akun twitter Kurawa (terduga jasmev) tentang kebingungan umat mengutip pendapat dua tokoh umat muslim indonesia yang saling bertolak belakang sangat frontal tentang isu/fakta sholat dzuhur berhadiah mobil oleh Walikota Bengkulu. Imam Masjid Istiqlal yang juga murid almarhum Syaikh Bin Baz menyatakan tegas bahwa hal itu adalah pengalihan niat lilahitaala dalam ibadah dan syirik (dosa besar tertinggi) sementara Sekretaris MUI malah mengapresiasi kuis/undian kesolehan ini. Sebagaimana dalih/dalil bapak Walikota Bengkulu--yang katanya adik menteri kehutanan dan menganut manhaj jamaah tabligh ini--bahwa amaliah tersebut sekedar untuk motivasi merujuk pada iming-iming nabi dalam membuat syariat, barangkali pertimbangan ini jugalah yang diamini pendukung ide beliau seperti Sekretaris MUI. Kalau saya tidak salah orang ini adalah Fahmi Salim yang sewaktu saling follow dengan Burhan Muhtadi pernah saya celetuki/stalkingi kenapa beliau follow orang liberal. Wa

Komprador

Gambar
Menkeu baru Uda CB yang isunya antek liberal dan titipan kompromi kepentingan Golkar makin menambah sedap wacana tentang telah tergadainya kemandirian bangsa ini pada 'interest' pemodal besar asing dengan segala kepentingannya atas dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di tengah fakta statistik bahwa porsi terbesar SDM angkatan kerja produktif muda Indonesia berpendidikan hanya menengah dasar, sementara yang susah payah menyelesaikan pendidikan tinggi juga tidak produktif karena salah perencanaan untuk diselaraskan kepada dunia industri--yang insinyur pertanian kerja di bank, lulusan keuangan jadi pengajar bahasa inggris, eh lulusan sastra tak cocok jadi sastrawan, bahkan lebih parah lagi lulusan sekolah jalanan alias preman malah jadi konglomerat berkat skill politik tentu alias bukan preman bego--kita jadi memang patut bertanya: mampukah pengurus bangsa ini mengelola negara sesuai konstitusi untuk keadilan sosial bagi semua, bukan cuma cari selamat masing-masing sep