DIARIKU SEPANJANG TAHUN 2003

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
2-1

rencananya besok aku balik ke bandung. kemaren aku dengan mobil pergi ke kampung, cuma seharian. kampung lagi dilanda galodo. aku nggak nyangka kalo dari muara labuh kerinci kelihatan jelas. maklum waktu dulu kesana masih kecil2. karena kedinginan di jalan aku jadi rada pusing dan perut juga rada nggak beres. sebelumnya pagi sudah kedinginan juga sehabis bawa motor beli lontong, tapi maksain pergi walau nggak mandi. padahal rencana semula mau berangkat sekarang, tapi karena kondisi badan akhirnya mutusin besok saja. pada hari senin aku punya rencana untuk berangkat hari selasanya saja, karena sudah lewat rencana untuk beracara di tahun baru. tapi disaranin kamis saja biar dapat tempat duduk. ternyata uncu juga nggak beli tiketnya karena katanya bis pada kosong. jadi kami beli tiket pas besok saja. ah tak terasa berakhir sudah liburan kali ini. cukup panjang, sebulan. kecuali beberapa kali yang ada kegiatan atau pergi2, rasanya libur ini, seperti biasa, membuang hari2 di rumah saja, nggak ngapa2in. tapi rasanya ada perbaikan dikitlah dari dulu2. dan mudah2an besok2 akan lebih baik lagi, salah satunya dalam hal beraktifitas. malam tahun baru aku dan eko cuma duduk saja sebentar di lapau siil. eko habis demam dan aku juga lagi sariawan dan tidak begitu fit. miza rupanya sudah dapat kerja di pasaman. ah kira2 bagaimana keadaanku waktu libur lagi besok2 kesini. get a better man!

hari selasa aku berobat lagi ke m djamil dan seperti biasa juga sarannya. habis itu ke pasar, ketemu imul di mesjid. baru pulang

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
6-1

berangkat dari padang jumat siang dan nyampe disini tadi siang. waktu itu rencana mau berangkat sebelum jumat berubah jadi sesudah jumat karena bisnya jam segitu baru berangkat dan saya jadi sempat shalat jumat di rumah, mobil yang mengantar ke terminal balik lagi ke rumah. keberangkatan kali ini aku dan aan jadinya beli tiket karena uncu tidak ketemu dengan temannya. aku pun duduk berpisah dengan aan. selama di jalan: salah satu sopirnya shalat, teman sebelahku yang gayanya rada "tinggi" tapi masih baik cuma kayaknya nggak punya duit buat makan, saya yang masih selalu gelisah gara2 keadaan kepala ini, bis yang lambat, dll. sesampai di bandung saya dan aan langsung kesini. sebelumnya kami sempat beda pendapat karena aku pengennya kami ke rumah teta dulu dan ia juga punya alasan untuk bilang tidak. sesampai disini terasa sekali sakit perutku yang entah karena kurang makan, nggak buang air, atau mual di jalan. sehabis mandi tadi sudah mendingan. make salep saya sempatin juga beberapa kali, mandi nggak, dan gatalnya masih gini2 juga, kuatir deh. sehabis maghrib saya ke rumah teta bawa titipan, lumayan disambut sebentar. aku pun balik dengan alasan ujian besok. masalahnya aku memang nggak cocok saja ngomong banyak sama teta. dari rumah teta aku ke rasyid. sepulang dari rasyid ke warnet dan pulang ngerokok padahal sariawan masih ada. di dalam perjalanan aku beberapa kali juga ngerokok. waktu jalan di ciseke sebelum warnet aku papasan dengan izzy tapi ia cuek atau kami saling cuek jadi aku lumayan kesal. balik ke kamar tadi ditambah ruwet waktu lagi di warnet tambah ingatan pada sesuatu yang bikin tambah gundah... hah!

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
8-1

udah sejak 3 hari yang lalu, kalo nggak salah, mata ini terasa sakit karena ada bengkak di kelopaknya. cuma sampai sekarang tidak terlalu kelihatan. nggak tahu besok2. padahal mulai hari ini mulai ujian nih. waktu baru nyampe badan juga rada2 meriang dikit selama beberapa hari ini. cuma sekarang udah rada baikan

kemaren saya beli air dari galon firman sebotol besar dengan aku kasih duit 2 ribu, walau ia nolak mulanya. aku pikir apa tepat keputusanku seperti itu, padahal ia boleh dibilang teman juga. cuma tetap saja lebih tak pantas lagi kalo sebotol besar gitu cuma minta. kalo sekedar buat sekali minum sih nggak apa2. inilah contoh aku belum merasa bermasyarakat dengan orang lain sehingga ongkos hidup musti ditanggung lebih besar. aku juga nggak merasa nyaman kalo harus minta2 air minum kesana. air ledeng kotor jadi saya nggak masak. sementara pompa sumur rusak, nggak tahu kapan diperbaiki. ada niat buat beli galon tapi saya masih ragu. dalam soal bermasyarakat ini saya memang terasa masih kurang, tapi seiring bertambahnya pengalaman hidup tentu akan menjadi lebih baik. saya memang nggak suka ngumpul2 karena apa yang mayoritas orang zaman sekarang suka saya enggak suka. tapi saya juga belum mendapatkan komunitas yang benar2 sejalan dengan saya. sebagai makhluk sosial saya tentunya tetap harus berposisi sebagai bagian dari masyarakat

aan sudah semakin ngebet pengen dicariin kos. setelah kutimbang2 ada baiknya juga atau lebih baik daripada ia tetap merasa ditahan disini

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
8-1

tadi pagi nggak mandi karena nggak ada air. ke kampus saya naik ojek saja, selain karena udah keburu juga biar nggak keringatan. waktu ketemu teman2 saya cuma salaman dengan beberapa orang dan bersikap seperti biasa cuek wae. lagian saya tak bisa terlalu aktif mengingat kondisi fisik. habis ujian saya ditemani cahya nanyain kos ke tempatnya dulu. terus saya ke kos irpan, kabarnya dia mau pindah dan saya rencananya mau ngambil buat aan. kos irpan ini kalo saya bisa memenangkan proses negoisasi saya bisa dapat murah. sore ini harus mandi lagi dan kulihat gatal ini nggak beres2 juga. entah apa iya cuma karena keringatan. nggak tahu nih libur besok pulang apa nggak, dan kayaknya kalo ini masih lama keaktifan saya untuk berkegiatan akan terganggu lagi. ya allah apa ini yang terbaik buatku? hamba hanya pasrah padamu

kadang2, kayak lagi hujan sebentar tadi, timbul juga keinginan untuk ngerokok. cuma mengingat kondisi fisik jadi ragu juga

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
9-1

ini tentang seorang lelaki muda, ya saya sendiri. ternyata dunia ini penuh godaan, khusus bagi seorang lelaki, apalagi kalo bukan wanita. tadi waktu ujian saya, apa ya kata yang tepatnya, kalo sekedar suka kayaknya lebih, yang jelas tadi itu saya jatuh hati juga lho pada salah seorang pengawas. ah tapi ini mungkin berlebihan. ini mungkin seperti waktu saya lihat2an sama esa yang ternyata, seperti kata esa, dianya nggak ada perasaan apa2. tak tahulah dia bohong apa nggak tapi seingat saya saat itu saya begitu yakin, tapi lagi tetap saja mungkin memang saya yang kege-eran. dan mungkin yang sekarang ini juga begitu. teteh yang ini rada miripan esa lho, mungkin ini salah satu faktor yang membuat aku cukup "terkalahkan" tadi. malahan yang sekarang tidak begitu sehebat kejadian dulu. seperti kata seorang teman dulu, kalo nggak salah kang hafidz, kalo kita suka seseorang itu atau bila ketemu jodohnya itu atau ia cuma bilang saat kita melihat orang lain ada impuls2 materi yang berjalan dari satu individu ke individu lain. dan inilah yang kali ini lebih kuat dari sekedar pada waktu suka2an begitu ngeliat cewek cantik dan yang jelas impulsnya nggak jalan searah tapi terjadi saling... ya begitulah. malah waktu pertama kali tatap mata tadi itu ia yang lagi ngeliat ke saya dan mungkin impulsnya lumayan kuat sehingga saya jadi kege-eran kayak ini. sebelumnya rasanya saya juga sudah pernah lihat dia di kampus dan karena masih muda kupikir ia masih mahasiswa. tapi tenang2 dulu wem, jangan terlalu mengikuti perasaan, pikirkan secara rasional untuk menetralisir semangat kamu itu. yang namanya dalam kehidupan muda-mudi itu wajar saja sering terjadi saat2 saling tertarik ini dan bukankah ini tidak musti berlanjut lebih jauh. nikmati saja peristiwanya sebagai sekelumit detik yang menyenangkan dalam hidup. ah... lihat si teteh tadi saya jadi ingat sama urang lamo den. apakah yang namanya jatuh cinta yang sebenarnya itu? apakah benar cuma sekali dalam hidup? makanya, salah satunya karena ini, saya gamang untuk membuat ikatan abadi dan semata-mata dengan urang lamo wak tu (istilah pii mah) karena aku tahu aku tak akan berhenti untuk jatuh suka lagi. dan bukankah kita harus memilih yang terbaik. nah apakah dalam memilih yang terbaik ini kita harus melukai sesuatu (terlalu sempit kalo dibilang seseorang). memang semua itu menuntut cara dan tak apalah, memang wajar, sesekali kita mungkin tergelincir, tapi yang pasti saya musti mencari pegangan. yang jelas sampai sekarang urang lamo wak tu masih yang paling bersemi di hati. cuma setelah lebih kenal dekat dia saya nggak tahu alasan rasional yang jelas apa yang membuat ini terjadi. rasa ini memang perasaan yang tak terbahasakan saja. apa benar cinta itu buta? ah saya tak mau terjebak dalam kerumitan soal2 ini, masih banyak persoalan lain dalam hidup. walau persoalan ini tetap realita bagi saya sebagai seorang laki2 tapi mudah2an lah tidak sampai jadi merusak. nikmati sajalah yang endah2nya, tapi jangan sampai menganggu. tapi susah juga, ya berjuanglah

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
13-1

beberapa hari yang lalu saya dan aan sempat basirengehan lagi. waktu itu saya ngidupin beker subuh2 dan (karena saya ingin aan juga bangun) saya lama baru berdiri buat matiin. dia nampak kesal sama saya, sempat keluar pula sebelum saya matiin. tapi ia nggak shalat yang nunjukin ngelawannya. tapi siangnya semua sudah netral. untunglah saya masih bisa nahan diri dan nggak berpikir sempit. bisa saja ia punya alasan yang nggak bisa shalat pagi itu, walau mungkin juga ia memang nggak suka saya suruh shalat seperti itu. seperti saya yang pagi itu ada nembak dikit, tapi demi gengsi dan lagian saya nggak bakal kuat mandi pagi2 benar saya shalat juga. biasanya kalo gini saya shalatnya sudah siangan. cuma sekarang karena peristiwa ini ya shalat saja. lagian nembaknya cuma dikit dan saya nggak terlalu sadar kalo mimpi basah. lagian saluran kencing saya ini kayaknya nggak beres juga karena pagi2 kadang suka ada kencingnya walau sedikit. tapi memang jarang sih, saya memang suka terasa kencing tiap bentar saja kalo minum banyak. sementara malam ini aan nggak pulang. nggak tahu saya ia kemana sehabis ujian mentoring kemaren. ya mungkin ini memang sudah kebiasaan saja di keluarga kami sehingga ia merasa gengsi pula buat ngasih tahu aku kemana2nya. yang jelas ini nggak ada kaitan dengan kami basirengehan beberapa hari yang lewat karena kami sudah netral lagi. ia memang udah kuat keinginan untuk kos sendiri dan aku kira sekarang cuma soal waktu saja

disini air susah lagi karena pompa rusak. seperti dulu kemaren saya kembali numpang mandi di rifa. yang aku kuatirkan takutnya penyakit kulit yang belum sembuh2 juga ini takutnya bakal tambah parah lagi. eric kamar sebelah juga lagi gatelan. katanya karena alergi dingin. cuma saya was2 juga jangan2 ini gara2 aku. tapi kalo penyakit ini menyebar lewat kamar mandi, kenapa di pedca dulu cuma saya yang saya tahu yang kena. yang jelas problem makin berat, apalagi dia sering tidur2an disini. saya kuatir aan juga bakal kena, inilah satu alasan saya untuk segera mencari kos aan. kapankah penderitaan ini berakhir? ya allah tolonglah. satu hal lagi yang bikin saya nggak enak sama anak sini adalah kalo mandi saya bisa sampai setengah jam di kamar mandi karena tambah ngelap2, make salep, dan bersih2 lainnya. ah hidup2. kemudian saya belum mutusin nih pulang apa nggak libur besok

hari minggu adalah pelaksanaan uas mentoring. selesai sudahlah kerja kepanitiaan selama satu semester ini. nggak tahu nih apakah saya akan aktif di dkm nanti. cukup banyak masalah yang aku tangkap dari kepanitiaan ini, namun tentunya sukanya juga ada. yang jelas karena sistem kerja yang nggak profesional ini saya merasa belum bekerja maksimal. tapi lumayanlah sebagai pelajaran berharga di kepanitiaan. satu lagi pengalaman organisasi kepanitiaan saya adalah waktu mabim. saya juga nggak terlalu aktif karena persoalan yang sedikit berbeda dengan dkm. di kepanitiaan mentoring ini hal2 yang perlu saya kritisi buat perbaikan kepanitiaan tahun depan adalah distribusi kerja yang kurang jelas, skill masing2 panitia masih terbatas, dan kepemimpinan yang kuat untuk menyatukan anggota terasa kurang, serta mungkin masih ada masalah lain. kemaren itu, seperti waktu pembukaan mabim juga, saya datang dengan pakaian nyantai. nggak enak juga sih, tapi hampir semua di dkm ini disikapi dengan senyum. inilah enaknya

benar2 kalo lagi baca2 leher ini pegal2 nggak tahan lama2 ditegakkan dan mata ini sebentar saja sudah berat sehingga sayu tiap sebentar nguap. padahal sebenarnya saya suka baca dan memang di tataran ide dan teoritis inilah rasanya kemampuan saya, bukan di tataran praktis. kalo begini apa yang harus saya lakukan. wah perjuangan hidupku tambah berat nih

saya make baju2 minang ini, tambah aan lagi ikut2an, rasanya tambah menghadirkan hubungan tak sehat dengan anak2 banten disini yang memang ego etnisitasnya tinggi. tapi saya mah merasa nyaman dengan baju ini. kemaren2 deni, yang sekamar dengan eso, main ke kamar ini dan ngobrol sebentar. nggak enak juga waktu mau pergi ia bilang kalo saya tuh jarang main sama mereka. yah gara2 penyakit ini salah satunya yang terkuat alasan untuk waktu ini. aku jadi kurang berinteraksi. apalagi sempat, mungkin, kelihatan sama eso dulu waktu lagi berjemur. jadi malu atuh...

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
17-1

sejak nyampe disini sehabis libur, sudah berapa lama saya mengalami lagi susah air. kadang rasanya nikmat allah itu tak terkira, tapi kadang rasanya ujian yang diberikan terlalu berat. saya yang masih dalam proses penyembuhan gatal2 yang sudah kuderita sejak bulan mei tahun lalu ini jadi tambah susah karena kesulitan untuk mandi. seperti dulu juga aku kadang numpang mandi di rifa. belum lagi kelihatan2nya tetangga2ku, yang aku tahu baru eric, mulai gatelan. entah karena aku atau memang dia sendiri. jadi tambah beban buat saya untuk sembuh. selama ini saya sudah nggak enakan karena mandi rada lama. itu karena setiap mandi saya berusaha benar2 bersih, ngelap sampai kering bagian yang gatal pake tisu, make salep, dan nyiram tisu di lubang wc biar nggak mampet. nah inikan diluar prosedur mandi yang wajar. belum lagi kasus kayak kemaren. rifa tahu kalo aku mandi pake jf sulfur dari baunya. tapi dia ngira buat jerawat. tapi mana tahu dia kalo aku gatelan. sebentar lagi libur, saya mungkin nggak bisa lagi numpang mandi di cikuda karena anak2 bakal pada pulang. numpang mandi di kos aan juga nggak enakan karena dia masih baru dan yang punya kos mungkin tentara lagi. nggak enak kalo ia nggak suka lihat saya numpang mandi dan saya juga kuatir kalo bener gatel saya ini bisa menular. alternatif lain kalo saya nggak pulang dan air disini belum beres ya mungkin mandi di mesjid yang ada kamar mandinya. wah kebayang juga repotnya. sekarang pak lili dan adiknya bongkar sumur untuk ngangkat pompa mungkin, tapi nggak tahu kapan selesai diperbaiki. sementara air ledeng nggak bisa diharapkan. seperti kata dokter m djamil saya mesti mandi setiap kali keringatan biar gatalnya nggak kambuh terus, tapi kalo begini keadaannya, gimana. sedang cukup air sekalipun aku masih harus mikir buat sering2 mandi takut ketahuan dan nggak enak sama tetangga2. kalo misal saya pulang di rumah juga nggak ada yang mau dikerjakan. ongkos sekarang naik dan di jalan selama 2 hari saya bakal mandi keringatan. sempat kepikir buat cari kos baru yang ada kamar mandi dalam, biar aman. tapi sekarang jaman sulit, saya harus pikir2 ngeluarin duit. ada teman yang bilang kalo harga barang2 di padang naik 2 kali lipat dan ama waktu aku nelpon ke rumah juga nanyain soal ngurus beasiswa yang nandain keuangan makin susah. selain itu selama setengah tahun ini aku rada menahan diri dari berkegiatan. anak2 seangkatan ada rencana untuk jalan2 dan saya dalam keadaan begini nggak mungkin ikut rasanya. semester depan saya merasa ada keinginan untuk lebih menghidupkan himpunan, yang artinya menuntut keaktifan. sementara saya begini keadaannya. mau nggak mau harus nahan diri dan saya juga jadi nggak enakan sama anak2. yah ini juga bagian dari resiko sikapku yang kurang terbuka dengan orang lain dan kurang ngikut arus. yah mungkin saya terlalu ekstrem, dan bagian dari kepribadian memegang idealisme. buat besok2 kayaknya saya harus lebih bisa menyesuaikan diri dan berpandai2 dalam ngikuti arus orang lain. itu konsep buat jangka panjang, tapi untuk menghadapi realita yang ada sekarang saya benar2 pusing

dalam keadaan ekonomi yang seperti sekarang mulai sulit ini, andi saya pinjami lagi uang. pertama 30, tadi 20, dan ia janji lunasi bulan besok. itu karena nggak bisanya dia ngatur uang dan saya nggak bisa nunjukin dia. sementara kalau nggak dikasih, pertama saya kasihan (dia pernah ngamen dan nggak makan seharian) dan kedua nggak enakan. tapi sepertinya, karena mungkin orangnya begitu, ia masih kurang mengambil pelajaran dari itu semua. tapi dia selalu ceria dan aku yang merasa sudah teratur ini malah pusing

rabu malam kemaren sepulang dari mandi dan baca2 di kos rifa saya ketemu nugi, adi leutik, dan epul di gerbang waktu saya ngambil duit di atm. dan akhirnya saya pun nongkrong lama disana. disana sempat juga ngobrol lama sama seorang anak underground dari bukittinggi yang bernama kalo nggak salah ari. suhu yang dingin dan ngerokok mulu membuat badanku cukup tersiksa dan saya nggak enakan pulang duluan selain saya sesekali pengen refreshing. akhirnya saya pulang bareng sama mereka. waktu ngobrol sama ari itu saya sebenarnya sudah pengen pulang karena kelamaan dan sudah bosan tapi nggak enakan. dikit2 saya masih suka bahas underground tapi kayaknya ia nyangka saya benar2 interes sama dunia hitam ini. rasanya jadi preman lagi waktu kemaren itu berada di tengah2 dunia malam. beberapa senior sastra yang memang sering nongkrong disitu mungkin aneh juga melihat saya yang sering ngebantuin dkm tapi tidak bertampang dkm ini. wah waktu mau tidur benar2 lumayan mau hancur badan rasanya

akhirnya aan saya pindahin juga ke kos cahya dulu. mudah2an lah pilihan ini lebih baik. katanya sih dia nggak bakal pulang dan mau cari les. tak tahu tuh apa yang akan ia lakukan dan bisa ia lakukan. saya mah entong manekan2 teing. tapi tetap saya, dengan bermain cantik, harus mengarahkan dan mengawasinya

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
18-1

kemaren uas terakhir kpi saya kalihatannya orang yang paling banyak nulis jawaban sehingga pada waktu keluar hampir udah pada nggak ada orang. mudah2an lah saya bisa dapat nilai bagus meski saya masih merasa belum optimal mempelajari mata kuliah ini (karena fisik yang payah ini)

malam kemaren sehabis dari kos rifa (nggak jadi mandi disana karena rifa katanya udah mudik) saya mampir ke batu api nanyain kalau ada jual kaset puisi. lumayan kaku dan malu2in juga saya waktu itu dan nggak dapat barangnya lagi. kemudian air di kos ini belum ada juga. saya tadi pergi mandi ke stpdn (masjidnya). waktu saya mandi di toilet yang seharusnya buat berak, rupanya ada anak stpdn yang nungguin. lumayan nggak enak dan jadi rada malu karena saya mandinya lama (karena musti beres2). belum lagi dapat musibah celana dalam jatuh dan basah dan saya nggak bawa ganti sehingga saya pulang ke kos nggak pake celana dalam. saya masih bingung musti mandi dimana (apa harus pulang). di tempat pak lili karena mandi saya pake beres2 rasanya nggak memungkinkan disana. di tempat teman2 lain kuatir juga dari bau sabun dicurigai punya penyakit gatal. sebelum ke stpdn saya singgah di kos aan (rencananya mandi disana saja dengan segala resiko, habis dimana lagi) tapi ia nggak ada. kalo ke kamar mandi umum (yang bayar) di dekat munggaran saya repot juga rasanya karena beres2nya ini (seperti kamar mandinya musti ada lubang wc untuk membuang tisu dan make salep serta lotion sehabis mandi). bingung dah asli. namun, seperti tulisan di kamar seorang kiyai (pencipta metode iqra) yang punya cacat fisik tertulis: "musibah pada dirimu bukanlah karena orang lain, semua peristiwa itu atas izin allah, yakinlah di balik itu ada hikmahnya." dan saya juga harus berbaik sangka akan jalan keluarnya. amin

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
20-1

yah ini gara2 air. kemaren mandi di pak lili dan tadi saya mandi di pusdai. walau mungkin air toiletnya saya ragu kebersihannya. tapi sekarang saya jadi kurang peduli. bagaimanapun udah terlanjur gatelan dan emang butuh air buat mandi. nyuci pakaian tadi (setelah 2 minggu) di sumur dengan air yang rada coklat itu saja. yah mungkin tak ada lagi yang mampu saya perbuat. kepada allah lah saya mohon pertolongan. sempat kepikir cari kos yang nyaman buat sebulan libur ini. cari kos baru sayang, masih sampai juli disini. walau saya kuatir masih bakal gatelan disini (walau sekarang sudah makin kurang). tapi pertimbangan duit dan tanggapan anak sini perlu juga dipikirkan. dan rasanya juga saya kuatir berlebihan. mana tahu walau sudah pindah, seperti waktu udah pindah dari pedca, karena beberapa hal dan entah apa penyebabnya enggak sembuh2 juga. rencananya sih kalo bener nggak sembuh juga selama kos disini libur semester depannya saya bakal pulang untuk penyembuhan total di rumah (kalo dokternya nggak salah dan faktor2 lain mendukung). lalu cari kos baru yang nyaman dan aman, sesuai kondisi keuangan. cukup banyak dan ruwet dan ada yang tak kuketahui sebagai faktor penyebab masalah ini. sehingga saya jadi pusing. tapi saya harus tetap semangat dalam hidup ini sebagai makhluk yang yakin akan campur tangan allah. dan buat cari kos sementara ini rencananya mau menghubungi iqbal buat nyariin di bandung atau alternatif lain ke sumedang (bertapa ni ye). cuma kalo bisa yang ada kamar mandi sendiri dan sudah ada isinya dan ini duit jadi masalahnya dan setelah itu disini lagi. jadi lebih ke faktor kenyamanan sementara saja dibanding lari dari kesusahan. nggak tahu nih apa ini akan saya lakukan, lumayan pusing saya mikirin. kemungkinan untuk pulang libur ini kayaknya sudah saya pinggirkan karena bagaimanapun balik kesini lagi. kecuali cari kos baru dan belum tentu juga mengalami penyembuhan disana karena obat dari m djamil udah jelas yang ada sekarang. jadi sama saja disana atau disini, obatnya sama2 ini. rencana pulang libur depan mungkin lebih baik. ah jangan sampai stress dah saya dalam mengambil keputusan di keruwetan ini. tadi pagi saya ke kampus ngambil struk dan di jalan kehilangan duit 10 ribu karena posisinya di saku yang kelihatannya jatuh. tambah stress nih. saya mungkin akan phobia lewat di lokasi kemungkinan duit ini hilang sepanjang ini masih keingat. dari kampus ke atm ngambil duit, rencananya 150. cuma karena ada andi (tadinya sama2 pergi, dia ke fikom, dan ketemu lagi, dia ngambil duit juga) saya cuma ambil 50 dan cepat kusembunyikan saldo biar andi nggak lihat saya ada duit lumayan banyak sehingga ia semangat buat ngutang. kemudian saya ke bandung, rencana ke kos roni, ternyata telponnya tak bisa dihubungi, dan saya pun mandi di pusdai. lalu rencana ke iqbal, tapi beliau lagi nggak ada, ke teman dago lain malas dan saya pun balik kesini. ternyata di kamar ini lagi ada aan. malam minggu, seperti yang terjadi beberapa kali, saya pergi makan dengan andi. mungkin kelihatan "aheng" kali ya. minggu tidur2an saja biar nggak keringatan

oh ya ada satu lagi. waktu lewat pasar cicadas tadi dari bis saya lihat ada orang yang cacat mukanya. walau juga prihatin saya yang merasa tersiksa dengan cacat tempang ini dan juga kelemahan lain jadi merasa bersyukur dan malu juga sama allah ternyata ada orang yang mungkin lebih susah dari saya. sekarang tinggal bagaimana berbuat dengan apa yang dianugerahkan kepada saya, dengan segala kelebihan dan kekurangan. semoga hati ini lebih damai, bersih, dan makin beriman

satu lagi. sekarang jam 18`35. hampir 35 menit saya habiskan waktu buat nulis kali ini. pantas lumayan capek pas lagi nulis

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
21-1

sekarang lagi bingung juga nih. saya baru saja bangun pagi sebentar ini dan habis makan gorengan yang baru datang juga. sebelumnya waktu azan subuh sudah bangun tapi karena sesuatu hal berikut ini dan saya juga suka malas (tapi faktor utamanya tetap sesuatu ini) buat bangun pas azan dan suka shalat udah siangan. sesuatu itu adalah saya mimpi basah. dan mungkin bercampur kencing karena saya memang gampang kencing, karena saya lihat begitu basahnya padahal mimpi cuma sebentar, apa mungkin gampang kencing ini sudah jadi penyakit buat saya? air disini nggak ada (dan kalo pun ada biasanya saya nggak kuat mandi subuh2, paling udah rada siangan dan itu pun jarang sekali basahi kepala karena bikin pening). yang ada cuma air di sumur dan pasti repot kalo mandi pake itu. terus kalo mandi ke tempat pak lili bakal repot juga (urusan nyuci2nya dan kalo mandi pagi gini saya takut pada antri sementara saya suka lama buat beres2). dan juga ini repot bukan sekedar repot tapi diiringi malu takut ketahuan gatelan. takut ketahuan habis mimpi karena kelihatan dari aktifitas saya yang lain dari mandi normal. sementara buat tayamum saja nggak tahu nih gimana, dengan celana basah gini. apa ganti dulu walau belum mandi. buat pergi ke kos aan gimana ya? masih ada perasaan nggak enak sama bapak kosnya kalo kelihatan numpang mandi. sementara kalo shalat disana, malu juga sama aan. terus urusan nyucinya gimana, apa ganti pakaian dulu disini sebelum mandi. dan kalo ia nggak ada (katanya sekarang mau ke kampus), apa musti ke rasyid. dan kalo rasyid nggak ada, kemana lagi ya? kepada allah lah segala urusan diserahkan. yang penting saya mah berusaha saja cari jalan keluar dan keputusan terbaik semampunya

kemaren malam sehabis makan, dan saya ngerokok lagi, saya dan andi ngobrol2 di depan puri indah (malam minggu kemaren juga ngobrol2 disini). dia katanya cuma tinggal duit 50 buat sampai akhir bulan ini dan katanya mau minjam lagi walau katanya cukup 10 saja. bingung juga saya kalo sampai dia kayak gini terus. kan lumayan jadi beban. dan saya tak tahu harus kasih solusi gimana atas persoalan manajemen keuangannya yang buruk ini. asli saya juga sudah bingung dengan masalah sendiri, apalagi buat mikirin masalah dia. walau kayaknya gampang saja sih. ia memang boros dan cara berpikirnya belum dewasa, tapi kalo dipinjami terus ini kan jadi beban buat saya. tapi ya gimana lagi. tambah pusing dah. senyum donk!

18`20

saya baru saja selesai mandi, kuputuskan di tempat pak lili. tadi pagi kuputuskan juga di tempat pak lili dengan ganti pakaian dulu baru mandi. ternyata siang menjelang sore tadi pas ketiduran gua nembak lagi (pas kejadian sih saya nyadar juga bakal repot tapi nggak kuat juga nahan keinginan melepaskannya hehe). jadi heran, apa ini pendorong buat segera cari pendamping. tapi saya kan tergolong belum mampu, baik dari segi pencari nafkah maupun buat jadi pemimpin keluarga. belum siap deh. dari segi kebutuhan biologis saja mungkin yang mendorong. tapi di kehidupan sehari2 saya mah nggak jelalatan amat. cuma kok kadang mimpi2 birahi kayak gini sering datang juga. jujur aja kadang sering piktor juga sebelum tidur. ah mudah2anlah bisa lebih nahan diri. akibat ini saya repot lagi. akhirnya dengan berpusing2 dan bengong selama mungkin lebih dari 2 jam memikirkan segala pilihan yang harus dilakukan (antara lain pergi mandi ke aan/rasyid dengan bawa celana ganti, kalo di tempat pak lili malu kelihatan bawa2 celana ganti, kalo di tempat orang lain bisa sambil bawa tas ke kamar mandi, tapi rada males, takut dikira macam2 sama anak kos sini karena saya nggak mandi di pak lili) saya putuskan mandi di pak lili tanpa ganti pakaian. habis gimana lagi. kalo ganti sebelum mandi kayak tadi pagi yah nggak total bersih kan dan juga alasan2 lain seperti: kalo ganti terus tidur malam nembak lagi gimana, atau karena dengan make celana yang ini sudah pas buat pergi mandi kesana, bisa buat nyimpan salep karena celana panjang yang satu lagi belum distrika dan lain... ah... pusing. bingung juga nih hukum fikihnya gimana dan besok mandi gimana?

karena kurang akrab dengan anak kamar lain (yang mayoritas anak banten yang rada sok jaim dan mentang2) emang terasa nggak enak dan menambah kesulitan hidup. ini disebabkan faktor emang sayanya yang nggak pandai bergaul, merekanya yang begitulah, dan kondisi saya yang membuat jadi menutup diri. untuk nyari kos lagi tampaknya saya harus njelimet lagi dan belajar dari pengalaman untuk menghadapi gangguan luar dan perbaikan internal untuk mengatasi gangguan dalam dalam rangka lebih nyamannya saya bersosialisasi dengan teman2 sekos

kadang, kayaknya sering juga, esa jadi kepikiran lagi. kira2 gimana ya pikiran dia setelah kami saling bertukar alamat dan berencana saling ngirim surat. kalo saya terus terang bingung mesti nulis apa, dan dia mungkin juga kayak gitu. kalo nggak dikirim kuatirnya dia ngira saya sudah berpaling ke lain hati (walau dia mungkin nggak pasti yakin ke saya, bahwa saya cuma mau dia). walau emang sih sekarang ada juga mikirin cewek lain seperti yang kemaren2 itu, tapi masih esa top levelnya, meski nggak sehebat tahun pertama disini dulu. jadi heran, kok karena jadi sedikit lebih tambah mengenal, semangatnya jadi tambah berkurang atau ini positifnya membuat saya lebih stabil, atau ini cuma karena belum kenal lebih jauh lagi. salah satu cara buat kenal lebih jauh lagi ya nulis surat, tapi saya bingung musti nulis apa, takut salah akibatnya. tapi sayanya juga nggak mau terikat ke satu hati seperti cinta ala barat. tapi wajah dia selalu membayang. tapi wajah cewek lain juga ikut ngeramain. apa betul saya tak bisa diharapkan dan terlalu bernafsu. tapi ini kan sesuai pedoman agama. tapi saya juga nggak sepenuhnya konsisten, juga karena barangkali masih lemah imannya. akhirnya buat saat ini saya musti bisa nahan diri, jangan sampai jatuh ke pilihan yang ekstrem. nb: mana tahu ia sudah berpaling ke lain hati, kira2 saya sedih nggak ya?

22`05

sebentar ini saya nelpon tomi buat nanyain telpon anjang (buat nanya soal cari kos). kira2 tomi pikirannya apa yah lihat saya udah lama nggak hubungi dia eh nanya2 anjang. untungnya dalam alur percakapan ia nggak nanyain. kan enggak enak juga kalo soal ini sama dia nggak minta tolong walau dia emang malas nolong. cuma ini soal etika khususnya basa-basi. dari percakapan ini saya dapat informasi bahwa dalam waktu dekat ini kami alumni ikasmantri bandung bakal ngadain pertemuan yang rencananya di lembang. nah buat ini saya diajak bantuin, entah sekedar basa-basi atau memang butuh. kayaknya dari suasananya kemungkinan yang kedualah. dalam rangka ini dia juga bakal ngumpulin anak2 di kosnya hari minggu besok. saya datang nggak ya? kalo sampai terlibat wah repot juga karena saya sekarang sedang repot untuk ikut2an acara apalagi nginap2an. tapi sayanya ngapain juga bengong terus disini, lagian dengan ngumpul sama anak2 ini akan menjadi peluang untuk mempermudah nyari kos sementara seperti yang direncanakan. atau apa ke anjang dan iqbal saja. kalo ketemu anjang berarti bakal ada link ke anak2 lain. kalo ke iqbal link memang putus, cuma kalo ngandelin dia ini memperkecil kemungkinan lebih dan juga tomi minta aku yang ngajak tu orang. ada yang kontradiktif memang tapi saya harus ambil pilihan atau ada nggak ya alternatif lainnya lagi? entahlah dan hidup pun terus berjalan. masalah2 harus dihadapi, datangnya saat bahagia disyukuri. dan tulisan ini jadi memori. dan air yang saya masak hampir matang, dan esa keingat lagi, dan sudahlah...

yah sudah terlanjur ingat si dia, ada fenomena menarik yang ingin saya tulis. ketika mendengar musik2 indah tertentu (dan terasa spesial di hati saya, misal intro coldplay di iklan rokok gudang garam yang lokasi iklannya juga saya suka pemandangannya dan seperti musiknya menghanyutkan ke suatu alam yang indah, seperti kenangan akan arau), saya jadi terkenang atau berfantasi ke sesuatu tempat yang indah dan disusul membayang ditemani seseorang yang spesial. sampai saat ini yang "paling" masih miss esa meski saya tak mau menafikkan pernah beberapa kali lebih dari sekedar suka sama cewek lain. bahkan saat2 tertentu itu juga karena hal2 tertentu dari cewek lain itu saya sempat (hanya saat2 tertentu itu) menyangsikan perasaan abadi (sebenarnya saya kurang suka istilah ini karena saya tak setuju pandangan dunia (biadab) modern ini tentang esensi cinta) kepada "urang lamo den". tapi secara kuantitas mayoritas si dia masih sangat amat dominan memperkosa pikiran saya. contohnya saja dalam sehari ini sudah 2 kali perihal dia ditulis, apalagi hari2 yang rekamannya tidak saya tuliskan (karena emang lagi nggak mood nulis, inilah biasanya penentu saya nulis agenda ini atau tidak). kembali ke soal fantasi tadi, salah satu tempat yang hampir selalu saya bayangkan adalah lembah arau. sungguh kenangan indah waktu saya jalan sama teman2 dulu (waktu perpisahan kelas 3) saat di depan terbentang tebing tinggi dari perjalanan setelah gerbang masuk ke dalam dimana kami jalan kaki. waktu itu saya jalan sama dona dan ada fase papasan dan bareng sama ajeng dan yang lain yang saya tak ingat. dengan dona saya ingat karena dari gerbang sampai dalam emang sama dia bareng terus. dengan ajeng ingat karena kami sempat saling bercanda dengan objek seekor sapi. cuma herannya karena inspirasi musik ini saya membayangkan (baca: mengharapkan) ada disana berdua someone that I love her (on... shit, I hate this word: fuckin love). ada hal yang menarik lho, waktu ketemu kemaren saya baru tahu kalo esa orang payakumbuh, asal ortunya kali. ia kanyaknya dibesarkan udah di bukittinggi. nah ini lho, lembah arau itu kan di payakumbuh. dan yani, teman cewekku yang manis juga orang payakumbuh. waralaba, jadilah ketika saya sedang terhanyut musik yang membawa saya ke alam fantasi kayak intro coldplay tadi saya pun berfantasi akan mengalami hal2 yang manis di kaki tebing lembah arau itu. ya... allah surgamu adalah lebih berharga. jauhkanlah bagiku seandainya ini menyesatkan. tapi kuharap ini adalah anugerah dari-Mu, cuma jagalah aku agar tak tenggelam

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
22-1

saya merasa tambah yakin akan janji allah bahwa ringan tangan itu tak akn membuat kita kekurangan, malah akan datang kelibihan dari arah yang tidak diduga2. akhir2 ini walau amat jarang saya mulai pernah sedekah, dibanding dulu yang amat pelit dan kuatir kekurangan. malah dengan alasan karena ini duit orang tua dan kami bukan orang yang berlebih (tepatnya mungkin kata: berlebih2 amat, meski ini masih jadi pemikiran buat saya). tapi alasan ini tak seekstrim dan sekuat dulu lagi. karena saya mulai makin sadar anak kemudahan yang diberikan akan rasa ikhlas kita. buktinya sekarang saya lebih merasa lapang memikirkan soal keuangan dibanding dulu. kalo perhitungan riilnya sih butuh hitungan yang njelimet dan bisa saja karena faktor2 yang tak terpikirkan dikarenakan sifat terbatas, tepatnya membatasi, ilmu pasti, cara ini tidak bisa dijadikan sandaran utama. jadi suasana hati bisa dipeganglah buat melihat suasana riil. bukankah kebahagiaan yang jadi tujuan kita itu adalah sesuatu yang abstrak dan materi cuma jadi alatnya, bukan esensi atau ukurannya. satu hal lagi soal kemudahan yang diberikan allah ini, mungkin seiring dan setimpal dengan kemampuan mencapai lebih baik lagi iman ini, adalah bagaimana saya terlalu berpusing soal mikirin tempat mandi (yang dikarenakan persoalan2 lain yang terkait) yang terlalu ekstrim mungkin (bahkan serasa mau mati, sederhananya: merasa buntu), toh saya sampai hari ini masih bisa mandi. terlepas bagaimana keadaannya dan yang penting bagaimana saya menyikapi dan itu keduanya membentuk suasana hati (yang lumayan oke saja hingga saat ini atau tepatnya disaat ini). mandinya di pak lili dan pernah sekali di stpdn, di pusdai, dan tadi di rasyid. walau ada kasus juga nih tadi pagi. saya nembak lagi meski sebelumnya emang sudah pake celana bekas nembak yang belum diganti, meski saya sudah mandi dan tetap shalat, tapi gara2 tadi saya nggak shalat subuh. saya putusin biar bisa ganti celana mandinya di tempat aan (berangkatnya rada siangan biar nggak papasan, mudah2an, dengan bapak yang punya kos dan tidak dilihat aneh anak2 sini). tapi aan nggak ada dan saya pun mandi di rasyid. untung dia ada, kalau nggak ada wah nggak tahu lagi nih mau kemana. rasyid ngetawain mandi saya yang lama (andai kau tahu). nggak tahu nih apa dia, dari bau sabunku dan mandi yang lama, bakal ngira2 masalah saya ini. tapi sudahlah ah, saya jangan terlalu pusing, ada yang ngatur hidup ini kok. yang penting usaha saja lakuin yang terbaik yang bisa saya lakuin. sehabis mandi saya dan rasyid ke kampus lihat nilai, lalu saya ke atm, makan, singgahin aan lagi (masih nggak ada), ke mushalla al-islam, ke kamar epul, ngobrol sama kang adang, lalu pulang dan sempat lagi mandi sore di pak lili radi. dan kata pak lili pompa sudah betul dan rencana mau dipasang besok. sungguh alhamdulillah, apa saya masih mau menjalankan rencana untuk cari kos sementara. nggak tahulah. yang jelas anjang sudah 3 kali dihubungi nggak ada terus. yah saya dapat pelajaran juga kalau pusing itu jangan sampai ekstrim karena jalan keluar pasti ada walau musti bersabar dan bersabar lagi. tapi ngomong2 karena pusing2 inilah salah satu faktor yang bikin saya kadang2 ngerokok deui


tadi di mushalla al-islam saya ketemu kang adang dan seperti biasa kami berlanjut ke forum diskusi, sampai2 saya dipinjami foto kopian tentang sekitar metode praktis gerakan para aktifis. salah satu isu utama diskusi kami tadi adalah soal kepemimpinan di sastra. berawal dari sikap saya yang mempertanyakan tentang uang buat presidium saat mengambil struk (kan presidium sudah mengundurkan diri semua). kang adang pun mendorong2 saya buat bergerak karena katanya angkatan 98 ke atas sudah berlepas tangan. tapi terus terang saya tak punya kapabilitas untuk ini. saya masih dalam tahap kemampuan melihat keganjilan, belum sampai pada tahap bergerak apalagi menguasai. dan untuk itu, kata kang adang, saya musti belajar (dan saya didorong untuk masuk hmi dan atau ikut2 aktifitas pergerakan sebagai sarana belajar, atau banyak2 ikut seminar, kalau perlu bolos kuliah, sadis juga ya?). untuk sampai ikut2 pergerakan itu mungkin saja, tapi saya musti pertimbangkan beberapa faktor dan tentunya saya dengan diskusi ini makin terdorong untuk bergerak. sekarangnya dalam lingkup kecil saya di dkm atau himpunan seandainya angkatan saya yang bakal menghidupkan. nggak tahu nih apa di kuliah ini saya fokus ke studi oriented atau ikut2an juga political intrict. yang jelas saya didorong2 oleh kang adang, buktinya dipnjami foto kopian itu. dan saya kayaknya nggak cocok kalau cuma studi oriented. tapi tetap saya harus banyak pertimbangan akan segala faktor yang ada: di dalam maupun di luar

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
25-1

saya mulai kegetolan ngerokok. kemaren waktu makan sama andi saya beli sampoerna mild kecil sebungkus. meski sampai sekarang baru saya hisap 3 batang, dan dada seperti biasa mulai terasa sesak dan kepala suka jadi pusing, saya kuatir juga bakal kebablasan lagi. apalagi sakit disini wah pasti repot kali. saya merokok mah memang sekedar menghilangkan kejenuhan ini. nggak kuat juga nahan diri karena cuma bengong dan tidur2an kegiatan sehari2. sementara buat beraktifitas terhalang kondisi fisik maupun no-fisik (misal: pengalaman bekerja di organisasi, kemampuan nyari kesibukan). tapi kalo kejenuhan ini saya isi dengan ngerokok kesehatan saya bisa terancam. mudah2anlah saya bisa untuk tidak lepas kendali

aan kayaknya tiduran saja kerjanya libur sekarang karena nggak ada kegiatan. saya suruh beberapa kali ikut les komputer dia kayaknya nggak punya kemauan dan sebab itu kuatir juga uangnya jadi sia2. yah keputusan di tangan dia, saya cuma ngasih masukan saja. kuatir juga kalo ia tidak diarahkan ke yang positif, kekosongan itu akan diisi dengan yang negatif. tapi yah rasanya cukup sampai segitu yang bisa saya lakukan. kalo terlalu dipaksakan mencari jalan malah karena tak matang saya juga bawa ke solusi yang merugikan. sementara saya karena demi menjaga kesehatan terpaksa juga nahan diri dari aktifitas yang sebenarnya bisa saya lakukan untuk mengatasi kebosanan ini. tapi mungkin ada rahasia di balik ini. kuatkah saya menghadapi keadaan ini?

kemaren saya nyamperin kang adang buat balikin foto kopian yang dipinjamkan dan tentunya kami pun ngobrol barang sebentar dua bentar. terasa sekali kang adang semangat buat ngobrol sama saya. meski bosan juga dia terlalu dominan bicara (antara masih diskusi atau ceramah sepihak), karena dia mungkin lagi semangat2nya mengeluarkan isi kepala sebanding dengan lagi doyannya baca2 berbagai buku yang diminatinya. dan juga menemukan mungkin bahwa saya orang yang bisa sesuai dan ngerti akan apa yang diwacanakannya. walau saya nggak merasa pas2 amat dengan hobinya. tapi bagaimanapun tentunya saya dapat menimba ilmu juga dari obrolan dengannya dimana saya mungkin belum ada teman selain dia yang obrolannya seide dan se-interes. selasa besok saya diajaknya untuk main ke perpustakaan batu api. terasa dia mendorong saya untuk terus rajin baca dan bergerak! dan sebagai salam basa-basi sebelum pamit tentunya saya bilang bakal mampir lagi kesana, karena buat mengkhususkan diri untuk datang ke kamarnya buat diskusi saya masih merasa rendah diri dan merasa menganggu aktifitasnya yang mungkin juga dikarenakan kami belum begitu akrab benar. tapi kemaren saya melihat dia berusaha membuat saya merasa akrab sedikit dengannya dengan cara merangkul saya waktu jaya dan dia keluar beli makan dan saya pulang. tapi buat besok ini dengan shalat ashar di al-islam saya merasa lebih pas buat ketemu dia. janjinya sih gitu, ba'da ashar di al-islam kami main ke batu api

beberapa hari yang lalu, saya lupa kayaknya kamis pagi, cahya kesini. hari sebelumnya juga dan kami janjian saya bantuin dia ke warnet hari itu. sebelum pergi dia juga ngasih dengan ikhlas sepotong karpet ke saya (karena dia sekarang nggak netap jadi barang2nya sebagian dibagi2 ke orang lain). alhamdulillah sebelumnya juga udah ada rencana untuk beli karpet tapi karena saya nggak merasa pas di kos ini saya mau tunda buat di kos berikutnya. lumayan dengan ini bisa menambah sedikit hangat kasur yang tipis di kamar ini. beberapa hari yang lalu juga, mungkin kamis juga, kang ujang juga main kesini dan kami pun ngobrol. andi ikutan nimbrung. terus kami ada rencana buat ke pasar suci selasa besok. saya juga alhamdulillah senang karena katanya kang ujang punya contoh surat pengajuan beasiswa

21`15

sebentar ini saya habis balik dari makan, seperti malam2 sebelumnya akhir2 ini bersama andi. dan dia karena katanya sudah habis "persediaan" minjam duit 20 lagi. tadi pun saya yang bayarin makan. sekali2 lah ini ikhlas saya anggap sebagai amal karena ia emang butuh. tapi tetap dia saya kategorikan bukanlah orang yang membutuhkan, melainkan karena nggak pandai ngatur duit. but thats ok buat kondisi kali ini. sebenarnya saya benci bila ngebayarin ini demi harga diri. kita yang dapat nama padahal itu duit orang tua. tapi kondisi berbasa-basi di negeri ini membuat mau nggak mau lebih baik ikutan gitu juga daripada bikin malu. tapi kadang memang harus berani nahan malu daripada kita yang tekor dan uh I hate basa-basi ini. tadi di jalan kesini kami hampir nginjak seekor ular yang lewat di jalan kami. maklum habis hujan

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
26-1

bangun pagi nembak deui, kepaksa aing subuh siangan. itu pun masih brrrrr kedinginan mandi, maklum musim hujan. kolor langsung dicuci dan dijemur. cuma karena hujan masih basah. malu juga rasanya ketika "manyampaian" segitiga pengaman itu di jemuran, tapi kumaha deui. mandi pagi teu kuat aing, siangan urang udah pada bangun. finally saya pun mutusin pergi ke du, but damn it, tomi nggak ada. padahal saya dapat kesan ia rada berharap saya datang. saya papasan sama hernal di jalan sebelum nyampe dan ia katakan kalo tomi malah ke taman sari, markas alumni smantri 2002, untuk bicarain masalah itu juga. hernal nawarin sih buat kesana tapi saya rada males kalo bukan sekedar alumni 2001. saya pun berencana ke iqbal saja setelah makan dulu. saya telpon ternyata benar ia juga mau praktikum (sebelumnya ia juga udah bilang waktu saya nelpon beberapa hari yang lalu). nggak tahu lagi saya musti ke siapa. saya pun balik ke halte bis du, bingung mau pulang atau ke suci (pasar buku) atau ke acara dangdutan di monumen dan shantyshow di gasibu. saya pun jalan ke monumen untuk sekedar lewat saja (pengen lama sih tapi takut keringetan, tapi juga males langsung pulang). terus saya ke gasibu sekalian lihat barang2 (rencana beli kaos). nggak ada yang ketemu (pasar pagi udah pada dibongkar). setelah beberapa menit berhenti sebentar liatin acara saya pun jalan ke pusdai. shalat zuhur disana terus ke toko buku suci buat beli kbbi. terus liat2 kaos di pusat sablon suci (nggak beli), kemudian baru pulang nyetop damri di depan pusdai. lumayan pusing juga waktu itu, mungkin pengaruh rokok. mulai duduk di halte bis sudah merasa aheng, waktu jalan hingga pusdai juga aheng2an (kayak orang bego nggak ada kerjaan rasanya). juga waktu masuk toko2 sablon, saya kira disana bisa beli kaos jadi dengan harga murah. rupanya disana sistemnya dipesan buat disablon (meski kayaknya ada juga yang udah jadi, katanya sisa produksi yang bisa dibeli, tapi nggak ada yang cocok). yah tetap saja saya aheng karena disana bukan tempat beli kaos jadi. waktu duduk2 di depan pusdai kepala ini sudah makin berat rasanya. ini selain rokok juga mungkin karena fisikku yang lemah. lagian cuaca juga berubah dari tadi yang waktu jalan keringatan dan panas lalu berganti ke berawan, dingin, dan pas udah naik damri baru hujan. nyampe disini, setelah belanja di indomaret, saya tidur sebentar ngilangin pusing, tapi tetap maksain mandi. sekarang udah mendingan setelah juga make koyo dan minum obat. wah gawat juga nih kalo sampe sakit, sakit yang satu ini saja belum total sembuh. tampaknya cuaca hujan sekarang ini rentan bagi fisikku. wah bingung juga nih. di kamar terus bosan dan serasa tak berguna, tapi berkegiatan dikit saja fisik nggak kuat. waktu beli kamus saya sempat nggak mikirin isi dompet. untung pas selesai kesepakatan (ditawarin 100 saya minta 70 jadinya 79), uang masih nyisa 7 ribu. padahal waktu itu saya sempat berpikir untuk beli buku komputer buat ganti punya teta dan beli kaos, juga lihat2 buku lain. sehabis itu saya langsung ke atm yang ada dekat sana dan nggak nyangka juga kalo disana 100-an (taunya pas udah masukin atm dan prosedurnya beda dikit dengan di jatinangor, untung selamat). makanya tadi buat mecahin saya belanja di indomaret. sehabis ambil duit saya nggak balik lagi ke toko buku dan beli kaos nggak jadi juga. rencana sih saya mau beli kamus ini sama kang ujang selasa besok. mungkin buat selasa besok saya bakal beli buku ganti punya teta saja dan kayaknya saya bakal ngajak ke palasari saja sebab ternyata di suci itu lebih sedikit jumlah tokonya. tapi saya juga musti mikir2 nih, duit mulai terasa defisitnya. bener deh sepanjang jalan di acara tadi juga suci, abdi teh aheng, maksudnya sejenis dalam kebingungan dan serba tak jelas gitulah. mudah2an nggak jatuh sakit nih. apa ya yang bakal saya planing buat ke depan menjelang kuliah nih. bete juga di kamar mulu. tapi kalo jalan wah fisik kuat dan mengijinkan nggak ya? yang jelas selasa janjian sama kang ujang dan juga sore sama kang adang mau ke batu api. terus saya ada rencana ke upi. terus tadi sama hernal saya tinggalkan nomor telpon aan, nggak tahu apa saya masih bakal dilibatkan. buat main ke jakarta kayaknya lebih baik tidak, demi kesembuhan total penyakit kulit ini. meski disini saja tetap ada kemungkinan hal itu masih bakal berlanjut, tapi yang jelas kalo main ke jakarta lebih memungkinkan buat parah lagi. terus kumaha atuh? yo wes lah, saya mah juga masih pusing dengan kapalo tempang ko, lameh den. tapi masih banyak orang yang hidup lebih susah dibanding saya kelihatan bisa (bertahan hidup, kalo nggak bisa dibilang hidup normal). ayolah wem, jangan patah semangat

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
29-1

soal penyakit kulit ini saya masih bingung nih kok belum beres2 juga. kemaren2 rasanya sudah hampir... tapi belakangan mulai lagi walau belum bisa dikategorikan kembali parah. dan kadang biasanya lokasi gatal juga suka pindah. tapi masih di sekitar situ, cuman kontol saya masih belum kena lagi. jadi make salepnya bingung juga. apa benar kalo udah nggak gatal di suatu daerah terus dihentiin. takutnya balik lagi kalo diterusin, apa nggak resiko. tapi kadang gatl juga ada muncul titik2nya di kaki dan tangan. nggak tahu apa ada hubungan sama yang di bokong (gatal yang di bokong kiri ini kayaknya pusatnya sebab nggak beres2 dari tahun lalu). meski biasanya hilang sendiri. cuma saya kuatir juga scabiesnya masih ada atau apa di kos ini sumbernya masih ada atau ada penyakit baru? masalahnya erik saya lihat sudah gatelan meski katanya karena alergi. juga disini banyak anak2 banten. padahal saya curiga penyakit saya ini dulu ditularin sama nugi karena dia pernah cerita kalo waktu di pesantren di banten dulu sering gatelan. aan kuliat juga sering garuk2an. terus juga ada kemungkinan sakit ini karena diobat orang karena ada yang nggak senang sama saya seperti dibilang apa. kayaknya saya harus pertimbangkan buat cari kos lagi. cuma bingungnya alasannya apa nanti sama anak2 sini terutama andi. selain juga pertimbangan duit yang akan keluar dan tentunya saya juga bakal nyari kos yang lebih terjamin seperti punya kamar mandi dalam dan merhatiin tetangga2, nantinya jangan sampe kayak yang sekarang. kalo penyakit ini disebabkan karena saya yang kurang bersih rasanya nggak juga. kalo soal keringat yang jadi masalah sekarang, saya seringnya mah cuman di kamar doang. kenapa ya? ah sudahlah, mungkin memang banyak hal yang di luar jangkauan pengetahuan dan kemampuan saya. yang bisa rasanya sudah saya usahakan. yah saya memang harus berserah kepada allah, sambil tentunya terus berusaha. mudah2an ini bukan hukuman tapi cobaan yang ada hikmah di balik semua ini. kalo belum maksimal mungkin saya harus maksimal lagi. tapi rasanya hidup saya sudah cukup terkuras untuk mikirin masalah ini. tapi sudahlah, tetap saya harus usaha lagi semampunya. sebab allah tak akan beri cobaan yang tak mampu kita pikul. cuman apakah kita sanggup tabah dan sabar menjalaninya

kemaren sama kang adang saya ke batu api. setelah cukup lama lihat2 saya pun akhirnya daftar juga di sana. bete juga rasanya saya lihat kang adang ngelihat saya yang karena memang orang baru dan nggak punya sifat gaul kurang berakrab ria sama orang sana, tapi mungkin ia maklum juga, tapi tetap saja rikuh sayanya. ngelihat biaya yang bakal keluar kayaknya saya lumayan merasa berat. tapi yah nggak enak juga udah disana. tapi emang kayaknya saya bakal butuh. kalo mau gratis emang ke perpus. cuma di batu api ini kayaknya selain lebih aktual juga buku2nya lebih sesuai selera kami2 dibanding perpus yang kebanyakan buku akademis dan juga dengan sering main ke sana kan bisa juga nambah pergaulan dengan sesama komunitas yang suka baca buku. waktu daftar itu saya juga berusaha mengakrabkan diri sama bang anton yang jaga itu. karena ia tahu saya dari sastra indonesia, dikenalkan kang adang, jadi ada juga sedikit bahan obrolan kami. rencana ke palasari nggak jadi karena kang ujang pulang kampung

17`25

beneran dah saya merasa nggak nyaman di kos ini. sekarang saja saya ragu nih buat ngambil jemuran ke bawah karena bakal lewat depan kamar bawah yang anak2 itu lagi nonton. bahkan untuk mandi saja yang di atas saya merasa nggak enakan untuk dilihat, karena kelihatan lewatnya dari bawah. takut dikira apa2 gitu karena saya seharian saja di kamar ini dari pagi. takut ketahuan harus "bersih2", walau mungkin saja ada yang sudah ngira. eric dan firman yang datang kemaren buat regristasi sekarang udah balik lagi. saya jadi kuatir juga untuk mandi di tempat yang mana tadi eric mandi disana. karena mana tahu ia masih gatelan. tapi musti kumaha deui. jadi makin kuat dorongan buat nyari kos baru nih but saya kurang tahu (yakin) mau dimana (belum jelas). apalagi sekarang pompanya rusak lagi (kerendam lagi karena kayu penyangganya patah sehingga jatuh ke bawah). dan saya kayaknya bakal numpang mandi lagi kemana2 kalo disini nggak ada air

saya udah selesai baca buku yang kemaren dipinjam. lumayan pegel juga rasanya setengah maksain buat baca. rencana sih waktu balikin nanti males buat minjam lagi karena besok rencana beli koran pr. meski saya nggak ada kerjaan apa2, badan pegel juga nih buat banyak baca. paling kalo lagi mood buat baca atau bener2 sedang bete aje minjam lagi (sehingga mood buat baca bisa dipaksain). akan tetapi jadi nggak enak juga nih bagi reputasi saya di depan bang anton yang jaga batu api itu. apa saya musti maksain diri (jadi rugi kalo nggak dibaca) buat reputasi ini. bingung deui!

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
30-1

tampaknya kebingungan dus kebimbangan lagi hot2nya mengisi lembaran hidupku saat ini. yah saya berada di tengah masalah yang datang yang belum jua terpecahkan. sementara disini dalam sunyi hidup terasa begitu membosankan dan ingin saya singkirkan. tapi jangankan cari2 kerjaan lain, masalah yang ada saja tak terbereskan. tapi saya bosan... bosan rasanya dan ujungnya bingung dalam segala tindakan (bahkan, mungkin). meski ada positifnya sih jadi lebih merenungi hidup ini. selama ini mungkin juga gitu. hidup saya cuma banyak renung2an kalo nggak dibilang tidur2an rasanya. but kali ini intensitasnya lagi di atas rata2 lagi karena kondisi situasi keadaan sekarang emang ada khususnya yang tak bisa disamakan begitu saja dengan waktu2 kritis yang lain. meski memang bukan kali ini yang parah. ya paling cuma sampai tahap bingung2an dan bosan2an. pagi ini, setelah subuh tadi jam 6 kurang, saya kepikir buat ke warnet, sekalian beli koran, sekalian makan. tapi jadi ragu juga. ke warnet seberapa besar urgensinya dan minim nggak resikonya (ex: berdingin2 keluar subuh). belum lagi tadi lihat cuaca agak mendung, kehujanan nanti gimana. bawa payung sebelum hujan malu. di warnet rencananya sih cuma mau periksa dan utak-atik email deui sama mau kirim tanggapan tentang sesuatu di buku kumpulan cerpen kompas 2001 (yang tidak saya susun dengan jelas, apalagi tertulis karena males, karena saking loyonya seperti kebanyakan hari2 yang lainnya juga) kepada redaksi kompas. tapi apa memang wacana saya emang bisa bagus untuk dimuat dan juga apa sesuai sama misi kompas. nah, bikin ragu lagi! selain itu, pertimbangan buat sekarang saya putuskan nggak jadi ke warnet adalah faktor ekonomi. duit target bulan ini tinggal 20-an. itu sampai besok tanggal 31. dan saya udah ada rencana yang meyakinkan buat hari ini (koran pr ada puisi) dan besok beli republika. lagian tadinya udah jam 6, nyampe disana jam berapa. kalo ngenetnya lewat dari jam 8 kan mahal lagi. bener, bandingin urgensinya sama resikonya kupilih nggak jadi sajalah. untuk koran kayaknya saya yes-kan, biarlah keringatan dikit. buat makan baru saja saya beli lontong kari yang lewat di bawah. buat yang lain2, nantilah dipikirkeun, abdi dahar heula nya'. satu lagi ketakmatangan saya dalam bergaul seperti tadi waktu beli lontong. bambang yang udah bangun dan berdiri di pintunya tidak saya tawarin dan sapa. meski saya merasa kurang berhubungan baik dengan anak2 banten itu, tapi sikap saya terhadap bambang tadi itu kayaknya emang bikin nggak enak. padahal ia mendingan dibanding yang lain dan tidak terlalu memuakkan. tadi ia rada banting pintu juga waktu nutup pintunya. mungkin kesal juga dia lihat sikap saya. dan juga seperti sikap2 saya sebelum2nya. tapi ya beginilah jarak saya dengan anak2 itu. cuma hal yang seperti tadi itu, yang boleh dibilang kesalahan, mustinya tak saya lakukan untuk tak memperuncing jarak ini. saya harus lebih memperbaiki cara bersikap terhadap orang lain (walau tidak mutlak), terlepas dari sikap orang lain itu. karena emang terasa kekurangan saya dalam pergaulan ini. jadi soal sikap orang lain itu mesti dikesampingkan dulu. jangan sampai menutupi upaya perbaikan ke dalam ini

beneran dah bengkak gatalnya manjadi lagi. saya tambah nggak yakin kalo ini cuma gara2 keringatan. saya bingung! bahkan kepikir mau cuti akademik (biar penyembuhan di rumah). tapi bingung juga gimana caranya dan nggak yakin juga kalo itu solusi terbaik, sementara besok udah mau registrasi. tadi saya udah ambil duit di atm. sehabis itu saya keliling cari kos baru rencananya (sampai diantar2 seorang bapak). dan saya jadi pusing kalo gini caranya, saya pun pulang saja. nggak tahu nih apa yang mesti bakal saya lakuin. apa berobat lagi ke upt selasa besok. gimana kalo ketemu seseorang yang dikenal (malu!). apalagi kalo ada pula anak kos sini yang berobat (kemungkinan). wah, dan lagi kalo benar ini masih scabies berarti mesti repot lagi dan rasanya nggak mungkin lagi disini. ya allah dimanakah saya harus berdiri. kemaren saya baca (sebelumnya juga udah pernah tahu mungkin) kalo rambut gondrong ini salah satu penyebab mungkin saya jauh dari rahmat allah begini. udah ada niat di hati sih, cuma kepala tempang ini... dan juga faktor waktu dan kondisi mungkin. ya allah kau tahu aku sungguh2 mencintai-Mu, meski tak mampu maksimal melaksanakan perintah-Mu. tapi tolonglah ya allah, rahmatilah saya yang bener2 lagi pusing ini. apa yang harus saya lakuin... ah tenang2, tetap berpikir jernih. tapi bener mah lagi pusing nih. tadi kepala saya bener2 gatal sehabis keringetan jalan (ketombe mungkin). kalo gatel yang di belakang emang udah beberapa hari ini mulai manjadi lagi, meski saya tiduran saja di rumah. makanya tadi saya mandi nyampo kepala. dan juga tadi waktu mandi ketika buang air klosetnya kelihatan kurang nyerap. karena takut tersumbat saya tadi juga udah nggak ngelap pake tisu lagi daerah kemaluan yang biasa saya lakukan. tapi sekarang pake handuk saja. nggak tahu dah, nyebar2 dah kumannya ke bagian tubuh lain. kondisi kloset membuat saya terpaksa lakuin ini dan juga saya udah mulai bosan. udah hampir setahun bertisu ria sehabis mandi tapi masih gini2 juga. ah mungkin ada yang salah dan kurang pada apa yang kulakukan untuk pengobatannya (dokternya juga...). tapi yah kondisi dan kemampuan yang segini jadilah masih segini. mungkin ini cobaan atau malah hukuman, tapi ini bukan akhir segala2nya bukan. dan hidup pun terus berjalan...

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
1-2

kemaren registrasi, dan seperti biasanya hubungan saya dengan anak2 sejurusan. tapi mungkin seiring waktu saya pun berusaha untuk lebih nyantai sedikit, nggak seminder dulu lagi. meski ada perasaan males buat gabung nongkrong dengan mereka. apalagi dengan orang2 yang bermata penuh ketidaksenangan entah dengan alasan apa. saya juga bikin ktm baru kemaren. habis itu nongkrong sebentar di stand irpan yang jualan buku. saya juga beli buku bekas di stand anak indonesia di sebelahnya. lalu lihat nilai. ngobrol sama jack. terus sama adi leutik jumatan. pulang jumatan ke bawah bareng isa, abung, dan nasir. oh ya pas waktu nyampe dekanat saya males buat gabung (merasa minder) sama anak2 sejurusan lihat nilai. tapi kebetulan ketemu andi, isa, dan adit disana. terus sama adit saya lurus saja jalan ke psbj. kabarnya rian mau ngadain jalan2 ke pangandaran. tapi nggak ada satu pun yang ngajakin saya, dan kalo diajak repot juga sih. cuma rasyid yang ngasih tahu dan dia pun nggak ikut. tapi bisa saja acara itu nggak jadi. sehabis itu saya ke kos rasyid. lalu kami keluar, saya makan dan dia ngeprint. lalu hari hujan, walau pake payung saya basah juga dikit. terus saya ngantar rasyid ke gerbang, karena ia sudah terlanjur basah (nggak perlu payung) saya jadi punya alasan balik. sebelumnya kami ada rencana mau ke kopma (ikut diklat sablon hari ini) dan pagi tadi ia sudah jemput. tapi karena kondisiku pagi itu saya jadi mutusin nggak usah saja. sebelumnya ia sudah suruh nginap saja di dia malamnya dan mandi disana. cuma kondisi saya nggak memungkinkan dan saya sebenarnya sudah pengen pulang duluan sebelum akhirnya acara jalan2 di hujan. karena saya nggak mau nantinya jadi terpaksa nginap dan alasan saya nggak mungkin diceritakan. soal penyakit ini saya masih nggak tahu nih langkah selanjutnya. nyari kos saya bingung gimana cara yang bagus untuk dapat yang bagus (nggak asal nanya saja). mungkin kalo sampai selasa ini masih atau tambah parah saya ke upt lagi saja. terus selanjutnya? saya kurang percaya lagi kalo ini gara2 keringat. tapi saya kuatir juga buat jalan. inilah salah satu alasan saya ragu buat ikut rasyid, atau muter nyari kos, atau main kemana saja. kumaha nya'?

soal ngurus beasiswa kemaren saya nanya kris soal contoh surat permohonan dan ia buatkan. tapi ya hampir sama saja simpelnya kayak kang ujang dan mungkin saya masukin kalo saya sudah yakin. pas kuliah nanti saja. cuma jadi tambah sama nilai semester kemaren yang mungkin menurun. ngajuin nggak ya? masih ragu nih, pun soal prosedurnya

13`25

saya ini orangnya emang suka kuatir. seperti pada kerepotan2 yang membuat saya banyak mikirinnya dan berujung bingung. kata sebagian orang sih jalani hidup ini nggak usah terlalu banyak mikir2, jalani aja! termasuk juga disini perasaan merasa ada yang salah pada apa yang telah dilakuin, seperti: saya kuatir juga kalo waktu ngomong sama esa dulu ada hal2 bodoh yang saya keluarkan sehingga menurunkan nilai jual saya di depan dia hehe (rasanya ada bagusnya juga kuatirisme gini daripada jadi orang masa bodoh, tapi jadi suka repot dan linglung sendiri). ah sudahlah, apapun yang terjadi yang dapat diambil pelajaran jadikan pedoman untuk perjalanan hidup selanjutnya dan yang terlupakan dan tak teringat ya emang sudah kehendak allah. kita emang nggak bisa bersifat perfect. yah segala sesuatu tak bisa terlalu direncanakan. jadi kayaknya segala kekuatiran jangan sampai menambah mundur hidup

tadi saya ke batu api lagi. untuk ke sekian kali (dari beberapa kali) orang mengira saya suku jawa berdasarkan wajahku ini. tadi bang anton yang ngira begitu. setelah ngaca dirakit2 emang juga bener sih. tipografi wajah saya rasanya agak njowo atau kurang seperti rata2 fisik orang minang. yah hidup memang tak bisa terlalu dirunut2 (secara indra manusia) karena ada hal2 yang merupakan loncatan kuantum (lain dari biasanya), meski secara metafisis itu jadi bagian dari keteraturan. bukankah sebuah kesatuan itu terdiri dari unsur2. ini yang menunjukkan bahwa kehidupan itu udah ada yang ngatur, yang nyiptain, dan untuk menangkap kenyataan itu tak cukup cuma dengan pemahaman yang bersifat material tapi juga bersifat transendental dan hatilah raja setiap nyawa (pusat yang memberi keputusan atas segala kerumitan dalam hidup ini). sekarang beralih soal buku. tadi setelah saya cuma lama lihat2 dan mikir2 akhirnya cuma minjam 2 fiksi populer (lima sekawan dan x-file). rada malu juga sih, anak sastra kok nggak baca yang lebih berat. tapi reaksi dari bang anton biasa aja tuh (emang saya yang suka kuatiran kali ya). saya suntuk juga kayaknya baca yang lebih berat itu karena rasanya lebih butuh energi dibanding baca2 yang bersifat hiburan (atau emang belum ketemu yang cocok dan mood saja, rencana tadi mau minjam cerpen kompas 2002, tapi nggak ada). cuma ada kekuatiran lagi nih. apa benar karya2 murahan ini adalah bagian dari kerja iblis untuk menyibukkan manusia dari hal2 yang lebih penting atau menanamkan rasa bahwa negeri dalam cerita sana lebih indah dan beradab. apalagi pada buku2 berat yang ditulis oleh orang2 dengan tujuan menyesatkan. cuma kadang nggak jelas juga mana yang baik/buruk bagi kita. cuma kayaknya ada faktor lain: gimana sikap kita terhadap apa yang kita baca. tapi kehati2an memilih bacaan tetap perlu sebagai salah satu faktor juga. bagi saya sendiri sebagai orang sastra akademis, mungkin baca cerita ini buat mengambil style penceritaannya, selain hiburan. tidak sekedar membuat saya, apalagi, kagum sama orang barat (pada suatu tata nilai)

16`40

kita emang bukan orang tolol. tapi meski kita hebat tak tertutup kemungkinan kita pun berbuat tolol. saya bukanlah orang munafik meski kadang berbuat munafik. yah saya baru saja habis merokok lagi sebatang. saya merasa perkasa karena bisa bilang tidak saat keinginan begitu mendesak. tapi justru kali ini saat tak terlalu pengen saya kalah. saya nyadar say no to smoking nggak terlebih karena iman, tapi terlebih karena kondisi badan (nah kerasa pusing nih kepala). tapi tentunya iman juga berkaitan dengan kesehatan. nggak bener juga rasa2nya kalo semata2 karena iman dengan menafikan faktor kesehatan. bukankah kebersihan (berkaitan dengan kesehatan kan!) adalah sebagian dari iman. yah kadang2 dalam hidup saya memang kalah. tapi bukan berarti menyerah dan sekali2 nggak melegalkan perbuatan ini. nah demi kesehatan saya akan usahakan sejarang mungkin dan seiring semakin kuat iman mudah2an bisa berhenti. total. mudah2an. saya rasakan hari2 saya sepi dari wanita (nanti malam minggu lho) dan dijalani seperti biasa yang nggak seperti biasanya orang2 kebanyakan. tapi buku harian ini lumayan didominasi juga oleh wanita, wanita itu lho. yah ekstrimisitas emang nggak bener kayaknya. yang bener dan aman di tengah2 dan lurus saja, mungkin. tadi saya mikirin sesuatu. saya lupa contohnya padahal penting nih! betapa bahasa yang ada (atau kemampuan kita menggunakannya) terbatas buat menyampaikan logika kita. nggak tau nih apa yang baca (atau malah saya sendiri yang baca kemudian hari) betul2 memahami maksud saya di tulisan ini. konsepnya sebelum dibekukan ke bentuk tertulis. tadi saya mikirin juga soal derita yang sedang saya jalani ini. kalo bener ini scabies, kalo kesalahannya bukan karena ada penularan dari orang lain, berarti saya nggak beres menuntaskannya. saya merasa udah maksimal, bahkan benar2 repot, yang mungkin digagalkan oleh kondisi (kalo saya jelaskan pula apa yang dimaksud kondisi di tulisan kali ini, wah bakal panjang kayaknya, jadi ya saudara pembaca harap memahami saja, bisa ditangkaplah dari catatan2 sebelumnya). dan manusia hanya berusaha, dan ini sudah kehendak allah. saya mah ambil saja hikmah dan pelajaran dari ini. dan yang tak terpikirkan biarlah menjadi kuasa/rencana-Nya (bingung nih milih kata yang tepat, tapi mudah2an lagi saudara pembaca ngerti). apalagi yang mau saya tulis? segini dululah

(setelah lebih kurang 1 menit)

tambahan nih. terserah mau dibilang puisi, kalimat biasa, atau kata2 orang bingung sendiri (saya juga lagi nggak mood buat jelasin). pahami saja. saya sebentar ini ingat sutardji. jadi ingat kredonya, jadi ingat kata "kata": "kata2, kupikir kau jangan minta merdeka, malah kau musti dijajah lagi. jika kau menolak berakhirlah budaya, peradaban. matilah manusia. dan you tak bisa nolak emang."

(setelah lebih kurang 10 detik)

satu lagi nih kata2 membingungkan. tapi saya ngerti donk. meski ya nggak 100% karena saya nggak mikirin lebih lama, yang juga kalo dipikirin nggak bakal nyampe 100%: "betapapun kejadian itu saya reka2, itu tak akan merubah keadaan karena itu telah berlalu. paling saya cuma bisa ubah perspektif saya aka itu. dan akan mempengaruhi keadaan walau seberapa kecilnya faktor cuma satu pihak ini. keadaan berubah, tapi bukan yang telah berlalu, tapi keadaan hasil dari keadaan lalu itu. walau mungkin sedikit saja

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
2-2

malam minggu orang pada nonton tv di bawah. saya (kayaknya) cuma sendirian di kamar, entah apa kata mereka. mau keluar makan juga rada ragu lewat di depan mereka. akhirnya jam setengah 10 saya keluar juga dan rupanya masih ada rintik2 hujan. saya pun bawa payung yang diparkir (habis dipinjam kemaren) di bawah. payung diletakkan sama yang make di bawah tangga di depan kamar yang lagi nonton. waktu ngambil payung saya pun, dengan risih, sedikit memalingkan muka ke anak2 itu dan ngucapin kata minjam yang asal keluar saja (habis ini payungku sendiri, tapi main ambil saja juga nggak enakan). dan entah pada didengar, dan entah pada siapa saya ngomong. pokoknya asal bergumam ini mulut. yang jelas saya pun segera palingkan diri untuk keluar cari makan. rencana makan di padang tapi jadinya di nasgor. kedai uda nan katanya anak limau manih itu udah tutup saya lihat. rencananya mau disana dan banyak juga kulihat kedai yang udah tutup. gerimis masih turun. selesai makan saya merokok lagi. beli samsoe sabatang lalu jalan ke karakter dan main sampai jam 1 lewat. main 3 jam lebih ini tak terasa emang. karena selain faktor komputer yang kurang berkemampuan, sayanya juga kurang optimal memanfaatkan karena masih belum mahir (bahasa inggris aja contohnya, kemampuan saya masih kurang buat mengikuti petunjuk2 dan informasi2 yang terlayar di monitor). saya selesai karena saya rada mengira orang udah pada nggak ada dan saya juga udah mau tidur. selain itu kepala ini pusing juga meski ada yang masih ingin saya bereskan (dan saya juga ingin memanfaatkan kesempatan kali ini buat sepuas2nya dan seberes2nya karena belum tentu saya kuat lagi untuk keluar malam). tapi saya pun putusin udahan dan ternyata masih ada juga orang. tapi ya udahlah kepala memang sudah rada pening, selain juga saya nggak puas dengan komputer no.14 itu. waktu jalan pulang pun masih ada gerimis. kepala ini lumayan pusing karena seperti biasa ndak tahan dingin. sempat kepikir buat tidur di karakter, atau ke aan atau kemana gitu, karena saya kuatir juga jalan ke kos kalo habis hujan gini. kuatir nanti ketemu lagi ular seperti waktu jalan sama andi kemaren2. tapi saya putusin untuk tetap balik ke kos. dan begitu nyampe saya pun tidur2an dan benar2 tidur. bangun tadi pun saya udah siangan dan karena dingin benar saya bangun udah jam 8 lewat. lalu saya pun ke pasar kaget karena ada yang mau dibeli. saya beli baju 2 potong dan sebuah kaset bekas (sekali, cuma seribu). rencana mau beli kaset coldplay nggak jadi karena di bajakan nggak ada dan tempat yang biasa jual kaset asli juga lagi nggak ada orangnya. sarapan pagi di sate ajo. lumayan murah baju kaos yang saya beli tadi (sekarang lagi dipake nih) dan saya kepikir kalo bisa dapat untuk dijual, lumayan prospek. tapi waktu transaksi tadi saya lupa nanya sama yang jual dimana ngambilnya. baru kepikir setelah itu. tapi saya ragu juga, etis nggak ya? ah nyantailah rejeki dari allah, nggak usah terlalu dikejar2. tapi dari hal tadi saya jadi semangat nih buat lebih cari informasi (dulu) buat dijadiin lahan kerjaan. tapi gimana dan kemana ya? ah sabar. saya mikirnya gini. kalo kaos kayak tadi saya bawa ke padang bagus kayaknya. apalagi ama bakal buka warung. bandung ini kan pusat konveksi/garmen, kayaknya menguntungkan bawa barang dari sini. cuma saya nggak jelas caranya gimana. yah paling itu, cari2 informasi terlebih dahulu (seperti sekarang lagi rajin2 buka halaman iklan di koran, termasuk lowongan kerja). dan jangan asal nanti malah nyusahin. harus diperhitungkan segala faktor dan kondisi (tapi jangan sampai dibawa pusing), dan tetap sabar. sempat kepikir mau beli mangga/mie (ah ini nggak usah dibahaslah kenapanya). sesampai di kos saya kemudian baru mandi. saya lihat tadi gatelnya udah rada kurang lagi setelah tiba2 parah beberapa hari yang lalu. jadi tambah ragu nih buat berobat atau nggak selasa besok. cuma kayaknya bagian tubuh yang lain ada yang mulai terasa gatalnya. karena sekarang saya tak pakai tisu lagi dan semua dilap pake handuk, mungkin sekarang mulai nyebar. mungkin selama ini gitu2 aja karena saya pake tisu. jadi kumannya terjaga nggak nyebar dan dikira udah nggak ada padahal masih ada. cuma nggak nyebar karena terjaga. wallahualam. apa hal2 seperti ini mesti dikonsultasikan sama dokter? tak tahu nih apa rencana saya selanjutnya dari sekian kasat-kusut pilihan. sekarang soal lain. buku batu api yang saya pinjam kemaren belum selesai saya baca nih, sekarang udah beli koran pula. padahal saya disini juga nggak ada kerjaan. tapi benar dah kepala ini nggak kuat lama2 ditegakkan buat baca. jadi banyaknya cuma bengong saja sambil mikir entah kemana. mudah2anlah ini semua ada hasil positifnya. jadi saya nggak sekedar hidup ngirup oksigen aja. maksudnya pengen dah hidup saya nih lebih berarti meski dengan kondisi seperti ini. ah prinsip keadilan pasti berjalan

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
3-2

saya baru habisin kacang goreng sambil minum kopi panas yang cool (good day coolin). masih nyisa hampir setengah, sambil denger kaset nostalgia yang dibeli tadi. dan tadi saya baru saja balik dari warnet. seperti kemaren, start dari jam 10 sehabis makan nasgor. tapi makan nasgornya bukan di lokasi yang sama--ah apa ini perlu ditulis ya, kadang saya suka mikirin hal2 yang bagi orang lain lewat aja--saya mungkin bosan kalo disana lagi. cuma pas lewat disana nggak enakan juga kalo si mas itu lihat. nggak tahu deh dia lihat apa nggak. yah dalam hal ini memang ada kontradiksi perasaan, antara kesetiaan dan refreshing. ah sudahlah nggak usah diperpanjang. kalo dipikirin terus hal yang kecil2 seperti ini emang bisa jadi serius ya dan malah mungkin bisa nambah kepusingan hidup. tapi otak saya mah terbatas. capek juga mikir apalagi nulis ini, sebenernya rada dipaksain dan nggak mood bener. lagian tema yang dibahas kali ini rasanya biasa2 saja dan ulangan aja, tapi rasanya juga nggak sepenuhnya. ada juga dorongan yang mengatakan ini perlu ditulis. kontradiktif lagi nih. tapi tetap saya mesti ambil keputusan dan inilah "sesakan" yang ingin saya coretkan disini. setelah bergumul di kepala tadi, setelah terjadi di kehidupan ini. meski kisahnya mungkin ngambang, abstraksinya juga nggak dimatang2in (sambil nulis ini pengonsepan jalan terus kan, makanya ada juga tulisan saya ini yang beda dari konsep semula, bahkan selain juga faktor keterlupaan atau emang ketakmampuan berbahasa/membahasakan konsep itu). dan tulisan ini mungkin, dan pasti kayaknya deh, tak bernilai mutlak (maksudnya dalam kerangka luas sebuah teks bukan penilaian objektisial semata yang memperlakukan teks sebagai teks lepas dari faktor lain). yah melebar lagi... udahlah! ini tah yang mau ditulis. ternyata beneren deh nggak terasa aja ngabisin waktu di dunia maya itu. saya pikir juga meski orang hebat tetap merasa keterbatasan waktu itu saking banyaknya yang bakal dikulik disana. kalo saya sendiri sih mungkin masih banyak terbatas di hal2 yang teknisnya aja sekalipun. apalagi kalo bener2 mau muasin survey kemana2 (pengen sih lebih berkembang lagi: seiring kemampuan kualitatif tentunya saya juga bisa mendapat dari segi kuantitatif, ceile...!). tadi saya banyak ngulik yahoo saja. mulai dari mail, news, hingga group dan briefcase

(saya baru saja nggak sengaja kaki ini nendang gelas kopi sehingga tumpah dan menumpahi lantai, buku 3 buah, disket 1, karpet kena pinggirnya dikit. apa hikmahnya ini ya? apa kejadian begitu aja? apa musti tidur? atau apa ya?)

juga tadi saya nulis keluhan di situs persatuan dokter kulit (mudah2an dibalas). nah selang beberapa waktu setelah ini saya lagi ngemove2 puisi buat di situs sastra, komputernya hang. saya nggak tahu apa bener ini cara restart (rasanya dulu berhasil) neken cpu buat dihidupin lagi dan setelah dihidupkan lagi saya nggak bisa browser lagi karena sepertinya nggak terhubung ke isp. nggak tahu nih dimana salahnya. perasaan kalo mau matiin musti monitor dulu baru cpu. tapi perasaan juga kalo mau re-start (kalo nggak salah ini namanya) jika komputer nggak jalan (yang entah karena apa) salah satu caranya ya kayak tadi, perasaan lho. cuma di cpu itu tombolnya ada 2. mungkin nggak ya saya salah pencet. buat minta bantuan saya rada males dengan beberapa alasan, rada malu juga, nggak mau dilihat lagi buka apa (lagi ngirim puisi dan situs dokter kulit). dan udah malam mending pulang sekalian nunggu balasan surat. tapi badan masih fit dan kerja belum beres. tapi tetap saya harus putusin dan saya pun pulang saja tanpa bilang2 keadaan komputer. kuatir juga sih kalo bener itu ada salahnya, web yang saya buka ketahuan apalagi emai nggak sign out. tapi nggak tahu nih apa bisa gitu dan lebih gawat lagi kalo dia ingat saya. kuatir juga nih email saya ada jebolnya karena ini. tapi yah seginilah kemampuan saya dan kondisi juga membuat ini terjadi. I cant wish this will perfect what I think. nggak tau nih kapan ke warnet lagi. notes: rasa2nya apa yang saya tulis ini hal yang biasa2 aja ya. padahal butuh energi nih buat nulis dan mikirinnya. dibilang mood kayaknya juga nggak, cuma merasa sayang aja nggak nulis. tak tahulah apa masih akan seperti ini format saya dalam dunia kediarian. tergantung kondisi kali ye dan tergantung niat di hati. walah kemana pula larinya ini. tapi rasanya emang ada kaitan. apa perlu dipikir dan ditulis pula ya tentang keterkaitan ini. ah udahlah, capek! selamat tidur para pendosa/ selamat menikmati sekelumit waktu tanpa dosa/ selamat tidur yang menyucikan diri, berniatlah/ selamat menabung pahala demi pahala...

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
4-2

akhirnya saya putusin untuk berobatlagi. terlebih dahulu saya ke warnet pagi itu. salah satu tujuan utama mau ngecek apa udah dibalas email saya ke situs persatuan dokter kulit. biar jadi masukan buat ambil keputusan, ternyata belum. disana juga dapat masalah, nggak tau dimana, disketnya nggak bisa dibuka. kuatir juga komputernya jadi error (sempat bermasalah), untung kembali baik. kemudian saya melangkah ke upt dan kata dokternya coba pake scabimithe sekali lagi, habis itu pake obat salep gatalnya aja. untung aja kali ini nggak ada perintah nyuci pake air panas dulu pakaian. cuma tetap disuruh ngejemur kasur (yang bingung saya selimut ini, gimana ya? terlalu mencolok, kalo cuma kasur mendinglah). tapi alhamdulillah mudah2an kali ini beres (walau mungkin bener2 nggak sempurna dan mungkin rasanya, tapi mudah2an kali ini lebih baik dari sebelumnya dan bisa sembuh). rencana habis isya saya mau pake, terus besok nyuci dan ngejemur. dan kayaknya sampe sekarang saya masih mutusin tetap bertahan di kos ini. saya curiga juga apa benar penyakit ini nular? saya liat akhir2 ini ada (kalo nggak banyak) yang pada ngejemur ria. tapi saya heran juga andi kok baik2 saja. padahal dia dari dulu sejak pedca sama saya. saya pikir dulu ketularan disana kok nggak kena dan sampe sini kalo benar ini menular kok dia nggak apa2 keliatannya atau penyakit ini saya dapat lewat cara apa ya? atau mungkin kegiatan mereka itu nggak ada kaitan sama saya? nggak tahulah. gelap semua karena saya kurang (kalo nggak dibilang hampir nggak sama sekali) berhubungan sama mereka. atau mudah2an semua baik2 saja. saya yang lagi kebelet sama coldplay ini akhirnya beli juga tadi. nyesel juga pas denger cuma satu yang lagu jagonya (saya pikir beberapa lagunya yang saya dengar dalam satu album, ternyata yang lain kayaknya dalam album sebelumnya). beginilah kalo lepas kontrol. tapi yah kadang2 kita emang kalah. tapi bukan berarti terus2an. dan tadi juga ngerokok lagi sebatang. waktu ngebalikin buku ke batu api tadi aheng juga. saya seharusnya denda tapi karena bang anton sibuk dengan rekannya (dan saya merasa nggak dianggap/dianggap mengganggu, aneh) saya cabut aja. dia ngangguk aja, saya kira beres, padahal nomor anggota saya belum liatin, nggak taulah...?

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
5-2

satu hal lagi yang kontradiktif dalam hidup saya saat ini adalah antara menghadapi cuaca dingin dan panas. kalo panas saya jadi keringatan dan kalo dingin kepala saya jadi pusing. repot juga kan untuk berusaha menjaga posisi di tengah. apalagi kalo dihadapkan pada kondisi2 yang menghalangi usaha (membuat sulit atau malah benar2 membuat mati langkah)

kemaren saya pake salep scabimithe juga dan tadi baru mandi. cuma oh sial (bukan berarti saya menentang kehendak allah, cuma ya kecewa juga, cuma nggak apa2 lah emang ini yang ditetapkan buat saya, entah ujian apa hukuman atas kesalahan). cuaca mendung, nggak ada matahari (sampe sekarang). gimana nih mau ngejemur dan nyuci. tak tahulah, manusia jika habis usaha cuma mampu berdoa. dan Dialah yang berkuasa menentukan dan kita memang hanyalah makhluk yang rendah dalam hal kekuasaan (dimana kekuasaan kita itupun atas kehendak-Nya). hal ini membuat saya merenung akan kesalahan2. tapi saya rasanya emang nggak kuat untuk benar2 bersih dan resiko yang saya pilih emang harus dijalani. namun ya allah, bener bagaimanapun ridha Engkaulah tujuan hamba. contoh yang saya anggap ini sebuah hukuman adalah saya masih ngerokok (meski kadang2) kayak kemaren dan sebentar ini sebatang. dan mungkin masih ada lagi kayak masih ragu buat motong rambut. tah inilah hidup emang perjuangan

12`50

ah tambah lengkap deh merasa sialnya, bahkan (mungkin keterlaluan) merasa terkutuk (tapi masih dalam batas ketundukan tadi lho!). waktu lagi kencing tadi mencret. kepaksa repot lagi. terus sehabis menjemur sebagian pakaian hujan mulai turun sekarang. masih gerimis setelah tadi pagi seakan2 mau cerah lagi. sebagian pakaian masih direndam dan kasur sama selimut belum dijemur. untunglah nggak selalu merasa sial. tadi waktu ke batu api relasi sama bang anton lancar2 aja. untung juga waktu saya lagi beres2 ini orang lagi pada pergi. sekarang bingung nih mau ngapain. tiduran di kasur ragu (apalagi nanti malam, gimana nih). bengong dah...

19`03

ada musibah baru lagi. sore tadi saya lihat wajah saya di kaca. ada gatal yang aneh di wajah (di bawah samping bibir) saya. nggak tahu apa ada hubungan sama scabies. tapi yang jelas kayaknya bukan jerawat. dari bentuknya yang melingkar2 (yang satu, yang lain kayak jerawat) saya jadi ingat bentuk gatal di selangkangan paha waktu sma dulu. tak tahulah apa pula ini. kalo parah, mungkin pulang juga nih

21`50

saya tadi habis ke rasyid, dia nggak ada. terus ke aan, juga nggak ada. nggak tahu kemana lagi, balik ke kos. rencana sih, masih ragu juga, mau main disana dulu terus ke warnet sampai pagi. sekarang kayaknya bakal tidur disini. nggak tau mah apa di kasur, apa di matras, apa di lantai. ya tuhan, saya sudah berusaha. mungkin kini hanya bisa minta kejutan yang manis dari-Nya. atau musti kujalani ketakmampuan ini (mungkin keterlaluan: kesialan ini)

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
6-2

rasanya kesialan itu terus bertambah. wajar emang seiring waktu yang berjalan; cuma untuk kali ini berada di saat2 yang (kalo bukan paling mungkin masih ada yang lain yang lebih) berat. ini masalah yang bertambah itu. tadi pagi saya ke warnet. sepulang sana saya lihat kamar mikir basah karena air di tong melimpah. dan saya kuatir dia ngira saya yang ngidupin air, padahal pak lili. tapi karena kami nggak akrab ini nggak bisa dijelaskan. dan ini bisa memperparah hubungan saya dengan anak2 itu. cuma tadinya saya dengar pak lili datang lagi. tapi nggak tau apa dia bilang kalo dia yang ngidupin. ah pusing mah (tapi ke warnetnya bukan masalahkah? tapi kayaknya masalah juga, cuma masalah yang menyenangkan, tapi apa bener menyenangkan?). terus tadi saya juga jemur pakaian lagi. terus jemur kasur dan selimut. cuma rada mendung juga. kadang matahari sih muncul juga. nggak tahu nih apa aman sekarang selimut dan kasur. terus pakaian terdahulu apa bener udah steril dan terlebih lagi yang di badan apa bener udah bersih dari kuman scabies itu. pusing mah, dan tambah masalah lagi! tadi saya lihat andi ngeluh ada bentol di tangannya meski katanya nggak (atau belum) gatal. nah saya tambah curiga apa benar ini gara2 saya atau ada sumber lain (saya lihat di kamar mandi bawah tadi ada yang pake jf sulfur juga, keliatan dari kotaknya). terus proses penyembuhan saya gimana nih kalo ada sumber lain itu. terus kalo saya yang jadi sumber bisa kebuka juga nih setelah andi kalo bener juga kena. dan makin tak aman saya disini, mau pindah kemana? namun di antara segala masalah ini, tentunya saya masih bisa menghirup udara ketenangan. dan kadang sekedar mencoba menghibur diri dengan tak terlalu memikirkannya dan hadapi saja apa yang akan terjadi tanpa pusing2. tapi jujur emang sekarang sedang pusing. merasa nggak hidup normal seperti orang lain atau diri saya sendiri di masa lalu. apalagi tambah masalah2 lainnya. yah tiap orang tentu punya masalah. tapi seperti yang saya tulis tadi, sekarang ini adalah (salah satu) saat2 kritis saya. tadi saya juga ke batu api balikin buku dan minjam lagi. kuatir juga orang pikir sayanya rajin padahal ada sedikit unsur daripada malu nggak minjam lagi. tapi saya emang butuh. tapi nggak rajin. mudah2an dilatih rajin dari kepura2an. tadi juga ke aan dan masih nggak ada (entah kemana).

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
9-2

sekarang malam minggu nih dan seperti biasa lagi. sekarang paling baca2, denger musik, bengong, atau nulis sampe tewas ketiduran. tadi udah beli makan sepulang dari balikin dan minjam buku di batu api. yang jaga bukan bang anton, tapi dia sempat datang terus pergi lagi. cuma saya nggak nyapa dan dia cuek aja. emang dia tipenya gitu dan saya kalo nyapa tadi mungkin lebih baik, menandakan sikap bergaul. tapi rasanya juga, dari situasi, bisa dipandang sok akrab. tapi rasanya emang saya masih menyimpan sifat kurang berakrab2 itu. pada sisi negatifnya seperti merasa sombong. walau bukan sombong sebenarnya, tapi istilah ini saya gunakan berdasarkan sudut pandang orang. kalo dari saya emang istilah yang cocok ya itu, kurang berakrab2 saja dan sisi negatif maksudnya susah juga sih dijelasin. cuma kira2 arahnya ke sikap menyombong itu, meski nggak pas juga. cuma nggak tau istilah lainnya untuk deskripsi ini. tapi suer kalo sombong saya mah nggak ada yang pantes disombongin. cuma kurang pandai mengakrabkan diri. itu tentu ada sebabnya dan salah satu sisinya mungkin menyinggung pinggir2 sifat sombong. bener2 sekedar menyinggung. dan mengenai bang anton tadi, mudah2an besoknya lagi biasa aja seperti dulu juga. saya kadang terlalu berpraduga macam2 dan nyusahin (merumit2kan saja). sementara ini dorongan untuk nyari kos lagi makin kuat. kondisi air yang sekarang membuat saya jadi tambah nggak nyaman. padahal cuma ada iman dan miki sekarang. apalagi kalo udah pada banyakan lagi. contoh nggak nyamannya seperti kasus kamis kemaren (catatan sebelum ini). sekarang tiap ngidupin air saya musti jagain dan juga yang bikin nggak nyaman saya nutup dulu kran bawah yang mana dalam hal ini saya jadi berurusan dengan wilayah mereka. belum lagi kasus penyakit gatel ini, seperti andi yang juga kena. nggak tau nih apa bener2 aman disini. cuma satu yang membuat saya ingin disini, yakni pemandangan di jendela (dimana dulu saya pengen beli kursi dan meja, tapi dengan kondisi sekarang kayaknya nggak jadi). dan 2 hal yang membuat saya ragu pindah: soal pengeluaran dan cara nyari kos yang bagus dan nggak asal. selain itu tentu juga ada alasan2 yang nggak prioritas. yang lain kayak (seperti yang udah pernah saya tulis) apa yang dipikir anak2 sini pas saya pindah, ngangkutnya gimana yang enak (nggak enak juga ngangkat2 barang di depan mereka), nggak enak sama andi (gimana jelasinnya), nggak enak sama pak lili, dan mungkin yang lain. cuma yang jelas keinginan untuk pindah makin kuat sekarang. cuma mungkin tinggal liat kondisi dan situasi. dalam beberapa hari ini beberapa kali saya kuat nahan keinginan buat smoking. lega rasanya pernapasan sekarang. cuma tetap saja keinginan untuk itu menggoda.

(nah beberapa saat yang lalu saya ingat esa lho, tapi nggak stress berat seperti waktu2 tertentu, biasa aja, mungkin karena saya makin jernih berpikir)

saya berpikir gini lho. soal esa saya masih benar2 secara berperasaan aja begitu kuat rasanya. nggak tau nih, apa ini cuma sekedar pengaruh bayang wajahnya dan rasa penasaran saya karena saya emang betul2 tak begitu kenal dia. tapi kenapa rasa ini begitu kuat, apa benar cuma karena hal itu. tapi tetap saya musti bisa berpikir jernih dan bisa mengendalikan diri. menghindari ekstrimisitas

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
10-2

ini hari terakhir saya sebelum menggenapkan diri telah menghirup udara bumi selama dua dasawarsa (menurut kalender matahari). wahat last? what have? what now? what will? ...oh me. tadi waktu bangun (seperti biasa siangan), saya pikir sekarang tanggal 11 dan shalat id versi muhammadiyah. terntata setelah lihat kalender sebentar ini baru tanggal 10. minggu pagi habis subuh saya ke aan menerima telpon dari padang. terus ke warnet, terus ke pasar kaget, beli kaset, kaos, pena, penghapus, kupluk, nasi, dan koran. terus nyuci, mandi, dan nggak keluar lagi. sore hujan, saya nggak beli makan lagi malam keluar, mie aja meski mulut sariawan. nggak smoking alhamdulillah masih tahan. mandi juga nggak. nggak tahu saya tidur jam berapa kemaren. yang jelas cepat dan shalat isya nggak tau juga apa saya kerjain. yang jelas habis baca komik ketiduran

21`12

malam terakhir dalam umur belasan, masa remaja. besok saya akan memulai usia kepala dua, menuju dewasa. ah terlalu romantis saya mah memperlakukan umur (apa yang telah kau perbuat? apa yang akan kau perbuat? di semakin dekatnya ke akhir dimana sekarang waktu berbuat!) tadi pagi aan kesini. dia bilang kalo ini malam disuruh teta kesana. kemungkinan teta mau ke jakarta. saya nggak tau nih apa bakal kesana. masih berat ke nggak (bukan berat, kesana cuma bener2 buat basa-basi doank, bete). cuma nggak enak sama teta. apalagi di telpon kemaren ama mambana supaya saya kesana. nggak tau nih. siang saya ke batu api, makan, terus ke kampus. di perjalanan saya sempat nanya2 dulu sebuah kos (udah ada calon satu lagi nih, selain tempat rifa kalo jadi pindah). di kampus saya ambil krs dan liat nilai2 yang udah keluar semua. banyak juga nilai yang di luar perkiraan. emang nilai kuliah susah juga diprediksi. kadang nggak sesuai perasaan kita. tapi alhamdulillah lah nggak jatuh amat, cuma ipk jadi turun deh. buat semester depan saya masih bingung nih bikin rencana, karena penyakit ini masih mendera dan kalo parah bakal menganggu lagi. sehabis itu saya ke indomaret. sebelumnya beli majalah gatra, baru pulang, utak-atik nilai, mandi, baca, shalat, baca, isya, terus sama andi keluar makan sekalian ngisi galon. soal andi ini ribet juga. sekarang ia lagi sakit2. tadi sempat pusing waktu jalan pulang. seperti biasa ia nggak memperlihatkan butuh pertolongan (di satu sisi kagum juga) tapi pura2 aja sehingga jadi kita yang mau nolong. ya emang susah orang biasa senang sekarang diajar susah. apalagi otaknya masih kekanak2an, mesti dikeloni. heran juga, dia nggak menghubungi ortu atau pergi ke bandung. tapi emang begitu kemampuan otaknya dan saya juga bingung gimana ngomongnya. apa bentuk kepedulian saya salah? ya mungkin emang segitu mampunya saya. kasihan juga sama dia, tapi emang tiap orang punya garis hidup tersendiri

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
11-2

ya tuhan, mesti repot lagi! tadi saya periksa lagi ke upt dan katanya scabiesnya masih ada. mesti sering lagi berobatnya, tambah ada jamur yang bakal lama mengobatinya. mesti nyuci tiap hari dan rendam air panas, belum lagi ngejemur2. wah saya jadi tambah stress nih, pulang (dengan salah satu resikonya mengganggu kuliah), pindah kos (tambah biaya dan juga tetap repot) atau mesti bagaimana? bingung dah...

tadi waktu saya mau keluar udah jam 10 lebih. saya lihat andi dan ia seperti biasa lagi terkapar belum makan. seperti biasa masih jaim untuk nggak minta tolong dan saya juga nggak bisa terlalu ngeloni. nanti tambah manja dan tambah nganggap gampang hidup ini. makanya sengaja saya lihat dia agak siangan. kalaupun pagi ia datang ke saya dan minta tolong pasti saya tolong, tapi emang begitu tipenya, tapi kalo dituruti... dan saya pun tadi belikan makan. mudah2anlah dia baik2 aja. heran masih saja dia bertahan kayak gitu, berharap dibantu tanpa ada usaha. nggak tau kenapa ortunya atau kakaknya belum juga dihubungi. tampaknya dia cuma berharap sama saya. tapi kalo dituruti ya dia akan gitu2 juga. kurang yakin saya dia bakal ngambil pelajaran dari ini. selain itu saya sendiri juga udah susah dan tambah susah kalo saya menjadi orang seperti ia harapkan. mudah2anlah dia baik2 saja. repot saya mikirinnya

20`00

beneran dah otak saya rasanya tak mampu mencari jalan keluar untuk mengakhiri riwayat penyakit kulit ini. mungkin saya akan terlempar lagi ke jalan yang tak juga menyelesaikan. begitu rumit rasanya. ya tuhan, tolonglah! apa mungkin saya masih kurang sabar? kalo dibawa nyantai sih kayaknya ya masih bisa aja (dan belum merasa kiamat kok). cuma beneran dah, kalo dipikirin otak ini rasanya mau pecah... buntu. kalo nggak dipikirin ya emang jadi nggak stress. cuma masalahnya apa saya musti cuma berharap saja lagi pada sesuatu yang tak terduga. tapi saya pikir saya mesti berusaha mencari pilihan terbaik (yang saya mampu) untuk jalan keluar masalah ini. mudah2an nggak sampe stress. dan malam ini kayaknya saya bakal memikirkannya. kadang saya merasa sial, merasa terkutuk. tapi kadang terlalu naif juga, bukankah juga ada saat2 yang sangat bahagia? ini masa2 hari raya kurban. mungkin kini saya mesti tabah berkurban. bukti iman. tertancaplah engkau dengan kuat di dada ini. jangan goyah! kuberdoa, kuberusaha, dan kuberserah diri pada-Nya. kadang saya merasa dan merasa orang akan menilai saya terlalu bodoh dan idiot untuk hidup di dunia ini dalam hal masalah ini. tak apalah tiap orang ada kekurangan, sebagaimana kita kadang merasa punya kelebihan. tapi kita musti kembali netral, bersyukur atas apa2 yang diberikan dan ditetapkan

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
12-2

malam nggak kepikir, tapi cepat juga ketiduran. pagi juga stress mikirinnya dan kuambil aja keputusan: make scabicid sisa yang dulu terlebih dahulu. selanjutnya nggak tau nih, liat perkembangan. yang jelas saya berusaha. sekarang lagi masak air buat merendam handuk dan sebuah celana dalam. benar2 nggak kemakan sama otak saya cari jalan keluarnya. mungkin saja ini tak akan mengakhiri problem ini

12`55

aku punya rencana ini itu... tapi tuhan jua yang memutuskannya. kupikir aku dapat jalan keluar, namun tuhan berkehendak lain. seberapapun aku berusaha, sampai hampir stress rasanya, tak mempan jua. tuhan membuat kondisi di sekelilingku tak memungkinkan untuk memutuskan segala rencana dan Ia tak hanya punya yang di luar diriku, tapi ia juga punya aku. dibuat otakku ini tak mampu juga menyelesaikannya. aku boleh berharap, aku boleh berpikir, aku boleh yakin, tetapi kehendak tuhan juga yang berlaku. sampei sekarang ia belum memberi jalan akan inginku. percuma berharap pada dokter, pada uang, pada orang lain, pada cuaca, pada keadaan, bahkan pada diri sendiri... aku cuma bisa berharap pada-Nya. ini contoh yang membuat saya selalu merasa buntu. taroklah saya pilih pulang dan pake resep obat yang diberi dokter yang tentunya dengan pulang tidak mendapat hambatan proses penyembuhan seperti disini. anggaplah pengobatan kali ini udah bener. kalo misal nggak beres dan merasa aman dalam satu bulan, kuliah saya (yang emang udah keganggu) bagaimana?. taroklah dalam satu bulan itu selesai dan saya balik kesini, apa musti disini lagi atau pindah kos? tetap aja ada persoalan. apalagi kalo misalnya pengobatan kali ini juga belum final (seperti dulu2 juga), terus saya berobat ke rumah sakit jati, bagaimana kalo dapat pengobatan seperti dulu lagi dan ini bisa berujung saya berbulan2 disana. belum lagi persoalan saya kalo pulang itu selain ngurus ini ngapain aja? kalo ngapa2in nanti yang ini bisa terbengkalai dan kalo nggak ngapa2in bete kan? belum lagi malu sama orang2 alasan saya pulang kali ini. belum lai capeknya di perjalanan nanti dan mungkin masih ada soal2 lain. makanya saya nggak merasa yakin kalo ini solusi terbaik. solusi2 lain seperti pindah kos atau tetap disini dan make obat baru, atau yang lain mungkin ada akan butuh tempat lagi untuk saya jelasin. yang jelas saya juga banyak dapat penjelasan seperti yang pertama. nggak ada yang saya yakin dapat menyelesaikan persoalan ini. solusi yang saya ambil sekarang pun bener2 cuma make pertimbangan rasa aja saya pikir yang terbaik. mungkin juga pertimbangan praktis. saya udah merasa buntu. terus scabicid lama masih ada dan sabun mandi tinggal sekali lagi sebelum yang baru. duit cekak untuk kos baru dan butuh waktu dan belum tentu ada (kalo diusahain sih ada, cuma jadi memberatkan), kalo nelpon ke padang dulu, galon air yang masih penuh sayang ditinggalkan, dll. dengan ini saya mungkin bertujuan sekedar mengulur waktu mencari solusi yang lain, walau dengan resiko karena saya tidak mengerjakan sesuai anjuran dokter. tapi kalaupun solusi itu belum juga akan datang, saya pasrah. mungkin ini sudah kehendak tuhan dan saya akan terus berpusing2 lagi dengan urusan ini. terus berusaha sambil berharap ini akan berakhir

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
13-2

merasa sial deui... sial deui (tentunya tanpa menafikkan rasa syukur saya pada hal lain yang tentunya banyak yang pantas disyukuri). tadi pas saya ke kampus ngisi krs, jemuran saya basah (termasuk handuk yang akan saya pake sore ini setelah make scabicid dari kemaren). padahal saya pikir tadi pagi hari cerah, makanya saya pindahkan dari tempatnya sebelumnya yang terlindungi. eh tau2nya hujan turun sebentar tengah hari. kadang saya merasa dihukum, atau apa disuruh terus berpikir? ah terima ajalah. salah satu contoh rasa syukur saya di tengah rasa sial ini adalah: tadi waktu shalat zuhur di ibnu sina saya lihat ada orang yang shalat nggak bisa duduk tahiyat. kayaknya ada yang sakit dimana gitu. wah saya masih mending, masih bisa beraktifitas, meski dengan ini aktifitas terganggu. cuma yang jelas dengan penyakit ini saya dibikin bingung, serba nggak pasti, dan saya merasa nggak mampu buat rencana karena kondisi selalu menghancurkan rencana saya. yang jelas saya yakin ini ada hikmahnya dan saya akan terus berusaha semampunya sambil berharap sembuh. tadi saya ngisi krs di kampus. dengan pertimbangan kondisi sekarang saya ngambil sks sedikit saja biar ip nggak terlalu hancur kalo misalnya kuliah jadi terbengkalai. tapi ada kemungkinan juga saya pkrs, setelah saya lihat kondisi setelah 2 minggu ini. tapi nggak yakin juga sih. yang jelas keputusan sekarang inilah yang saya pikir terbaik. kalo belum sembuh juga mungkin saya pualng, munmgkin ngobatin sendiri disini dan cari kos baru, atau mungkin tetap. obatnya mungkin resep yang kemaren, mungkin berobat lagi. yah penyakit ini memang lumayan mengganggu studi dan aktivitas saya. nggak atu apa saya mampu mengatasinya: mengatasi ketakmampuan melaksanakan studi dan aktifitas meski masih menderita sakit ini ataupun memberantas penyakit ini biar studi dan aktifitas lancar (dan mungkin juga ketemu tantangan baru). yah semua udah diatur, mudah2an saya lewati dengan baik. tadi andi juga kesini lagi. dan seperti biasa dengan tidak mampu berterus terang dan sambil ketawa2 berharap saya ngerti. minjam duit lagi untuk terakhir kali karena besok ia katanya dapat kiriman lagi. saya bilang dia pura2, nyangka dia udah dapat kiriman aja, agar ia tak sedih. saya nggak mau ngurus kekanak2an sikapnya. mudah2an dia belajar dari semua ini. tadi sebelum pulang saya mampir juga ke aan dan cerita dikit aja kalo kondisi masih begini/parah lagi. cuma saya bilang biar saya sendiri yang ngomong sama ama, tergantung kondisi nanti. misalnya minta duit buat nyari kos baru. sekarang saya juga lagi bingung nih. rencana mandi pake handuk yang sudah dicuci pake air panas itu agak gagal karena sekarang masih basah karena hujan

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
14-2

sebentar ini baru saya akhirnya mandi. selain syukur2 karena akhirnya bisa mandi sekarang dll, ada juga sialnya kali ini. mandi tadi air bak cuma setengah dan pam nggak jalan ke atas, sehingga saya mandi dengan air yang rada kotor. rencana keramas gagal dan rencana mandi benar2 bersih gagal. terus gimana? nggak mandi juga? kalo ke bawah jika nggak benar2 terpaksa tidak akan saya lakukan mengingat hal2 yang tak perlu saya bahas disini (mungkin ada di catatan2 sebelumnya). pakaian belum kering semua eh tadi jemuran rubuh. sekarang pakaian saya lagi ditumpuk di bawag. saya nggak bisa campuri urusan mereka2 itu. untung celana dalam dan handuk udah saya ambil (ada untungnya kadang dirasa, nggak sial mulu). tapi tetap aja banyak yang dirasa sial dalam hari2 ini. mungkin ini salah. tapi emang itu yang saya rasa sekarang. kayak tadi teh manis saya tumpah. pindah? pulang? tetap... bingung

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
15-2

kemaren sore, setelah paginya beli nasi di ibu yang di belakang, rencananya mau makan keluar sekalian balikin buku eh hujan gerimis turun. pake payung bisa sih, cuma karena hujan gerimis kecil jadi malu juga pake payung segala. hari siang pula. sebagai laki2 kan nggak apa2 basah2 dikit. tapi saya karena lagi menderita sesuatu ini kan lagi nggak bisa basah2. terus nantiin gorengan nggak juga datang. saya pun makan mie dengan resiko sakit perut. dengan persiapan kalo pengen boker bisa pas mandi (karena penyakit ini juga saya nggak bisa boker seenaknya kapan saja). oh ya pas mandi itu airnya kotor karena cuma berisi setengah baknya. air ke atas nggak jalan kayaknya ada yang sengaja matiin ledeng di bawah (entah disengaja atau tidak, ini menambah keinginan buat cabut). pas saya ngidupin lagi siang ternyata jalan. semula saya pikir ledengnya terlalu lemah buat ke atas, di bawah ngocor. kayaknya ada yang nggak senang saya matiin ledeng bawah biar air naik ke atas. tapi gimana lagi, komunikasi saya emang nggak ada dengan mereka. ah sudahlah. kemudian malam saya keluar lagi. balikin buku dan makan lagi rencananya. batu api tutup, lalu saya ke aan. ia nggak ada, lalu saya makan di pecel lele ciseke. lalu shalat di mushalla dekat sana, ketemu mahrom. lalu saya balik ke aan, nggak ada juga (nggak tau apa lagi di kamar temannya), lalu saya balik. di jalan merasa sial juga waktu nginjak lumpur. kalo celana yang baru diganti ini kotor lagi, kan repot lagi di masa2 yang lagi repot ini. kemudian pagi tadi (seperti biasa, sekarang jarang bangun pas azan subuh langsung shalat) saya mutusin pergi nelpon dan saya jelasin sama ama soal mau ambil kos baru. merasa bersalah juga tadi waktu saya nyebut2 soal ip turun setelah memberatkannya dengan tambahan uang. tapi ya begitulah, omongan ini begitu saja keluar tanpa sempat dipikir masak2. kemudian saya di warnet agak sejam. eh ternyata saya masih berharap juga esa ngirim email. tolol, padahal secara rasional harusnya saya mempertanyakan kalo sampe dia yang lebih gencar. tapi saya duga, ya ini cuma perasaan saja, dianya juga lagi nahan diri berharap saya kirim surat. tapi sayanya nggak bisa euy. di warnet saya lihat email dari ajeng yang ingat ultah saya... duh, terharu juga ada temen yang peduli. satu lagi yang tahu ultah saya (ngucapin langsung) adalah wida pas ngisi krs waktu sama temen2nya duduk di kantin pedca. ini mungkin karena ultah saya sama ama feni. dan tentunya ortu di rumah juga ingat. ah tapi saya mah tak mau jadi berjiwa kerdil lagi dengan terlalu mikirin ulang tahun2an ini (meski perlu juga sih, sekedar refreshing). selebihnya sunyi sepi seperti tertutupnya hari2ku hehehe. dari warnet saya balik, setelah terlebih dahulu makan kupat tahu. saya pun mutusin juga tadi ikut training dkm. nggak enakan, apalagi waktu dari warnet kesini tadi papasan kang cecep. sebenarnya saya ragu untuk aktif di dkm. penyakit saya memberi alasan untuk saat ini (kuliah aja saya ragu maksimal). dan juga alasan masih gondrongnya saya (dalam pengertian pandangan orang akan saya). udah ada niatan motong rambut, cuma tinggal nunggu saat dan kondisi yang pas. tapi nggak enak juga kalo ngehindar (kayak kasus mentoring sama kang mulyadi) dan lagian saya emang merasa senang di dkm. rasanya kegiatan di dkm inilah alasan presentatif bagi saya untuk nggak cabut dari kuliahan disini. tapi mudah2an lah tuhan kasih jalan keluar karena aktifitas saya ini di jalan-Nya. acara training tadi diadain di stpdn. terkejut juga saya udah langsung dimasukin kepengurusan (di divisi rumah tangga, semacam jaga2 barang lah). yah meski merasa tak pantas di tempat yang lebih berat lagi, tapi tak apalah. lagian inikan organisasi pertama saya. ganti belajar dan ini tentu ada hikmahnya. di acara tadi (untung nggak sekuat yang saya perkirakan tekanan atas penampilan saya) saya sama salah seorang pemateri nanya soal hubungan antara orang teoritis dengan orang yang pengen praktis (dimana saya ini merasa cenderung teoritis dan susah berhubungan dengan orang2 yang praktis) dalam materi tentang manajemen organisasi. jawabannya: musyawarah. emang nggak terlalu memuaskan karena terlalu umum. tapi saya harus tahu diri untuk nggak terlalu kelihatan dengan nggak terlalu vokal. waktu ngomong tadi saya masih rada gemetaran juga (emang nggak biasa ngomong di depan khalayak sih). apalagi yang saya omongkan terlalu berat rasanya dibanding kemampuan saya untuk menyampaikannya. tapi lumayanlah. makin lama kan makin baik. waktu pulang menjelang maghrib tadi ada hal yang aheng lagi. saya pinjamin payung pada yang lain buat bawa wireless. akibatnya sayanya musti basah dikit. untung juga nggak sampe celana, penyakit nih urusannya. saya heran juga, niat udah ikhlas kok tuhan masih mempersulit. tapi ya ini mungkin ada hikmahnya juga. kalo emang ditakdirkan sakitan lagi ya kumaha deui. pas yang bawa payung naik angkot, saya nggak kebagian tempat duduk. saya pun di belakang ke batu api dulu balikin buku baru jalan di tengah gerimis ke tempat cecep dan fajri yang bawa payung. ketemu di dekat karakter karena saya udah tahu tujuannya. saya merasa aheng juga tadi pas ngambil payung. nggak enak dikira nggak ikhlas nanti. andai mereka tahu saya butuh. saya sengaja aja tadi jalan dulu ke ciseke, ke tempat aan, biar ketemu mereka daripada nanti saya musti keluar saat hujan. tersiksa saya kalo basah2. ya allah mudahkanlah urusanku dan tetap kuatkan imanku. amin. setelah paginya air nggak jalan. setelah nyuci di bawah (kemaren ngerendam kolor sama air panas), saya buruan mandi di atas yang masih ada air setengah. tapi nggak sekotor kemaren. alhamdulillah pas mandi maghrib tadi air ada penuh. meski mandi malam dan sekarang badan nggak tau nih agak "kurang" dikit. jemuran nggak tau saya apa bener udah kering. ada yang minggirin ke tempat teduh, sepatu juga. alhamdulillah, rupanya ada juga yang baik. bingung juga nih kalo musti nurutin kata dokter musti ganti celana dalam paling kurang sekali sehari. gimana nyucinya (apalagi tambah rendam air panas) waktu musti dijemur di musim hujan gini. yah hidup terus jalan. bisa sih bisa, tapi akan kelihatan parade kolor saya. apalagi disini! repot emang, pusing emang! tapi sekali hidup terus berjalan, siap tak siap, yakin tak yakin betul, harus memilih juga apa yang akan dilakukan. dan terima kehendaknya apa yang akan terjadi

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
19-2

kejadian2 beberapa hari yang lewat karena saya lagi nggak mood ya nggak nulis. paling di kali ini aja saya tuliskan apa2 yang masih saya ingat karena sekarang lagi mau nulis. betapa badan keringatan waktu bolak balik ke kampus kemaren, ada kuliah pagi jam 8 dan siang jam setengah satu. rencananya mau duduk di pustaka saja. cuma karena ada dua senior 99, amin dan seorang teteh yang saya lupa namanya, yang acuh tak acuh denganku saya jadi nggak betah lalu balik ke kos. kemudian juga waktu senen sehabis zuhur rencana eks panitia mentoring 2002 ngumpul sehingga saya shalat di al-muslih. anak2 saya nggak liat, paling mahrom yang datang pas saya pulang, tapi saya pulang saja karena udah di jalan papasan. disana saya liat keliatannya pengurus dkm mau rapat, tapi pas saya bilang mau pulang sama febri dia nggak nahan. yah terasa saya nggak diharapkan dan saya musti tau diri. juga mungkin ada keluh-kesah, rasa sial dan untung dalam 3 hari yang lewat yang nggak saya tulis karena baru sekarang aja mood. oh ya saya sempat mampir di calon kos baru nanya2 lagi. belum saya putusin pindah apa nggak. liat perkembangan kondisi penyakit ini dulu

baru sebentar ini saya makan ke ikonyo. rencana mau liat2 kos di daerah sana (biar dapat lebih murah). tapi ragu juga dan nggak jadi. tadi juga waktu lagi make salep hampir keliatan eric. dia datang buat balikin duit yang dipinjam beli gorengan kemaren. untung pintu saya kunci sehingga saya bisa pake celana dulu baru bukain pintu. soal penyakit kulit ini juga saya cukup kesal kemaren waktu eric datang ke kamar mau nyetem gitar. pas saya lagi kerja dia liat majalah tempo yang baru saya beli dan lalu dia baca dulu itu disini. keselnya dia duduk2 di kasur ini, lama lagi. saya kuatir juga kasur ini belum steril, tapi saya nggak bisa ngomong. entah ini sial atau apa. lagian dia keliatan masih gatal dan garuk2an, kalo nyebar ke saya kan gawat. yang sekarang aja udah repot. tapi kayaknya gatalnya dia bukan dari saya. terbukti setelah sempat pulang kampung dia nggak curiga ke kamar saya. gatalnya andi juga cuma alergi. cuma heran juga kok anak2 yang lain, entah siapa, mungkin cuma beberapa orang atau satu dua orang, keliatan sering jemur sprei dan kasur. apa menular ini, entahlah. ah kondisi sekarang bener2 bikin bingung kalo dipikirkan. pindah atau pulang entahlah. yang jelas rencana saya disini aja dulu sampe bener2 kepaksa cabut

satu lagi persoalan yang bikin repot mikir sekarang. kemaren malam saya ikut ke mentoring kang mulyadi. nah disini saya kayaknya bener2 bakal terikat. kali ini namanya liqo, mungkin bagian dari pengkaderan partai keadilan saya rasa. dan terus terang persyaratan buat gabung disini cukup berat buat saya. perkembangan keimanan saya rasanya emang beda dengan rata2 anak liqo yang lain karena saya berdasarkan pemahaman. saya belum bisa taklid dan nurut pada pimpinan seperti apa yang musti terjadi jika saya gabung dalam jaringan ini. cuma di sisi lain saya juga mikir apa saya akan tetap kebingungan sendiri tanpa komunitas seperti sekarang. kalo misalnya saya kuat buat nggak neko2 dan disiplin, tempat ini prospek buat membawa saya ke kehidupan baru yang lebih dinamis. seperti kami ada rencana buat mikirin kegiatan2 yang bukan tak mungkin mengarah ke bisnis nantinya. seperti yang dibilang kang mulyadi udah ada rencana pelajaran perakitan komputer dan yang pasti juga saya akan ada banyak teman berbagi, yang intinya punya komunitas. saya suka sih sama mereka, tapi pertanyaannya apa ini cocok buat saya. ini masih jadi bahan pemikiran buat saya. belum lagi jika dikaitkan dengan pemahaman keagamaan di tanah kelahiran saya dan yang jelas dengan hati nurani saya sendiri. yang jelas saya berusaha untuk tetap yakin seperti yang terdapat dalam al-quran entah ayat mana yang bunyinya: bersama kesulitan itu ada kemudahan. nah apakah ini yang akan jadi jalan keluar bagi kebingungan saya selama ini? yang jelas sampe sekarang saya merasa belum siap. mudah2an saya bisa mengambil keputusan yang tidak keliru

di tengah rasa sial dan kebingungan ini saya merasa beruntung juga (dan mudah2an saya bisa selalu bersyukur dan tidak terjebak pada keputusasaan). yakninya saya jadi nggak terlalu mikirin soal cewek, yang selama ini mungkin jadi momok bagi orang padang yang merantau ke bandung. tapi ngomong2 eh soal ngejagain air di kamar mandi kos ini ngerepotin juga nih. ah sabar... sabar. permasalahan saya soal air kamar mandi ini kayaknya udah bisa dibaca dari tulisan2 sebelumnya, jadi nggak perlu dibahas sekarang kan. lagian udah capek nulis nih!

kadang saya kuatir juga. tanpa sepengetahuan dan seizin saya ada orang yang baca catatan2 ini. beneran saya belum siap buat terbuka bener dengan orang lain. jadi bagi anda yang ilegal membaca ini, biar nggak ada salah persepsi tolong komunikasikan dengan saya. mudah2an dan insyaallah saya nggak marah dan saya rasanya teman yang baik buat diskusi yang bermutu. wassalam

tambahan nih: saya ngerokok lagi beberapa batang dari kemaren. beneran rasanya nggak nyaman kalo udah selesai. pas ngisapnya aja enak. yah kondisi kadang meski nggak terlalu kuat bisa mengalahkan saya buat ngerokok lagi. tapi kadang saya masih bisa buat nahan diri. mudah2an nggak kebablasan lagi dah. ayo kuatkan!

15`45

badan saya rada kurang enakan dikit sekarang, makanya dari tadi saya tidur saja. pengaruh keluar waktu gerimis dikit dan ngerokok mungkin. ada satu hal yang telah sejak lama dan mungkin udah sejak awal kuliah disini saya rasakan. sebelumnya saya pikir ini terlalu naif ditulis, tapi lama2 saya rasa ada benernya juga (nggak sekedar perasaan). apalagi sejak ada teman (kalo nggak salah da kris) yang pernyataannya tambah meyakinkan. ini soal pandangan laki2 sunda terhadap perantau (khususnya padang) seperti saya. seperti kata da kris, orang sunda itu merasa iri dengan orang padang yang lebih keliatan gagah dibanding mereka yang manis2 seperti gadis2nya. mereka merasa cemburu mungkin, banyak gadis2 sunda yang lebih suka pada para perantau. saya bukan merasa sok gagah atau apa, akan tetapi hal seperti ini dapat saya rasakan akibatnya dalam pergaulan saya disini. saya masih sering bertanya2 hal2 apa yang membuat saya merasa asing disini. dan salah satunya saya pikir ya hal ini

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
20-2

ada hal menarik yang perlu dicatat soal merasa sial/untung. kemaren saya merasa sial karena kondisi di kos ini saya nggak mandi sore (kalo dipaksakan sih bisa) dan juga nggak shalat isya karena air buat wudhu di atas nggak ada. saya tidur2an aja mikir sehingga makan malam juga nggak (nggak keluar). sampe ketiduran. nah untungnya saya merasa dibangunkan menjelang jam 3 subuh dan untung lagi saya mau bangkit buat wudhu jam 4-nya dan shalat isya baru kemudian subuh, meski saya wudhunya di bawah. nah kalo soal kenapa sekarang wudhu juga tadi pagi karena daripada nggak shalat dan dugaan saya itu kan juga nggak pasti. dan juga kalo kemaren saya males lewat depan anak2 yang pada nonton di kamar bawah, sekarang subuh orang nggak ada. mudah2an lah di tengah2 merasa sial ini saya masih juga bisa menangkap rasa2 keberuntungan

17`40

sebentar ini saya make scabicid lagi sisa yang kemaren. dan hanya di satu daerah saja, yakni bokong, selama ini disanalah yang nggak pernah beres. saya merasa gatal lagi tadi disana. setelah rada mendingan eh keliatan mulai bengkak lagi. saya pikir disana scabiesnya masih ada lagi dan paling bandel, jadi saya oles lagi disana. nggak tau daerah2 lain. besok2 juga nggak tau nih kalo masih ada mau diapain. semenatara ya pake salep2 yang ada saja dulu. tadi saya liat di atm ama cuma ngirim 500 dari 600 yang saya minta. mungkin yang tertulis di atm salah tapi kalo bener dikirim 500 berarti ama merasa berat juga soal keuangan atau ia mungkin ingin saya patungan dengan aan. masalahnya kalo sama aan kan ada lagi. saya sendiri juga merasa berat dan ragu buat pindah. nggak tau nih besok2. saya sebenarnya curiga juga scabiesnya masih ada. apalagi di lengan tadi liat ada yang gatal. tapi yah sementara keputusannya pake obat yang lama dulu. kalo beli obat lagi saya mesti berusaha untuk mastiin bakal ampuh. caranya ya pindah biar leluasa berobat, cuma masalahnya merasa berat juga soal duitnya. rencana cari alternatif kos yang lain nggak tau juga nih, bisa nggak? yang jelas sekarang ya gini dulu. merasa bersyukur juga tadi rencana muker dkm nggak jadi pake nginap, cuma sehari saja. tadi dan akhir2 ini kebiasaan saya di waktu senggang antar jam kuliah adalah duduk2 di ruang koran. tadi juga saya ngobrol sama akhwat (antah siapa namanya, kalo nggak salah ika) yang eks divisi peserta mengenai rencana pertemuan dalam rangka evaluasi. risih juga kalo berbicara sama perempuan di dkm ini. sama kang adit tadi juga ketemu dan tadi janjian besok bahas tentang divisi kami menjelang muker. wah sore ini aing teu mandi padahal besok kuliah euy

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
21-2

baru bangkit nih (bangun sih udah dari subuh, tapi biasa dingin). di tengah2 rasa sial ini perlu juga nih saya propaganda rasa beruntung. sekarang untung nggak nembak tadi malam sehingga mungkin bisa baru mandi nanti sore karena kemaren make scabicid

19`31

yah ternyata saya ini masih penggugup jika tampil di muka umum. tapi ya tentunya sekarang lebih baik dari dulu. tadi waktu hendak nanya, seperti biasa juga, tiba2 jantung ini berdetak kencang. untung nggak buru2 dan saya batanang dulu sebentar. pas ngomong udah rada rileks dan penyampaian saya juga udah lebih baik dari sebelum2nya. itulah tadi pas kuliah cerkan. pas pulang saya jalan sama ainul dan ngobrol. jadi serasa akrab tadi sampai2 ia nanya dimana kos saya. saya dapat kesan ia lebih mengakrabkan diri sekarang dibanding dulu yang mana saya merasa ditelantarkan oleh rekan sekampung ini. antah apa motivasinya, atau kebetulan aja pas lagi jalan berdua, saya masih merasa kurang sreg meski tak separah dulu. tapi tetap saya musti berusaha menjauhkan diri dari sifat kontra sosial. saya merasa selama ini memang kayaknya terlalu idealisnya, praktis dan sosialisnya kurang. jadi musti lebih diseimbangkan. saya merasa dengan vokalnya saya dalam beberapa mata kuliah akhir2 ini anak2 makin deket ke saya. cuma kalo jiwa sosial saya kurang diperbaiki yah mungkin bakal terasing kayak dulu lagi. sehabis kuliah saya makan di ikopin lagi dan mutusin liat2 di salah satu gang disana. pas saya masuk ke kos yang ditulisi ada kamar kosong serrr... rupanya disana ada anak banten juga, nyaris deh. untung yang punya nggak ada. setelah sekian jauh masuk ke daerah2 yang belum pernah jadi nanya2, saya kembali ke jalan besar (tidak lewat jalan masuk). kemudian saya langsung jalan pulang. nggak masuk lagi ke satu lagi gang di daerah sana yang besar. kayaknya saya udah cukup berusaha. jangan sampai malah merugikan cara cona2 seperti ini, seperti tadi yang nyaris. yah rezeki sudah diatur tuhan. dicari2 juga yang murah kalo kita nggak tau caranya ya bisa gawat juga. kayaknya kalo pindah ke yang 250 itu aja. pagi tadi setelah nulis yang di atas tiba2 merasa pengen boker, cuma untung nggak jadi dan baru tadi saya mandi. tadi juga nggak ketemu kang adit. minggu ikut muker apa nggak ya?

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
22-2

tadi pagi saya nelpon deui ke rumah. nah dari percakapan saya dapat simpulan kayaknya its ok. ama bilang sanggup meski saya nggak bilang nambah. cuma masalahnya kuatir juga saya disana pada nyangka saya susah amat karena saya nanya soal duit ini lagi. saya nanya maksudnya biar tau disana nggak susah amat. yah cara berkomunikasi saya harus diperbaiki lagi, menyelaraskan ide dengan yang disampaikan. kemudian seperti biasa saya ke warnet. oh damn tadi sampai jam setengah 10. nggak terasa aja. ini gara2 saya lagi demam coldplay. saya nyari2 lagunya yang sering didengar di radio (dan nggak ada di album baru ini) tapi nggak ketemu juga. selain tentu juga faktor ketakmampuan saya mengetahui kemampuan komputer. untung saya bisa mengendalikan diri untuk segera cabut. habis itu saya makan kupat tahu dan minjam buku di batu api. sekarang dan besok libur, tapi eh lupa besok ada acara dkm. kuat nggak ya menyelesaikan yang dibaca malam ini? sesampai di kos, seperti biasa bari saya mandi. heran gatal masih terasa euy. kayaknya emang bakal pindah juga nih. ah entong pusing2 teuing, saya mah udah usaha. kalo ini sudah ketetapan, tetap saya yang salah karena nggak mampu ngatasin. yah terima aja dan jalani saja. mudah2an hikmahnya segera terbuka. kalo terlalu dipikirin emang pusing sih. cuma kalo dibawa enjoy asyik aja tuh.. ya meski begitu tetap dalam kondisi stabil aja lah, nggak terlalu pusing dan nggak terlalu dibawa enjoy. sip lah...

soal penjurusan nanti masih bingung nih milih apa. dulu sempat linguistik terus ganti sastra atau juga linguistik tapi sastra merayu juga atau sastra ganti linguistik. atau kayak yang baru2 ini pas liat nilai fonologi jatuh (tentunya tak sekedar faktor ini, misal nggak suka kbi) sempat pengen sastra aja. tapi sekarang dipikir2 tak seperti linguistik yang banyak hal, mungkin, interes bagi saya buat diteliti. di sastra ini saya mau milih apa. puisi saya masih kurang, cerkan rasanya udah terlalu biasa jadi ndak menarik, drama apalagi sangat asing saya rasanya. dari segi nalar saya pikir lebih berguna di sastra. tapi nggak juga, kayaknya sastra juga harus rajin (baca buku misalnya). sementara di linguistik penalarannya lebih dikungkung dan begitu juga kerajinan harus lebih konstan. kalo dari sisi ini mungkin kayaknya saya cocok di sastra. cuma nggak kayak linguistik yang terbuka bagi orang baru, di sastra nggak enakan jadi orang baru. yang jelas saya tertarik untuk meneliti linguistik, cuma dengan cara kerja nyastra. nah lho! kayaknya banyak faktor yang musti dipertimbangkan lagi. misal kalo di jurusan ini siapa aja nanti rekan2 seprofesi atau yah idealisme harus saya tekan, kerjanya nanti bagaimana (dalam hal cocok nggak dengan saya, nah ini sesuai idealisme), dan juga yang lain2 faktor. think it and do it in good deh! yang jelas juga saya lebih tertarik dan masuk kesini dulu karena kepengen ke jurnalistik. nah ini kayaknya juga masih kuat aromanya, jadi musti dijadikan pertimbangan

18`44

kadang2 ya (maksudnya malah mungkin sering) saya jadi tak habis pikir akan apa yang menyusahkan ini. meski tentunya dalam soal yakin, tentu masih insyaallah. cuma apa kan begini terus. kapan ya yakin ini akal matching dengan pikir. contoh: dengan tempang kepala ini saya jadi tambah nggak khusyuk ibadah (baik ibadah ritual kayak shalat hingga amalan kayak baca buku) yang tanpa ini juga udah kurang. emang bisa dilihat persamaan ke, misalnya, bagaimana orang yang cacat tetap ibadah. tapi kasus saya itu lain rasanya dan dipaksa2in aja disamain. apa maksudnya ini? kapan yakin saya ini bisa dicerna pikir saya (mudah2an, astaghfirullah, jangan samapai pikir--yang mungkin diselimuti nafsu dan bisikan setan ini--menumbangkan keyakinan). contoh lain dengan penyakit kulit ini saya kira juga terlalu dipaksain jika disamakan dengan contoh2 sakit yang lain. ada yang lain, yang khusus, atau yang aneh disini. di satu sisi mungkin ada hikmahnya, misal: saya jadi lebih menjaga syahwat. misal lho! namun sepertinya lebih dominan sisi lainnya dimana saya merasa terhalang (malah) dalam ibadah. rasanya nggak mungkin allah menghambat saya untuk di jalan-Nya. apa, kadang2 saya merasa, dikutuk? ah tapi ini rasanya berlebihan dan pikir saya ini mungkin belum matang. salah satu contoh terhambatnya saya adalah bagaimana karena kuatir ada yang ikut kena--karena konon kabarnya penyakit ini menular--saya jadi membatasi interaksi. seperti contohnya dengan anak2 di liqo. bayangkan: scabies itu katanya bisa menyebar dengan duduk di kasur orang yang terkena. nah, ngeri kan. kalo bener ini yang saya derita, kok belum sembuh juga (mungkin saya--meski belum maksimal--masih belum berhasil). saya kadang jadi curiga sama dokternya. nah saat seperti ini kepada siapa musti mengadu. pada tuhan pun bahkan... setidaknya sampai saat ini. dan sampai saat ini itu saya pun berpusing2 sendiri. sendiri. tak ada kerabat, tak ada teman, tak ada yang lain. benar2 merasa sendiri. dan di saat sendiri ini--dan tak bisa apa2, merasa lemah--kepada siapa lagi berharap kalo bukan kepada-Mya. meski untuk sampai saat ini Ia masih tak peduli (menurut pikirku). tapi kuyakinkan Ia (akan) peduli. mudah2an

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
24-2

dari semula ragu2 akhirnya saya putusin ikut muker. menginat kondisi yang memungkinkan dan keyakinan saya urgensinya bagi saya ikut. meski telat saya akhirnya sampai juga di ciromed. hampir aja saya nggak jadi ikut kalo nggak ada teteh yang nungguin di tempat mustinya dari tadi ngumpul. di muker ini ada pula lah pelajaran menarik bagi saya dalam beraktifitas sosial. seperti yang saya takutkan sebelumnya, idealisme saya musti lebih berhati2 lagi. waktu muker saya sempat ngomong2 yang mungkin kedengaran keterlaluan bagi orang lain. atau nggak real mungkin (mustinya yang udah2 ada saja lebih diberesin). dan seperti biasa, dalam kesempatan2 beberapa kali pertemuan sebelumnya, ada teh arum yang biasanya membendung semangat saya itu. dan saya pikir2 juga emang saya terlalu. meski dengan idealisme saya bisa saja menyanggah. tapi saya pikir emang terlalu yang saya kemukakan, selain itu saya juga ragu apakah penyampaian saya udah sesuai nalar atau asal semangat aja. contoh maksud terlalu saya itu adalah kemaren saya kemukakan usulan pada divisi kaderisasi salah satu cara menarik kader adalah dengan melihat nilai2 mentoring, yang bagus didekati. nah, mungkin bagi orang lain ini kedengaran sangat terlalu inovatif. saya tadi itu bisa saja pertahankan. tapi ya saya pikir kita memang harus bisa lebih berkompromi lagi dengan pemikiran2 orang lain agar tercipta tatanan yang damai di organisasi. dan saya berpikir cara pandang saya masih terlalu mencolok dibanding yang lain. mudah2an di kesempatan yang lain saya bisa lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan saat menawarkan ide2. dan bisa menyampaikan dengan lebih nalar sehingga bisa ditangkap dengan baik. dan kemencolokan saya nggak terlalu diliat. ya mungkin cara berpikir meloncat2 saya ini karena saya ada kekurangan dalam "ketenangan" dunia kerja. maksudnya saya musti lebih belajar dan menghargai lagi masukan dari luar. dan mungkin dalam menghadapi sanggahan dari luar itu saya bisa lebih menyikapi dengan damai. nggak asal emosi aja, karena ada proses belajar dari sekeliling itu. waktu pulang kemaren udah sore sekali. ada peristiwa yang bikin saya pusing lagi kemaren. saya jadi terus merasa allah lagi mempersulit saya... ah soal ini nggak usah diterusinlah. kemaren itu katanya kang alam mau nginap. saya gimana nolaknya. saya bawa ke aan, dia nggak ada. dan saya udah terlanjur alasan air susah. saya pun pasrah. untung pas maghrib kami mutusin shalat di al-islam dulu dan dia pun mutusin tidur disana (atau kos siapa gitu). apa ini isyarat bahwa allah ingin saya membuka segala, mungkin aib saya ini, dengan tanpa mempertimbangkan lagi harga diri saya di depan orang lain. entahlah. saya berharap masih diberi jalan keluar yang lebih nyaman. saya masih percaya bersama kesulitan ada kemudahan

sial deh, baru saja sehabis nulis tadi saya mau kencing ke wc. disana saya lihat air penuh. saya pun balik ke kamar buat ngambil peralatan mandi. eh, tau2 udah ada yang ngisi. buat ke kamar mandi yang lain, taulah... semenatara disana lagi nongkrong eric dan yayan (mereka mungkin heran atau curiga sama saya). saya balik lagi ke kamar sambil pura2 nanya soal kaset fire house yang disetel eric. heran... ah tabah aja deh

09`00

eric duduk2 lagi di dekat kasur ini. sedih... saya ingin menjaga privasi saya dengan sekaligus berbuat baik pada orang lain. tapi seakan2 saya tidak diberi pilihan ini. seakan2 saya musti milih: berbuat baik dengan sekaligus enyahkan privasi atau kalo mau jaga privasi ya musti berbuat buruk. apa musti begini? bukankah dalam islam ada hak privasi bagi kita, atau saya harus

(sebentar ini break dulu, eric duduk2 lagi disini dan nah sekarang udah pergi)

atau saya harus lebih mempelajari lagi soal ini? mungkin saja saya terlalu menggeneralisasi masalah. ah tabah deh

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
25-2

sehabis kuliah spm saya ke dkm. katanya mau rapat evaluasi panitia mentoring. setelah dari mushalla saya ke dkm dan duduk2 sebentar. lalu kayak orang asing saya nanya ke akh cecep apa sekre mau dikunci. saya bilang mau ada rapat dan akh cecep pun bilang kalo anak arab juga mau rapat. saya lari ke mushalla, disana ada cahya dan andi. kemudian mereka ke atas, saya bengong dan maksain baca di mushalla. merasa kesepian saya berencana balik dan ternyata liat yang lin udah pada datang, jadi nggak jadi. dan kami pun rapat. rupanya evaluasi cuma ditulis dan diserahin, nggak perlu dibahas (biar mahrom nggak pusing kali). dan ternyata rapat kali ini masalah rihlah. seperti biasa rapat berjalan nggak bagus. cahya yang memimpin (dengan gugup) kayak tukang tulis aja dan suasananya lebih kayak ngobrol2, terlebih lagi kalo ada andi. kadang saya ada merasa sesuatu juga, saat itu, melihat pandangan beberapa akhwat hehe. dari beberapa kali kontak sosial (dan indrawi) saya dengan beberapa akhwat senior yang selalu tersenyum, kayaknya berlebihan kalo saya anggap mereka musuhin keanehan saya. meski mungkin aja itu ada, tapi nggak pantes saya anggap berlebihan

sepulang dari kampus saya pun main ke rasyid. masih penasaran pengen cari lagu yang saya kira coldplay (yang ternyata kata lembeng tadi grup lain yang baru) di komputer rasyid nggak ketemu. sekalian ngecek disket. dan tanpa diduga sekalian ngerjain tugas spm. dan huh saya karena kecapekan dan merasa nggak sehat sehabis maghrib tidur2an dan ketiduran sehingga nggak shalat isya. dan malam nembak sehingga baru shalat (cuma bisa subuh) setelah mandi. dan huh saya lupa beli sabun krim sehingga cd dan juga celana pendek yang ikut kena noda saya masukin keranjang (biasanya cd saya cuci langsung). jarang2nya sebelum ke kampus saya makan dulu di warteg tadi pagi. kemudian saya nyamperin aan. saya nanyain kesediaan pindah dan kayaknya dengan terpaksa memaui diri. rupanya juga hari minggu tu ada acara ikkt di rumah om sehingga ia samperi saya (mungkin om dan teta "kangen" sama saya sehingga saya disuruh datang). seusai kuliah dan baca2 di perpus saya ke atas mau shalat dan berharap mudah2an ketemu kang adit buat membicarakan soal divisi kami yang ditanya (dan merasa didesak) kang cecep kemaren. rupanya ketemunya di atas jenjang tenda biru (depan gedung sekre) saat ia dan rombongan (termasuk si topik) keliatan mau pulang. beliau bilang rapat kamis dan kami cuma bicara sebentar, nggak lebih dari sebentar seperti yang saya rencanakan karena ia dan rombongan mau jalan. topik saya liat maksain senyum ke saya dan saya karena berada di tengah2 orang2 yang saya hormati juga senyum2 aja (mungkin kalo di tengah2 anak indonesia dia bakal melotot hehe). selesai shalat saya ke bawah. mampir di sbp rupanya lagi tutup (dari dulu nak pengen liat nilai lagi nih, kemaren halangannya karena pada ada senior). di depan gedung b saya liat topik dengan, kayaknya, teh yani jalan ke arah dekanat. dan saya seperti emang udah direncanakan hendak ke poma saya lewat ke halaman fisip. yang jelas menghindar, aromanya nggak enak ketemu dia. di poma saya nanya soal kos itu. rasanya masih kemahalan, cuma saya janji juga datang lagi dan pengurus itu keliatan tegas juga. lalu saya jalan ke arah cisaladah, mau liat kos yang dulu pernah saya tanya. ternyata disana sudah diisi. saya lewat ibnu sina dan rasyid manggil dan nanya dari jauh, entah apa jawab saya besok2.. dari cisaladah saya jalan ke ciseke dan mutusin hunting kos. dan di suatu tempat saya dapat satu lagi dan kayaknya mungkin ini jadi alternatif terbaik. besok2 saya janji kesana lagi. sempat error juga tadi karena saya masih nanya tempat lain dan diantar ke orang lain yang bawa ke tempat lain, yang ternyata tak ada kamar mandi dalam. orang yang ngantar udah tua dan keliatan sesak nafas. kasihan bercampur bingung saya menolak. tapi akhirnya saya pun bisa pergi. sama kos yang saya bilang alternatif terbaik tadi saya pun bilang akan balik lagi. lalu saya lewat ke tempat aan, ia nggak ada. lalu saya jalan ke arah jalan pulang. di jalan ketemu kang adang dan saya bilang mau ke kang mulyadi. tapi nggak jadi karena saya ragu (rencana mau bahas soal eksistensi saya di liqo). kuatir juga pas belok ketemu kang adang lagi di jalan. ah emang nggak nyaman kalo bohong, meski nggak terencana. dan kalo pun terencana bisa nggak aman juga, apalagi kalo ada lubangnya dalam rencana itu. kemudian saya pun nyampe ke kamar ini dalam keadaan berkeringatan. sementara ini malam mau liqo lagi? and apakah saya masih memaksakan diri lagi cari kos? rasanya udah cukup banyak daerah saya usai. oh ya, saya sempat juga sebelum ke aan makan di rumah makan padang. yang ada kos baru disana waktu saya jalan ke belakang tempat kos rasyid dari tempat nyari kos alternatif terbaik tadi. asal jalan aja. sebelumnya rumah makan itu saya lewatin. tapi setelah beberapa langkah saya balik, berpikir sambil makan nanya kos. daerah sana bagus kalo ada kamar yang ada tempat buat liat pemandangan. cuma saja kos itu tidak ada kamar mandi dalam dan masih dalam pengerjaan. padahal udah lumayan akrab ngomong sama ibuk itu, sehingga soal harga mungkin bisa lebih pengertian selain kos itu baru dibangun. yah sekian dulu

23`14

akhirnya kaki ini pun melangkah ke liqo. dan masih seperti dulu, masih ragu. tapi berat ke ikut. alasannya seperti yang sudah saya tulis sebelumnya juga. juga perlu dibahas disini kalo alasan yang memberatkan karena saya kurang seide dengan materi liqo ini. dan sebaliknya saya tak pengen sendirian lagi. entah bagaimana cerita selanjutnya. semakin jelas kalo liqo ini berafiliasi ke pk. asyik juga. cuma ya apa di liqonya aja? kok kurang menarik bagi saya... lalu yang menarik itu dimana?

seperti dulu dengan toil balam, sifat humor saya ini muncul lagi kalo liat tingkah andi seperti yang terjadi di liqo tadi (meski kadang di suatu waktu suka kesel juga dengan beberapa tingkah nggak lucunya). sebagai hiburan ini mungkin bagus buat kesehatan, entah apa ini rezeki di tengah kesedihan saya sekarang2 ini. tapi kalo berlebihan kayaknya jelek juga sifat gampang ketawa saya ini. harus diperbaikin nih. tadi juga saya hampir saja kayaknya musti bawa cahya kesini, tapi dia entah kemana jalan duluan. saya belum bisa terbuka karena saya emang belum bener2 yakin di liqo ini. tadi saya juga dengar soal rencana demo besok. kayaknya yang lain udah pada lebih tau dulu dan kang mulyadi udah mahfum kami bakal ikut. tapi saya sendiri musti pikir2 dan kayaknya nggak ikutan

uh dasar pelupa. lupa lagi beli sabun krim. meski jalan pulang tadi toko2 udah pada tutup, yang jelas saya nggak ingat sedikit pun ketika jalan ke liqo tadi

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
26-2

yah, rencana pindah menggantung lagi. sementara gatal ini makin terasa lagi. aan tadi keliatan nggak mau untuk pindah. saya pun mungkin emosi, tapi masih bisa nahan diri, sehingga tak bisa lagi rasanya buat mengkomunikasikan dengan baik hal ini pada dia. atau mungkin saya memang belum mampu dan saya pun pergi saja daripada emosian. emang wajar sih dari hubungan yang emang rapuh kami selama ini dia begitu. tapi saya lumayan sedih sampai sejauh ini (ketidakmauannya berelasi dengan saya). entah siapa yang musti disalahkan. saya, dia, orang tua, keadaan, atau tuhan. tapi tetap mudah2an semua berjalan baik, nggak membuat saya down lagi. sebenarnya dia kesini itu mustinya saya yang jaga dan ortu terlalu maksain karena mereka tahu bagaimana hubungan kami. dan keadaan juga membuat saya terpaksa cariin kos dia dulu dan sekarang dia merasa udah senang sendiri. entah sekarang seberapa peran saya bagi dia. dan ini juga menyangkut tanggung jawab saya sama orang tua yang mana bebannya masih terlalu berat bagi saya sampai sekarang. terbukti dengan bangkitnya rasa emosi saya yang merasa udah semakin baik di sunda ini ketika berinteraksi yang buruk dengan dia tadi. seperti yang ortu saya juga tahu, sehingga mereka dengan berlebihan percaya pada saya, aan lebih punya potensi buat ke arah yang buruk dibanding saya. dan saya jangankan menghandle, seperti dalam keadaan sekarang saya bahkan berpikir tak akan peduli urusannya lagi. kalo kabar ini sampai ke ortu, ini akan jadi beban bagi mereka. dan kalo tidak ini juga akan jadi masalah. solusinya bagi saya mungkin saya musti lebih berusaha lagi menjalankan kewajiban saya, dan tentu semampunya. berat memang rasanya, satu masalah lagi yang membesar di hidup saya. tapi tak ada yang musti disalahkan. diri ini musti bagaimanapun musti menjalankan terus peran kehidupan dan mencari kebenaran dan semoga segala ganjalan tak membuat terperosok jauh ke kegelapan... puitis ya! and then saya masih lupa juga beli sabun krim buat nyuci. mungkin masih bakal lupa lagi

21`20

uah, ngerokok deui aing teh. tadi sore sebatang dan tadi dalam perjalanan kesini sehabis makan nasgor di depan karakter. padahal setelah dipikir2 nggak ada enaknya, malah dada jadi nyesak. tapi pas ada keinginan itu, syetan kayaknya begitu berhasil membuat alasan2 untuk saya. dan saya kalah. uah...

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
27-2

tadi saya nanya lagi ke kos yang kemaren dan ternyata nggak bisa per bulan. kalo pindah saya musti bayar 650 sampai bulan juli... lemes deh. nggak tau nih apa bakal nekat nyari lagi atau kalo tetap disini juga, nekat namanya. inilah lingkaran kebingungan ini: pengen bisa tenang, sembuhkan penyakit mengganggu ini. pengen sembuh turutin setiap perintah dokter. untuk nurutin kata dokter, musti pindah dari sini. buat pindah, butuh duit dari orang tua. dan minta duit dari orang tua, hal ini bikin nggak tenang. so, rasanya nggak ada jalan keluar secara normal. pilihannya mungkin pasrah atau nekat. sungguh saya meyakini ayat bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. tapi saya nggak habis pikir kenapa kemudahan itu tak datang juga (atau setidaknya tak terlihat oleh saya). mengapa kok saya musti merasa sial mulu. entahlah...

entah bagaimana juga saya masang muka di dkm ini. kemaren nggak ikut demo dan denger2 kang adit terluka sehingga nggak bisa mimpin rapat divisi tadi. dan pantaskah saya untuk bersuara di divisi ini saat kang adit nggak bisa. kalo nggak siapa lagi. soal nggak ikut demo, andai mereka tahu dan paham alasan saya mungkin saya masih bisa pasang muka. tapi saya musti hati2 bermain menyesuaikan diri dengan tahu dan paham orang. tak tahu apa nama saya mulai "harum" di kalangan senior indonesia, tadi pas saya lagi liat2 buku pujo tampak akrab menyapa meski juga keliatan senyum sinis waktu saya lagi nyari2 buku yang ditugasi pak djarlis di pustaka. yang jelas saya nangkap perhatian. kalo yang lain, di luar golongan yang nyantai aja dan perhatian, khususnya golongan pendengki, mungkin masih terasa tusukan tajam pada pandangan mereka pada saya. tapi ya ginilah saya. yang penting saya berusaha tak berbuat salah sama mereka dan kalo mereka hasad juga, siapa takut!

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
28-2

pengalaman sehari ini: bangun seperti biasa udah siangan. mau mandi karena rasanya agak nembak dikit. air bak atas nggak ada dan bawah lagi diisi. setelah bengong beberapa waktu sambil smoking, saya mutusin shalat subuh dulu. kemudian demi kuliah dan makan dulu saya mandi aja ke bawah. rencanan nyuci nggak jadi, mungkin besok (karena keadaan nggak memungkinkan). lalu makan di warteg dan naik ojek ke kampus. di kampus dosen belanda nggak ada, lalu kebanyakan orang pada pulang (rupanya denger2 dosennya datang juga meski udah amat telat). saya jalan ke toilet, terus rencana mau ke ruang baca koran. tapi mampir dulu ke perpus untuk urusan kartu yang ternyata belum selesai. lalu saya ke ruang koran dan ternyata dikunci (heran kok ada orang baca di dalam). lalu jalan lagi ke arah luar. sempat terlintas untuk ke perpus, antara lain nyari "senja di jakarta". tapi mutusin tetap jalan dan terus jalan ke bawah (ada pertimbangan malu juga bolak-balik ke perpus karena disana ada senior tadinya). dari gerbang saya mutusin nyari kos ke cibeusi. dan di cibeusi pun dengan maksain saya muter2, bahkan sempar ditawarin sebuah rumah orang (dan yang ditawarin buat saya tempati sepertinya kamar tidur anak gadisnya dan kamar tidur utama bapak-ibu itu, heran saya kok gampang sekali mereka ke saya). tapi standar pencarian saya ke yang ada kamar mandi dalam, nggak ketemu juga. emang susah karena saya laki2. bahkan di suatu tempat saya sempat bohong demi harga diri (dan karena yakin nggak ada) bahwa ini untuk adik saya yang cewek. nyerah, kemudian saya ke stpdn buat jumatan. disana, di suatu sudut saya liat ada segerombolan cewek yang liat2 saya bahkan waktu saya udah naik ke atas dan liat ke bawah ke arah cewek2 tadi pas dengan salah seorang cewek liat ke atas ke arah saya dan langsung nunjuk saya ngasih tau temen2nya dan saya langsung palingkan muka (bener2 jaman makin terbalik). selesai jumatan saya naik angkot balik ke kampus buat kuliah cerkan. di kuliah kali ini saya berhasil nahan diri buat nggak ngomong. pulang kuliah saya berencana ke kos alternatif terbaik itu buat ambil saja. tapi sebelumnya ternyata saya diajakin cahya buat ke kosnya dan kebetulan masih siang karena si bapak kayaknya sore paling adanya dan mungkin di daerah kos cahya saya bisa liat2. kos cahya di cikuda sebelum rifa. selesai ashar saya pun pamit pergi lagi. saya jalan hingga ke atm unpad. sepanjang jalan saya nggak berani lagi buat nanya2 kos

dalam perjalanan ke atm itu pun saya ngerokok. dan saya lewat tempat kos roni dulu yang jalannya nanjak ke atas. habis napas saya rasanya karena sambil ngerokok. sebelum habis saya udah buang. saya, seorang laki2, yang mencari kos dengan kamar mandi dalam (dan harga murah) nggak berani lagi nanya2 kalo nggak yakin. lagian kalo nanya2 itu saya kuatir juga kebetulan sekos lagi dengan orang yang sudah saya kenal. saya pun sempat membulatkan diri untuk mengambil yang alternatif terbaik yang saya pikir itu. saya pun mengambil 200 ribu di atm buat uang muka. ke kos itu saya lewat jalan depan. dulunya saya udah tau kalo kos ini dekat kos tina. tapi saya kira aja dan pas lewat depan tadi masya allah ternyata kos itu benar2 di sebelah kos tina. yah inilah alternatif terbaik itu, bayar musti sampai juli dan bersebelahan sama seorang teman, stress aing. di sekitar sana saya sempat bolak-balik kayak orang bingung antara jadi ke si bapak atau tidak buat ngambil kos itu di perjalanan antara kos itu dan si bapak. sebelumnya saya liat semacam puri indah dekat sana yang kata si bapak ada kamar mandi dalam dan dari yang saya liat ada beberapa kamar yang bersih (nggak ada sticker). saya berkesimpulan ada kamar kosong. tapi saya nggak tau musti sama siapa nanya dan lagi mana tau kos putri. saya pun cabut dan mengalami peristiwa bolak-balik kebingungan itu. tapi akhirnya saya pun pulang saja lewat jalan lain yang tak lewat tempat si bapak dan alternatif pulang kampung pun keliatannya muncul lagi. telah begitu banyak rasanya usaha demi ini saya lakukan, hingga yang berbau nekat di luar kenormalan saya yang saya pikir mampu atau wajar buat saya lakuin. akan tetapi ternyata tuhan masih mementalkan semua. doa pun sampai sekarang nggak terkabul2 juga. tak tahulah. yang jelas sampai sekarang saya masih disini dulu dan menghibur diri mungkin biar nggak stress. tak tahulah esok2 keputusan apa yang akan saya ambil. yang jelas penyakit ini masih ada dan saya tanpa bisa lagi--sampai saat ini--berbuat apa2, hanya melihat saja penjajahannya. ngomong2 saya ingin mengambil kembali titik awal dari semua ini. ini karena tidak terbukanya saya kepada teman2 di asrama. lalu saya kabur dan kesialan demi kesialan terus terjadi dalam rangka penyembuhan penyakit ini. tentunya yang saya bilang di awal tentang keterbukaan saya itu masih bisa lagi dilihat sebab2 sebelumnya. misal, ketakcocokan dengan teman2 sekamar hingga ke entah siapa yang menularkan penyakit ini (saya hanya bisa menduga). hingga ke persoalan sifat, pribadi, dll dari saya dari dulu2nya. so beginilah sekarang. mungkin dari yang dulu2 itu saya akan dapat mengambil pelajarannya. tapi yang buat masa mendatang ini entah akan bagaimana ini diselesaikan. mungkin ini memang bukan titik akhir. tapi rasanya sekarang saya udah mulai dan semakin koma, meski tetap berusaha untuk tenang dan bergembira

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
2-3

tadi saya mutusin buat main ke rumah teta. sebelumnya saya juga ancang2 mau sekalian mandi air panas ke ciater. tapi setelah mempertimbangkan beberapa hal nggak jadi, mungkin besok2. tapi ke rumah tetanya jadi, tapi teta nggak ada di rumah. nyesel juga nggak nelpon dulu. tapi kalo nelpon saya rasanya garing juga. padahal tadi sebelum berangkat saya sempat nelpon nanyain karcis ke padang ke pool npm. dari rumah teta saya naik damri. tujuan ke tanjung sari mau liat2 kos lagi. tapi tuhan berkehendak lain. di tengah jalan, lewat kos rifa dikit, damrinya mogok. sebelumnya waktu di ikopin juga mogok sebentar. tapi saya nggak turun, karena emang kuat niat hendak ke tanjung sari dulu. kali ini bener2 mogok lama. di cikuda sana saya pun sempat nanya2 kos. yang satu ternyata kos putri, yang satu lagi daerah villa yang menyewakan per rumah per tahun. waktu nanya2 di pondok maulana hegarmanah itu di pos satpam, untuk terlihat bingung, saya sehabis itu pura2 beli rokok dan merokoklah saya. lalu saya jalan ke kos rifa (sebelumnya saya merokok lagi sekarang, kemaren malam sehabis makan saya beli sampoerna mild menthol sebungkus). setelah beberapa saat di kos rifa saya lalu ke masjid stpdn untuk shalat ashar, sekalian makan di fajar indah yang disamping ikonyo. Pas habis makan saya ada niat buat beli makan untuk di kos. cuma disana yang saya liat ada pergedel jagung, cuma karena malu buat nanya karena takut mahal ya nggak jadi. saya pun jalan ke kos dan di daerah ikopin itu saya nggak berani lagi buat nanya2 kos. rasanya bakal sial terus seperti tadi dan dulu2. atau mungkin entah apa rahasia tuhan selalu mementalkan usaha saya cari kos yang murah (karena ada alternatif kos yang mahal 250 ribu per bulan). tapi nggak tau juga apa besok2 saya masih bakal nyari lagi (entah kemana lagi) atau pulang kampung atau masih disini atau nekat ambil kos mahal itu. dalam perjalanan di angkot dari cikuda saya liat juga satu gang yang ke dalamnya keliatannya juga banyak kos. dan ada kemungkinan dapat sesuai keinginan saya seperti yang dulu, tambah satu lagi: kalo bisa yang ada pemandangan. cuma saya kuatir di daerah sana rasanya banyak anak indonesia yang kos. takut ketemu dan saya memang berusah dalam pelarian ini menghindari orang2 yang saya kenal. soal apakah anak2 ini tau penyakit saya, saya makin sangsi. ini terbukti dari pakaian saya yang kalo hujan diselamatkan dan tadi juga saya liat handuk saya juga entah siapa yang mindahin. tapi mungkin juga ada hal lain yang membuat saya salah dugaan. yang jelas suasananya masih tak menyenangkan terus

ternyata dalam keadaan tertekan kita juga bisa menghasilkan sesuatu yang mungkin tak ada kalo kita tidak sangat tertekan. dalam tertekan ini saya berusaha meminggirkan dulu, merokok2 saja, dan malam minggu kemaren sya berhasil menyelesaikan sebuah cerpen (meski belum diedit) yang menurut saya jika saya sinkronkan dan rasionalisasikan lagi akan sangat bagus karena cerpen ini terinspirasi dari teknik bercerpen cerpen2 budi darma yang baru selesai saya baca sebuah bukunya. cerpen ini awalnya udah ditulis jauh2 hari sebelumnya, tapi pas lanjutin kemaren rencana awal jadi sedikit berubah. semangat sekali mungkin saya kemaren itu hingga bisa bener2 selesai (meski belum diperbaiki lagi, yang entah kapan). yang dimaksud selesai disini adalah selesai runutan penulisan sampai ending, tapi belum sebagai satu kesatuan. selama ini rasanya hampir tak satu pun yang saya bisa nulis cerpen (apalagi yang panjang kayak kali ini) sampai akhir. hal ini saya lihat lebih banyak dikarenakan faktor fisik. seperti juga membaca, buat menulis kali ini pun kepala saya tak sanggup bertegak dan tegar terlalu lama. gampang sekali kepala tempang ini pengen terkulai dan jadilah saya menghabiskan kebanyakan waktu tidur2an. mikir sih lumayan banyak cuma ya karena fisik kebanyakan sambil tidur2an (dan kebanyakan rasanya jadi khayalan). entah apa hal satu ini ada obatnya? yah nasib... nasib ada yang baik dan ada juga yang buruk. permasalahannya sekarang biar hidup ini tenang bagaimana membuat setiap faktor yang bertentangan itu bisa berjalan secara harmoni. dan rasanya saya sekarang berada dalam keadaan yang cukup bertegangan (sehingga nggak tenang) dan apa bener cara menetralisirnya dengan bersantai2 meminggirkan (pura2 lupa masalah untuk beberapa waktu) dan juga kayak pelarian ke merokok2 ini? mudah2an tuhan memberi tahu, mudah2an lagi dalam waktu dekat ini, seperti yang saya doakan sehabis shalat: hamba minta petunjuk-Mu. al-quran petunjuk kan? bagaimana? rasanya kita tak boleh memberi hubungan kaku seperti itu, mungkin ini hubungannya lebih fleksibel

(beberapa saat kemudian setelah saya meletakkan pulpen)

lalu mengenai lampu mati sebentar ini sewaktu saya lagi denger2 lagu2 metalik klinik yang dipinjam dari lembeng tadi, pertanda apa pula? dan juga pas saya mau nulis ini saya kesulitan beberapa saat menemukan pulpen ini, pertanda apa pula? apalagi dikaitkan dengan mobil damri mogok tadi waktu niat cari kos lagi, pertanda apa pula? belum lagi yang lain2 yang sebelum2nya yang seperti ini2 juga, pertanda apa pula? wah ngeri juga kalo bener saya sedang amat diganggu iblis atau saya salah mengerti dan kembali pertanyaanya ke: kapan tuhan memberi petunjuk saya ke kebenaran (dalam kasus ini mungkin diartikan secara khusus kebenaran itu sebagai ketenangan aja kali ya?). ah sudahlah, capek, bingung

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
4-3

hari kemaren saya mutusin untuk coba main ke ciater. sebelum pergi aan mampir kesini. kalo nurutin emosi saya mungkin cuekin atau malah nantang. tapi saya coba untuk bicara biasa saja dan nggak lagi nyinggung2 soal pindah. saya pikir dia kesini itu akan nyinggung2 soal pindah, tapi rupanya ia nggak ada maksud apa2. saya pikir ia cuma ngetes sejauh mana marah saya sama dia dan mungkin karena saya bicara biasa dan nggak ngajak pindah lagi persoalan beres. apalagi pas saya bilang mau ke ciater ia malah semangat buat nganjurin pergi kesana, seolah2 ia bilang saya nggak usah menyusah2kan dia. sungguh sakit juga rasanya saya atas sikap bersaudara dari dia. tapi ya emang beginilah kondisi hubungan kami yang emang udah terbentuk dari dulunya. tapi saya nggak usah emosi. bukankah itu malah akan menambah masalah lagi. mungkin ini memang sudah takdir tuhan untuk memberi cobaan dan siksaan pada saya. kemudian setelah beberapa lama saya pun berangkat. dalam perjalanan inipun saya ingat kesialan2 yang menimpa: duduk di bangku damri yang kena matahari, jalan ke terminal bis dalam kota leuwi panjang lewat jalan yang jauh (saya lupa, saya pikir dekat, setelah beberapa kali jalan baru ingat bisa jadi lebih pendek lewat jalan lain). sesampai di terminal ledeng saya nggak liat angkot jurusan ciater. lalu saya mutusin makan dulu sambil nanya2. baru kemudian saya tahu musti ke lembang dulu. saya pun mutusin untuk liat ke sebuah kolam renang yang ada air hangatnya, yang saya lihat dari bis tadi sebelum terminal ledeng. cukup jauh saya jalan. setelah masuk kesana dan bayar 9 ribu oh damn kolam renangnya kolam renang keluarga dan semua pakai pakaian renang lengkap. sementara saya cuma pakai celana pendek bekas kaos training ini. selain itu saya kasihan juga karena melihat banyak anak2, mana tau penyakit saya bisa menular. dan yang penting, kolam air hangatnya itu terletak di ruang terbuka, di sebuah bulatan di tengah2 kolam biasa yang melingkari dan nggak ada tempat berteduh. sementara saya kesana maksudnya buat berendam, bukan berenang (lagian malu2in berenang di tengah2 rombongan2 berkeluarga). tapi kalo nggak berenang apa saya mau kepala ini dijemur dan juga lagian rambut ini panjang. pusing. yang jelas kolam kemaren itu lebih berfungsi sebagai tempat bermain anak2 dan saya rasanya terlalu nekat buat nyebur. saya pun kemudian ngacir dan sambil lewat depan penjaga saya nyeletuk kalo belum bawa celana renang. tapi saya nggak berani buat minta duitnya lagi

setelah cabut dari kolam renang itu saya cabut ke darut tauhid. sebelumnya karena capek dan kepanasan saya sempat nangkring beberapa saat di sebuah halte. di dt saya ketemu raden dan ia yang tadinya udah mau pulang balik lagi ngantar saya. disana rencana kami mau ngobrol2. tapi sebentar saya karena raden keliatannya juga sibuk sendiri, saya pun cabut setelah beberapa waktu. sama raden saya sempat takut ketahuan bohong kalo sampe terus ditanya karena saya bilang emang bertujuan ke dt. dari raden saya dapat informasi tentang konser hijriah yang ada slank, aa gym dll di monumen depan unpad du. saya pun kemudian pergi ke kos iqbal. terasa juga sih kehadiran saya tak terlalu diharapkan meski tentunya iqbal tetap ramah dan untung lagi nggak ada orang2 sekamarnya yang lain. setelah malam saya, iqbal, dan temannya keluar makan sekalian saya langsung mau ke konser hijriah. di tempat makan itu saya ketemu iqbal ipa 4 yang baru masuk itb tahun kemaren. sempat ragu saya waktu itu karena wajahnya udah agak lain dikit dan iqbal juga nggak kenal. padahal katanya sering ketemu. tapi untung iqbal ipa 4 itu kenal sama saya. dari sini kemudian baru saya jalan ke monumen. wah seumur2 baru sekarang rasanya saya nonton konser malam yang besar, rame euy. disana berdesak2an sekali. saya sempat pikir sendal saya putus. menjelang akhir acara saya baru dapat tempat duduk di pagar daerah belakang, coba dari tadi. waktu pulang saya kuatir juga nggak ada angkot. untung ada dan sampailah saya udah malam sekali disini. uh capek sekali kali ini. saya juga udah menghabiskan sebungkus sampoerna menthol yang baru dibeli malam kemarennya dan malam itu juga udah beli lagi. tapi pas acara habis baru saya hisap sebatang tadi. lumayan terasa dada ini sesak, tapi... waktu bangun pagi tadi saya dibangunin cahya yang datang nanyain alamat sabili. demi kerepotan ini saya bilang pada cahya untuk pergi kuliah duluan karena saya ragu untuk kuliah. dia pun pergi duluan. dan saya pun mutusin pergi kuliah juga. tapi cuma satu dan dosen tak datang pula. padahal kalo tau gini mending nerusin tidur tadi. kemudian saya ke perpus beberapa waktu. novel buat syarat kuliah besok belum juga saya dapat dan saya baca, tak tahulah. di perpus tadi ada sebuah buku yang nyinggung dikit tentang novel itu. ditambah cerita rasyid dikit tadi mungkin cuma itu modal saya. nggak enak juga berdiri lama2 di rak sastra tadi mencari buku satu per satu. tapi tetap saja saya nggak nyelesaian semua, kecuali saya sendiri disana. kemudian saya pulang. ada contoh sikap ragu2 saya juga tadi. saya udah jalan ke depan gedung b, ingat pengen kencing. tapi malu sama orang2 yang duduk2 buat balik lagi. saya pun ke ibnu sina. disana ada cahya, kemudian kami makan di kantin samping lapangan tenis. kemudian baru saya pulang. tapi saya tak pulang lho. sehabis cek atm yang ternyata belum ditambah, saya mutusin jalan ke daerah gang yang saya tandain dulu, yang ternyata namanya sukaweneng. saya masih usaha. dalam perjalanan saya sempat pula nanya kos. di yang pertama rupanya ada seorang anak arab yang saya kenal. untung saya bisa melepaskan diri. kemudian masih di sebelah sana, saya nanya pula kos yang saya pikir menarik. orang yang punya di jakarta. saya malah dibawa oleh si aa yang saya tanyai ke kos yang tak memenuhi syarat saya. kemudian saya terusin ke sukaweneng. disini saya liat2 aja karena nggak ada yang yakin dan saya memang merasa bakal buntu lagi, bakal sial lagi. takut ketemu orang yang dikenal. takut nggak ada kamar mandi dalamnya. takut mahal. dan entah apalagi. dan lagian kayak tadi, mana tahu yang punya juga nggak ada. dan saya tambah nggak yakin apakah bakal masih nyari lagi. pilihan kayaknya cuma ini: ambil yang deket tina, yang pe bulan tapi mahal, atau pulang. dan sementara ini: aku masih disini. sehabis itu dengan berkeringat2 saya naik angkot kesini. dan nyampe sini tidur lagi karena badan masih tambah capek. saya pikir saya bakal kuat bangun sebelum ashar. tapi walau udah bangun, baru bangkit setelah ashar. sehingga saya menjamak takhir zuhur dan ashar. waktu pulang tadi saya dapati lagi handuk saya ada yang mindahin dari tempat biasa saya gantungi akhir2 ini, di tali listrik yang saya pikir biasa saja? sementara malam ini saya kayaknya dan emang (sekarang udah jam 19`25) nggak ikutan liqo. kayaknya ada alasan karena di luar kedengaran gerimis. waktu saya tidur tadi saya dibangunin oleh orang yang minta sumbangan yang entah darimana (saya pikir ini kayaknya saya dengar dulu dari cahya mengenai fenomena minta sumbangan atas nama rt/rw oleh pemuda). tapi daripada ada masalah dan saya harus mengukur posisi dan kemampuan saya, saya pun bayar saja. mengenai hubungan dengan senior: tadi waktu jalan sehabis dari atm saya papasan sama arul 98. tapi dia pura2 nggak kenal dan keliatan berusaha tidak saling sapa dengan saya. dia mengarahkan saja matanya ke depan lurus, memalingkan wajah dari liatan saya. di perpus tadi ada viko 99. sikapnya saya suka, nyantai dan karena kami nggak pernah kenalan dan saya bukan tipe yang pandai mengakrabkan diri, jadi kami emang tak saling sapa. tapi dari tatap wajahnya saya merasa orang ini lebih bersahabat sikapnya dibanding kebanyakan senior lain. menjelang ke perpus tadi, pas saya liat ageng lagi ngumpul dengan anak2, saya nyesel juga pasang wajah cuek (bahkan mungkin agak masam) waktu ageng melihat "dengan tidak jelek" ke arah saya. tapi saya memang sudah jemu bermanis2 di depan senior2 yang kebanyakan tidak bersikap manis pada saya

tadi saya denger dari adi kalo ainul pulang kampung lagi. dulunya kabarnya dia sering pulang. saya kadang jadi suka berpikir, apa ia dapat kasus seperti saya juga. pikiran saya ini mungkin emang naif sekali. dan masih banyak kemungkinan lain (dan juga yang lebih masuk akal). cuma saya berimajinasi kalo kasus saya ini akibat dari beberpa orang yang tidak senang pada saya yang orang padang. tapi bagaimana dengan erik? atau mungkin penyakit ini malah kiriman dari daerah sendiri. bahkan saya pikir hal2 yang amat supranatural ini bisa jadi cerita yang segar seandainya fisik saya ini mampu menampung keinginan batin (pemikiran) saya. tapi walau bagaimanapun dan entah apa yang terjadi, saya tetap yakin allah lah yang berkuasa. kehendak-Nya jualah yang berlaku

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
5-3

meski nggak baca saya aman saja tadi kuliah cerkan. ada hal yang cukup mengesalkan tadi. menjelang pak djarlis datang saya duduk sendirian di depan pintu. inilah contoh tidak bergaulnya saya. mulanya saya duduk disana waktu ada upi lagi ngomong sama sigit. terus datang lembeng. kemudian satu per satu, terakhir upi, pergi meninggalkan saya. mungkin mereka tidak sreg ngobrol dengan saya. saya yang pantang pula ikutan ke dalam duduk saja disana nunggu dosen. eh ternyata mungkin ada 1/2 jam duduk bengong sendiri disana pak djarlis nggak juga muncul. masuk ke dalam pantang, pulang sayang. setelah lama gitu cahya keluar dan rencana kami mau ke dkm, baru pak djarlis datang dan berlangsunglah kuliah. tadi saya juga ketemu andi dan diajakin ke pusdai. saya nolak dengan alasan anak2 bakal main bola (yang ternyata nggak jadi). sebelumnya dari cahya juga udah tau. saya ragu dan nggak ke al-muslih hari ini, karena males nanti diajak2 acara demo dari pusdai ke gedung sate itu. dan tentunya saya ada alasan. pagi tadi saya juga telat ke kampus sehingga saya nggak ikutan aksi muharram anak2 dkm. tadi juga waktu pulang saya merasa mata ini agak kabur. sekarang kayaknya udah baikan. apa karena ngebaca atau mungkin kurang vitamin. ah, yang jelas saya sekarang lagi repot dan tak mau berpusing2. kadang jadi rindu untuk hidup dengan normal (beberapa dari yang) seperti dulu tanpa beban yang seperti sekarang. apakah ini mengantarkan ke keadaan yang lebih baik?

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
6-3

dalam beberapa hari ini ada lagi satu hal yang cukup menganggu. di salah satu daerah gatal di pantat ini muncul sesuatu yang seperti bisul (saya kira borok seperti dulu) yang membuat saya cukup repot buat duduk, seperti pada saat kuliah tadi. dan kalo sangat salah posisi duduknya bisa jadi sangat menyakitkan. tapi saya tetap memakai obat yang dulu itu juga, yang sekarang hampir habis. entah apa yang bakal saya lakukan. sementara tadi saya juga sudah pkrs, nambah lagi kecuali sansekerta. sementara tadi saya dikasih tau kris kalo besok ada lko upbm. sementara kepala tempang ini benar2 terus mengganggu. sehingga saya pun kalo di tempat tidur jadi gampang membaringkan badan. kalo nggak, ya berpegal2an lah

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
9-3

saya sedang tersiksa oleh sesuatu yang seperti bisul ini. kemungkinan pulang makin besar. sementara cerpen pertama saya udah saya perbaiki lagi, meski mungkin masih perlu diperbaiki terus. tapi saya rasanya capek (fisik nggak mendukung). udah saya print out, rencana buat dikonsultasikan dengan pak djarlis dan juga buat dikirim entah kemana. dan entah apa saya punya kemampuan fisik untuk memperbaiki lagi seusai konsultasi. yang jelas saya cukup puas dengan tulisan yang sungguh cukup dipaksakan fisik saya kali ini. dan rasanya masih banyak ide2 lain yang tak tahu apa akan terfasilitasi oleh kondisi badan. saya punya pikiran nggak tau mau dikeluarin lewat mana. ngomong masih kurang hebat dan nulis fisik payah. kemaren waktu kuliah cerkan pada pertanyaan pertama saya masih juga rada gemetar dikit, meski lebih baik dari dulu2. tapi pada pertanyaan kedua saya rasanya cukup tenang

nggak tau ini puisi atau apa? dan ya allah hamba mohon ampun kalo pilihan kata2 ini salah. hanya pada-Mu lah hamba berserah: ah, tuhan/ betapa besar kekuasaan yang kau perlihatkan/ bikin gua makin cinta aja sama lu/ makin kagum aje sama lu// ah, betapa sungguh kecilnya gua/ lu buat seakan sudah tak berdaya/ seolah cuman tinggal doa/ pada lu/ bener2, cuman pada lu// peduli amat apa pikir orang2/ sungguh, gua cinta mati sama lu, tuhan/ amin,

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
11-3

sesuatu yang seperti bisul ini sejak dua hari yang lalu telah mulai berdarah2 (tapi saya tak terlalu merasa kesakitan). sya pun kemaren dan sekarang mungkin juga, mutusin nggak kuliah. paling rabu saya paksain. dan mudah2an ini udah makin reda, karena saya pengen konsultasi cerpen. sekaligus ingin cerpen pertama saya ini terpublikasi. dan sehabis itu saya tampaknya udah berkeras hati untuk pulang

bete juga tidur2 dan bengong beberapa hari ini, dan juga mikir2. banyak ide bermunculan buat nulis cerpen. tapi kondisi fisik membuat saya yakin nggak bakal selesai. bahkan untuk nulis kayak di catatan ini saja saya kadang merasa malas juga, meski lagi nggak ada kerjaan apa2. sekarang aja mungkin lagi mood. tapi tetap aja saya capek nih

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
15-3

hari rabu saya pergi untuk kuliah pks dan cerkan karena saya pengen konsultasi sama pak djarlis tentang cerpen saya. ternyata nggak bisa hari itu. tapi naskah udah saya kasihkan dan ia bilang jumat saja. lalu pulang kuliah saya ke fikom nyerahin naskah buat lomba cerpen. lalu saya balik ke kos. badan saya yang udah rada nggak enakan, panas lagi siang itu. saya pun tidur. ternyata datang adit dan sugeng yang liat kondisi saya. ia denger saya sakit dari cahya yang beberapa kali kesini. tapi mereka semua taunya cuma saya sakit demam. hari kamis saya juga nggak kuliah. jumat demi konsultasi saya kuliah. ternyata juga nggak bisa karena kata si bapak ia nggak bawa naskah saya. hari terakhir sebelum saya yang rencananya pulang sabtu ini diwarnai oleh kata2 pak djarlis yang humornya rada menyindir orang minang. tak ada orang yang tahu saya pulang dan alasannya kecuali aan. sampai tadi pas bangun saya masih bingung mutusin pulang apa nggak. banyak faktor yang saling bertentangan. namun sepertinya saya udah berbulat2 buat pulang ke padang hari ini

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
21-3

sudah dari hari senin saya di padang ini; sabtu saya berangkat dari bandung. soal penyakit, alhamdulillah, sepertinya udah mulai habis. dan soal2 lain yang bikin saya begitu stress sehingga akhirnya mutusin pulang sepertinya masih tak jelas. dan saya masih dalam keadaan bingung apa yang akan saya lakukan. apa kepulangan saya sekarang ini sekedar ini saja. misal penyakit ini beres. tapi itupun masih menyisakan soal seandainya saya ke bandung lagi segera apa yang akan saya lakukan dengan persoalan disana. apa ini sekedar kebetulan? atau ini soal ketakmampuan saya saja? apa benar soal2 yang begitu rumit yang bikin saya stress tidak punya arti apa2 setelah saya putusin pulang ini? buktinya sekarang saya masih bingung apa yang akan saya lakukan. ya tuhan! saya masih ingat bahkan berpikir ini akhir hidup saya sewaktu mau pulang, dan saya sudah dalam kepasrahan. sekali lagi kalo semua itu tak berarti apa2 saya hanya bisa mengambil kesimpulan bahwa ini soal ketakmampuan saya dan ini hanya soal bahwa saya harus mengambil pelajaran. dari apa yang saya lihat di sekelilingku sungguh saya yakin semuanya sudah diatur tuhan. tapi sungguh apa yang saya alami ini begitu membingungkan bagi saya. semua yang terjadi dalam soal ini saya merasakan begitu banyak yang saya rasakan bagai sebuah kesialan beruntun. dan bukankah dalam quran ada ayat yang menyatakan bersama kesulitan itu ada kemudahan. dan saya jadi berpikir bahwa semua pertanda sial itu menggiring saya menuju jalan yang lebih baik. tapi sungguh sampai sekarang saya masih bingung. apa saya terlalu jauh dan mungkin salah dalam menilai persoalan. dan sekali lagi kalo ditarik kesimpulan dari semua kebingungan ini: apa ini sekedar soal ketakmampuan saya dalam kehidupan ini? dan saya masih bingung, bingung, dan bingung... dan apa mungkin saya terlalu membuat rumit semua ini?

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
24-3

seminggu sudah saya di padang ini. apa saja kerja saya? setelah berangkat sabtu dari bandung dan sampai disini senin subuh, mulailah saya menghirup lagi udara kota ini. saya pun udah pergi berobat beberapa hari yang lalu. lalu saya juga ada tiga kali ke perpustakaan sama yang kemaren. keluar main baru hari sabtu malam, yakni ke lapau siil. sebelumnya siang saya ke perpus daerah sama eko. secara tak sengaja saja saya jadi jalan sama eko. pagi itu ama ada yang mau diketik di rumah eko sehingga saya bertemu dia. dan main ke perpus siang itu lalu ke lapau siil malamnya. disana saya juga ketemu miza. soal permasalahan saya udah saya ungkap secara sambil pada ama dan apa secara terpisah beberapa hari yang lalu dan minggu pagi, secara kebetulan sehabis makan lontong. soal kebalikan saya ditanya dan soal masalah saya pun diungkap dan memang tampaknya saya tak bisa terlalu berharap banyak akan pengertian mereka. selain itu juga kemampuan saya untuk menjelaskan problem mungkin kurang. dan memang kondisi di keluarga kami, seperti yang sudah saya perkirakan dulu sebelum mutusin pulang, memang bukan penyelesaian bagi masalah saya. yang jelas pembicaraan kemaren tentu ada juga gunanya dan dapat pengertian yang lebih baik. walau bagaimanapun: home sweet home. kalaupun ini bukan jalan keluar yang jelas kepulangan ini merupakan sebuah penenangan dari keputusasaan saya akhir2 ini. untuk ke depan (apa yang akan saya lakukan) emang membingungkan. tapi dari apa yang saya lihat sekarang ada kemungkinan saya segera balik lagi. saya harus memilih: bagaimana kalo disini dan bagaimana pula kalo disana. satu hal lagi yang membuat saya bingung adalah menjawab pertanyaan dari orang2 alasan saya pulang. soal penyakit? tak sesederhana itu. dan orang yang tahu dengan penyakit ini mungkin cuma memandang sekedar itu. kalo saya harus menjawab dengan jawaban besar mungkin harus saya jawab: ini kehendak tuhan atau ketakmampuan bertahan hidup saya. atau entah ini persoalan apa sebenarnya

banyak juga hal2 yang cukup perlu ditulis dari pengalaman seminggu ini. yang tidak saya tulis karena seperti diketahui tidak moodnya saya nih! dengan kaitan lebih jauh karena kondisi fisik. tapi saya sekarang lagi mau buat menulis hal kecil berikut ini. tadi malam saya lupa buat merendam celana dan lupa untuk minum obat (penyakit pelupa saya nih). karena juga malam itu saya tidur2an cepat dan ketiduran (makan nggak). dan oh ya itu karena malam itu saya merasa amat kepanasan sekali (entah ada apa dengan kulit ini?). dan setelah berkipas2 dengan kipas angin sampai bener2 dingin saya tidur2an dan ketiduran. dan soal sial, saya juga lagi mau nulis nih. sabtu kemaren waktu jalan di trotoar sama eko menuju perpus, kaki saya kepeleset ke dalam lubang got yang besinya nggak ada satu. sial, kaki saya jadi luka gores dan untung sendal saya masih bisa diambil. udah nulis ah, capek euy!

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
25-3

memang terlalu banyak faktor yang bermain dalam kehidupan seorang manusia yang tak mampu bagi dia mengendalikan, bahkan sampai untuk sekedar mengenali. nah inilah mungkin yang mau tak mau membuat kita musti punya pikiran: semua dalam kendali tuhan. kesimpulan umum saya di awal tadi adalah ditarik dari, dan ini rasanya cuma salah satu contoh kasus karena sifat terbarunya, apa yang baru saja terjadi di kamar mandi sore tadi. saya biasanya sejak di rumah ini kalo mandi di kamar mandi belakang, yang ada 2 buah gayung dan salah satunya retak di bawahnya, dikarenakan dan demi "kondisi" saya sekarang selalu memilih menggunakan gayung yang nggak ada bocornya. tadpi tadi setelah beberapa lama menggunakan sebuah gayung, yang entah mungkin karena sekedar lupa atau karena cahaya senja tak terlalu terang, saya baru sadar bahwa saya menggunakan gayung yang salah dan gagal lah apa yang saya rencanakan. dan ini apa hanya sekedar soal kemampuan saya? rasanya tidak. ada sesuatu di luar sana yang rasanya membuat semua ini terjadi sehingga sesuailah dengan pepatah atau entah apa berupa kata2 berikut: manusia bisa berencana tapi tuhanlah jua yang menentukan. atau kembali lagi ke sbeuha pemikiran saya kemaren2: saya membuat rumit saja urusan yang biasa saja? entahlah

karena lagi mood (istilah mood versi saya yang sangat berhubungan dengan kondisi fisik) saya mau nulis lagi nih soal pengalaman ini hari. sebelumnya saya sudah berencana untuk ke puskesmas lagi buat sekarang. rencananya mau minta rujukan soal pegal2 di leher ini. tapi karena beberapa hal (saya lagi males buat mikir dan menuliskan hal yang saya maksud), saya hari ini nggak jadi berangkat pagi. rencana saya kemudian saya ngetik dulu cerpen yang saya bikin kemaren (cerpen kedua saya mungkin dalam seumur hidup) untuk kemudian dikirim dan simpan ke internet baru ke puskesmas sore. mengenai penyakit pegal di leher ini saya sebenarnya ragu juga apa ini bisa diobati secara medis. karena menurut saya ini sudah tergolong cacat fisik. paling saya pikir ini dibawa saja ke tukang urut. tapi seperti kata ortu, hal tersebut beresiko dan mereka bilang ini ada sangkut pautnya juga, mungkin, dengan bagian syaraf sehingga saya musti berobat. dan saya pun meski masih ragu, mungkin bakal mutusin buat berobat juga karena beberapa pertimbangan, yaitu demi cari alasan penyakit sehingga saya bolos kuliah dan kalau nggak apa saya mau dibawa diam terus seperti yang sudah saya jalani beberapa tahun ini (seingat saya sejak mtsn saya udah merasakannya). kembali ke pengalaman hari ini. saya sebelum2nya udah liat kalo di suatu warnet depan minang plaza ada sekalian pengetikan dan dengan ini tentunya rencana saya jadi gampang (dan memang cara gampang ini yang saya rencanakan karena saya udah liat warnet sekalian pengetikan itu dari kacanya). ternyata sesampai disana tempat itu ternyata cuma warnet sehingga saya pun kemudian ngetik di tempat lain dekat sana (setelah sempat kepikir buat ke perpus saja) dan minjam disket buat membawa hasil ketikan saya untuk disimpan di internet. nah ini salah satu bukti lagi rencana kita tidak berjalan persis seperti yang kepikir sebelumnya. dan untuk kali ini tergolong yang tak gagal. ada lagi perkiraan saya yang melenceng yaitu soal waktu sehingga saya tak sempat shalat dulu sebelum ke puskesmas lubuk buaya. dan saya cukup kesal karena cukup lama di warnet sehingga cukup mahal bayarnya. dan saya salah kira karena sesampai di puskesmas ternyata disana telah tutup. lalu saya pulang. saya yang mikir hal2 yang sedang saya hadapi ini seperti ini salah satunya saja sudah bingung2an, apalagi orang2 yang sedang menjadi jenderal dan sedang mengatur strategi perang di irak ya? lalu apa mungkin semua itu terjadi begitu saja? oh ya sebagai obat stress saya mau nulis soal ini nih. saya suka sama cewek yang jadi operator di warnet depan minang itu lho. ah ngomong2 soal cewek jadi semangat dan pengen berpanjang2 lagi nih (tapi udah mulai capek nulis nih). seperti cewek tadi itu, saya bilang suka tentunya karena saya suka apa yang terpancar dari wajahnya. entah apa sekedar terlihat secara visual atau sampai ke tingkat main perasaan. lagian mungkin cuma baru kali itu saya lihat dia. tapi tipe2 wajah seperti itu mungkin sudah pernah juga saya lihat dan suka. bicara soal suka, suatu hal yang wajar tentunya pria jadi suka karena melihat kecantikan dari wanita yang menurutnya, sesuai dengan pendapat cantik itu relatif. tapi ada juga kan nilai2 konvensional untuk mengukur kecantikan. tapi juga tetap saja tak semua wanita cantik kan kita musti jadi suka. lalu sekarang mari makin dibatasi. dari wanita2 yang kita suka, manakah yang dipilih jadi pasangan kita. dan selain faktor di atas tadi tentunya ada faktor2 lain dalam menentukan pasangan. dan rasanya saya setuju, dan memang harus, bahwa jatah setiap lelaki itu maksimal 4, kalau mampu tentunya. dan kalau tak mampu (saya lagi malas bahas pengertian mampu ini sekarang) ya sudah kawinilah seorang saja. dan kembali ke saya, jadi timbul pertanyaan menarik untuk menutup tulisan ini: saya kapan pantas?

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
26-3

seingat saya, saya sempat bingung juga tadi pagi, apa ke m.jamil buat cek penyakit kulit ini lagi atau tidak, setelah saya mutusin berhenti make salep. cukup mumet berbagai faktor yang tak mampu rasanya saya sederhanakan untuk mengambil keputusan. tapi bagaimanapun saya musti ambil keputusan. dan keputusan itu rencananya saya biar dulu begini. kalau misal parah lagi baru saya berobat lagi. tentunya ada faktor2 yang menolak pilihan saya ini, yang berhadapan dengan faktor2 yang menolak periksa lagi tadi. tapi seperti saya bilang keputusan musti diambil. belum lagi kemudian persoalan saya berencana tadi pagi itu ke puskesmas buat mencek soal leher untuk kalau bisa diminta rujukan. pagi itu saya tak siap buat pergi pagi sehingga saya pergi yang siangnya. saya bangun udah siangan karena, selain emang sudah kebiasaan, malam kemarennya saya nonton sampai malam. ya akhirnya saya ambil putusan, entah dengan yakin atau mau tak mau, tadi itu. dan saya pun siang itu ke puskesmas, sekalian saya ada rencana beli koran hari ini. dalam perjalanan ke tabing di angkot ada eka teman sd saya yang dia ternyata tidak mengenal saya. entah karena saya pakai topi dan duduk di pintu tak menghadap ke dia. di puskesmas ternyata udah tutup lagi. dia angkot menuju tabing (saya pilih coba angkot karena ongkosnya mungkin sama saja dengan bisa kota) saya bertemu lagi2 dengan seorang cewek dan saya lagi2 jatuh suka. saya jadi mikir bagaimana kalo cewek tadi itu juga lagi ingat saya sekarang. mungkin peristiwa2 kayak gini biasa2 saja dan bakal serta telah sering terjadi. tapi saya pengen nulis ini karena saya pengen menghubungkan dengan pemikiran: betapa mudah untuk jatuh hati. lalu saya pun jadi ingat esa, elfi, yani,... dll (termasuk yang saya tak tahu namanya) dan sudahlah. lewat simpang tabing saya ada risih juga karena di salah satu toko yang bakal sering dilewati kalo ke tabing itu ada tati, teman sd saya yang jaga. saya nggak enak saja, takut dia berpikir apa2 soal saya pulang kampung ini. seperti yang saya alami waktu makan sate pagi tadi. pak sani mengira saya ini, istilah dianya, tinggal kelas. dan saya jawablah asal jawab. emang saya mau jawab bagaimana. memang ini satu persoalan juga bagi saya bila bertemu dengan orang2 yang saya kenal: alasan saya pulang? jangankan ke orang lain, dari apa yang mampu saya jelaskan kepada kedua ortu saja, rasanya mereka masih jauh dari mengerti. dan saya sendiri pun tak tahu apa benar2 mengerti masalah ini. bingungkan? kembali ke soal berobat. tak tahu nih kapan lagi saya berobat. sewaktu2 saya bisa berubah pikiran sebagaimana sewaktu2 rencana saya sering tak menjadi. sekarang saya berencana untuk tak terlalu terburu2 berobat dulu soal pegal di leher ini. dan mungkin hari2 akan saya isi dengan rajin ke pustaka beberapa hari ini dan hari2 yang lain disini. tapi jadi soal juga, bukankah masalah leher ini yang menganggu kegiatan membaca saya. tapi soal berobat saya belum yakin juga, meski tadi udah mencoba ke puskesmas, bahwa ini masih tergolong bisa diobat dan juga apa saya mampu melakukannya (jika taroklah ini mungkin diobati tapi memiliki kemungkinan yang kecil seperti misalnya musti ke ujung dunia). ya memang kalo dipikir2 terus saya beneran dah bingung. makanya lagi butuh break nih. butuh refreshing biar semangat lagi jalanin hidup ini. terakhir saya mau nulis soal ini. saya mempertimbangkan yang mana lebih baik disini atau di bandung lagi (atau mungkin bolak-balik?) dengan segala faktor2 yang begitu ruwet. dan maka dalam proses menimbang2 ini saya musti ada ketenangan. dan saya pikir dengan keputusan saya untuk pulang ke rumah kali ini, itu adalah bagian dari niat saya mencari ketenangan untuk berpikir karena saya merasa waktu disana itu pada saat2 terakhir itu pikir saya benar2 rasanya hampir stress. saya merasa kalu ini adalah sebuah pelarian diri karena disanalah hidup saya yang sebenarnya dan disini saya lebih "santai". mudah2an saya dapat ketenangan ini dan saya bisa ambil keputusan yang terbaik untuk diambil

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
28-3

soal penyakit kulit, setelah beberapa hari saya tidak make salep lagi arena emang udah ndak terasa gatal, tiba2 saja kemaren sore sehabis mandi terasa gatal lagi. maka saya pun pake lagi dan tadi pagi udah hilang saja dan saya pun tak pakai lagi. yang paling bikin saya pusing dari dulu juga adalah soal yang menyerang ke penis saya. kalo yang di tempat lain mah mau jadi bisul sekalian atau berbekas abadi pun mungkin bisa dikatakan jadi tak apa2 lah dibanding jika terjadi di daerah vital ini. inilah masa depan. dan saya sampai sekarang masih ragu, apa yang di penis saya ini sudah steril. dan saya kuatir keamanannya kalo saya olesi salep terus. sudah sekitar setahun bung kayak gini terus. saya pun sekarang masih menunggu perkembangan penyakit ini. ah memang sudah nasib. ngomong2 soal merasa sial, saya jadi tersentak juga tadi melihat sebuah berita di tv. dari berita ini saya jadi kembali tersadar bahwa masih ada yang lebih susah dari saya. jadi saya pun ambil kesimpulan (atau apa lah tepatnya) bahwa perjuangan harus terus saya lanjutkan.. toh belum mati. segala keruwetan dan kerumitan yang saya pikirkan itu (dan yang saya alami berupa kesialan) mungkin harus dipinggirkan dulu jika sampai merusak/bikin stress. anggaplah kepulangan ke rumah ini sebagai break saja, untuk kemudian hidup lagi entah akan masih lama disini/segera kembali kesana. kematianlah yang jadi akhir dan tuhanlah yang berhak untuk itu. dan saya musti terus berusaha pada jatah umur buat saya (dengan diselingi berbagai break seperti kali ini). ya inilah roda kehidupan. tentang pengalaman harian, kemaren saya ke perpus daerah lagi. berangkatnya udah siangan aja. waktu pulang saya mampir dulu ke pantai sebentar. sementara ini hari saya di rumah saja

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
30-3

lumayan menyentuh juga dan bikin mata berkaca2 begitu saya melihat seperti salah satunya ini: tayangan televisi tentang penderitaan anak2 irak diiringi musik sesuai gambarnya. kemudian soal lain. ada satu lagi kekurangan fisik yang saya punya tapi rasanya belum pernah saya tulis di catatan2 ini, yakninya kebiasaan jadi pengen kentut begitu menyentuh air, terutama ketika wudhu. seperti juga kebiasaan suka gampang pengen kencing (bahkan kadang keluar sendiri tanpa disadari, hal ini mungkin sudah pernah saya tulis). ini adalah salah satu lagi kan hal2 yang menyusahkan saya dalam mendekatkan diri kepada tuhan. kebiasaan pengen kentut ini mungkin berkaitan juga dengan kondisi perut saya yang tak beres. biasanya saya selalu berusaha menahannya hingga selesai shalat. memang tak mudah, atau mungkin tak dipermudah jalan untuk ke jalan-Nya itu (mungkin juga sekedar bagi saya, tapi tetap saya tak yakin saya benar2 terkutuk, ini mungkin cuma perasaan saja yang terlalu berlebihan). saya sering berpikir begini. kalo saya tinggal shalat saya sering takut akan kesialan sehingga saya jadi berpikir kalo saya nurut selalu nggak bakal sial. ternyata sekarang saya pikir tidak juga. kesialan itu (entah tepat atau tidak kata ini) kayaknya tidak pandang bulu. tapi ini bukan berarti saya bebas memilih (maksudnya sama saja jika memilih apa saja), atau apa ini benar? saya tak yakin. paling saya setuju kalo kebenarannya dilihat dari satu sudut yaitu sudut keadilan yang diwujudkan dengan tak pandang bulu itu. tapi terus terang, mungkin, masih satu keheranan bagi saya kenapa saya disusahkan di saat saya mulai mendekat ke jalan-Nya ini. tapi tak apalah, semua belum berakhir, hidup terus berjalan dan saya musti terus menjalani hidup ini. dan saya tentu masih percaya pada keadilan-Nya. sebab itu semua masih terlalu buram dan terlalu ruwet bagi saya untuk mengambil sebuah kesimpulan pasti. apalagi sampai hasilnya negatif, celakalah saya. soal pengalaman harian sejak jumat saya di rumah saja. kemaren dan tadi ada niat sih ke perpus daerah. cuma ada saja kondisi dan pertimbangan yang menghalangi. dan saya lagi males jelasin apa yang dimaksud dan sepertinya tak perlulah. kira2 ya kayak2 (macamnya) seperti dulu2 juga

16`45

kebeneran dah tak sekedar fisik, otak saya pun lagi macet2nya sekarang ini. sekarag saya coba lagi nulis sebuah cerpen. nah saya mentok pas mikir dalam satu bagian cerita dalam rangka keseluruhan cerita (tentang perkiraan jumlah uang dalam cerita ini yan mana kalo saya usahain tentunya saya bisa mikirinnya, sehingga masing2 uang yang tertulis di cerita ini logis dan menarik, juga hal ini tidak terlalu rumit, tapi bener saya lagi males atau mungkin malah tak mampu buat usaha mikirinnya). emang saya merasa dalam hidup saya ini banyak hidup yang rasanya tak hidup. sejak dulu (salah juga kalo saya kira saya ngandalin otak). emang kdang saya merasa saya bisa mikir jauh. tapi rasa2nya keseringannya yan kayak gini: bengong, kosong melompong, nggak mau (atau mungkin malah tak bisa) usaha yang susah2. dan hidup terasa tak hidup (ini berkaitan juga dengan hal2 lain dari saya), dalam artian tak seperti orang2 kebanyakan. dan soal otak yang bengong ini mungkin bisa terlihat dari shalat saya yang jarang kali fokus. kadang emang karena mikirin apa2, tapi kadang juga bener2 kosong tak menentu juga

19`25

tak tahulah, berapa lama lagi saya akan bertahan di rumah ini. emang benar seperti yang sudah saya perkirakan, pulang ini bukanlah penyelesaian masalah. namun statusnya sebagai break nggak tau apa akan bertahan lama, karena tambah lama akan tambah terasa berat mugnkin disini. saya memang harus sadar posisi, hubungan, dan keadaan saya di keluarga ini. meski emang tentunya nggak persis lagi kayak dulu, tetap saja tak mungkin saya harapkan jadi yang seperti idealnya menurut saya. yah, memang hidp ini adalah kesendirian dalam keramaian. karena itu, walau sendiri kita butuh sebuah ruangan (yang berada dalam keramaian). dan sekarang saya sedang berada di dalam satu ruangan saja dari berbagai dimensi kehidupan saya. atau apa aku harus lari ke hutan? wah, jadi kayak puisi saja nih. yang sempurna ideal menurut kita memang cuma ada dalam mimpi kita, maka untuk survive jalani saja

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
31-3

pengalaman ini hari. dari pagi saya udah ragu2 juga ke puskesmas atau tidak atau ke m.djamil. karena saya merasa udah telat. saya sebenarnya udah siap jalan dan saya dengan beberapa pertimbangan nggak jadi berangkat pagi tadi. saya bahkan udah sampai nunggu angkot. kalo pas angkot lagi ada saat itu saya mungkin udah jalan. saya mutusin untuk ke pustaka saja habis zuhur. menjelang zuhur saya nulis cerpen ngelanjutin yang kemaren2. habis zuhur berangkatlah saya menuju ke perpustakaan daerah. sebelumnya saya makan di ampera di simpang tabing karena di rumah sadang ndak ado samba, paling telur rebus yang saya ndak suka. di perpus saya baca solikuinya budi darma (atau solilokui, nggak ingat benar!). jam 4 sore perpus tutup. saya lalu pergi shalat ashar ke muhammadiyah. lalu saya jalan ke pos buat ambil uang di atm, ternyata uang di atm pos nggak ada. saya kemudian ke warnet disana dengan tujuan mengurus naskah cerpen saya (kemaren saya telpon redaksi padang ekspres, ternyata saya musti gunakan alamat email yang lain). buat ngurus ini saja saya ternyata kudu makan waktu sejam. selain kemampuan komputer disana yang lambat, saya juga berhadapan dengan kendala ketakmampuan teknis. tapi akhirnya berhasil juga. dari sana saya berjalan dengan tujuan ke atm gramedia. tapi saya kemudian ambil duit di atm apartemen permindo. dari sana saya jalan ke taplau pas hari sudah senja (sebelumnya saya udah ada rencana ini juga). duduk2lah saya disana sampai beberapa saat setelah azan maghrib. kemudian baru pulang. berganti2 rasa senang dan tak nyaman duduk disana ngeliat sunset. pada umumnya alam begitu menyenangkan dan pada umunya kondisi fisik membuat tak nyaman (pegel2 saja leher ini duduk2 disana, padahal saya lagi menikmati alam). tapi asyik lah pengalaman hari ini setelah beberapa hari di rumah mulu. kebetulan juga jalan2 kali ini tak papasan seorang pun teman lama. kecuali dengan eka (kawan sd) di angkot tadi (ternyata benar kemaren2 itu ia tak kenal saya karena sepertinya orang lain saja karena sekarang botak dan pakai topi dan duduk jauh dari dia) dan riki sini di ampera tabing tadi (ia sepertinya kerja di tabing ini). gatal2 ini muncul lagi sejak tadi pagi, setelah beberapa kali kemaren2 muncul hilang muncul hilang. kalo dipikir2 sih emang bikin pusing. tapi tenanglah. ambil keputusan dengan tenang. toh semua di tangan tuhan kok

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
2-4

selasa saya nggak kemana2. rencana sih mau ke pustaka lagi. tapi karena mata bengkak dan kepala pusing juga soal cuaca (ini seingat saya) maka nggak jadi. bengong saja di rumah. rencana hari ini mau jalan. ternyata, saya baru tahu, ini hari libur nyepi. dan saya pun kayaknya nggak bakal kemana2. mata masih ada bengkaknya, gatal juga masih ada. kemudian soal kepala yang pusing masih juga (hal ini mungkin udah biasa bagi saya, emang kondisi badan saya jarang yang enakan, ini antara sakit beneran dan sakit2an). hal ini saya kira juga terkait kondisi badan saya yang anti cuaca tak bersahabat, seperti lagi sering hujan2 dikit kayak sekarang (tapi pas cuaca panas badan saya juga dibikin keringatan, jadi bikin gatal, cuaca dingin bikin kepala pusing/sakit!). bercampur pula dengan kondisi leher dan kepala saya yang pegal2. sejak kemaren saya memang tidur2an saja (dan tidur pun tak nyaman selagi masih sadar!). tapi mau bagaimana lagi. inilah kondisi saya. and I still have to survive. kadang saya suka mikir apa musti hidup saja kayak orang kebanyakan, hidup gimana enaknya nggak usah mikir jauh. tapi tidak, itu bukan saya. tapi ini bukan berarti saya tidak pernah menyenangkan diri. mampus gue. atau mungkin soal ketaktahuan diri saja. tapi kayaknya emang tak musti juga. meski saya juga kayak2 sekarang juga sering macet mikir. and I must survive. memang sudah untuk membahasakan dengan benar2 jelas dan tepat soal2 besar yang kita rasakan. kemaren cukup kaget juga saya menerima telpon dari andi arab, sekedar nanya kabar. memang saya yakin juga bahwa anak mesjid inilah komunitas yang paling dekat ke saya. cuma ya mungkin untuk ke sekian kali saya musti bertanya2 kenapa tuhan tidak mempermudah saya akan ini. atau memang ini tak harus saya pikirkan. lalu apa yang musti saya pikirkan? hal2 yang praktis2 saja, gimana gampang dan enaknya saja (dan ini balik lagi ke soal di atas tadi). akankah saya hidup tanpa pegangan? masya allah! demi allah, saya tetap kuat yakin di jalan-Nya. ini mungkin kelemahan saya sebagai manusia. seperti lirik lagu iwan fals: aku tak mau mati dalam keraguan

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
3-4

akhirnya ini hari saya berhasil ke perpustakaan daerah. sial, saya beli rokok sampoerna mild menthol 12 juga tadi. dihisap juga nggak enak, kalo nggak juga... disana saya semula niat baca novel yang ditugaskan di cerkan. tapi malah jadi baca novel rafilusnya budi darma. hebat! dan cukup berdarah2. saya tadi berhasil baca seharian sampai selesai. dikatakan berdarah2 karena seperti yang diketahui leher saya pegal2. fisik yang lemah bikin saya tak tegap, bawaannya pengen tidur saja. padahal tidur2an saja di rumah saya bosan juga. pas jalan sekali2 kayak ini (ke perpus emang) capek pula. but yeah saya berhasil memaksakan diri. tentunya tadi juga diselingi shalat, jajan, dan ngerokok. pas pulang saya sempatkan jalan2 di taplau lagi dan makan jagung sambil ngerokok (dan tak enak) dengan hari masih sore amat. dari pikir2 saya di angkot tadi sewaktu pulang tentang kesialan nasib saya sekarang dan hal2 lain tentang nasib saya sampai pada pendapat: saya tak bisa (sampai sekarang, tapi saya yakin 99% sampai kapanpun) untuk tak percaya semua diatur tuhan. ini nyambung dengn pikir2 saya sore ini sewaktu denger berita tentang sars, tentang irak. kalo virus sars itu dari tuhan, kenapa tak langsung saja diturunkan di israel? dan saya berpikir inilah permainan tuhan. dan pemikiran2 ini saya rasa membuat lebih saya lebih baikan. dan untuk terus berpikir, berusaha... selagi masih hidup. memang mungkin dipikir2 lagi aneh kok saya jadi pikir (menyimpulkan) seperti itu dari pikir2 tadi. tapi saya tahu saya berpikir seperti itu tadi. dan saya malas (dengan alasan capek) untuk pikirkan lagi (kenapa begitu hal itu) dan menjabarkannya disini. hmm sepertinya memang benar: dunia ini permainan. dan mudah2an saya orang yang selamat

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
4-4

sudah hitungan minggu saya di padang ini. meski telah ke perpustakaan beberapa kali, saya belum juga membaca yang seharusnya saya lakukan untuk persiapan uts. baru hanya beberapa buku sastra saja. nah, minggu depan di unpad uts. saya rasa diluar problem saya, tapi terkait juga, kalaupun tak pulang saya juga tak yakin bakal selesai baca buku yang seharusnya itu. jadi sama saja kan. tentu saja pengertian samanya tak betul2 sama. tapi cukup menghiburlah

hal seperti ini mungkin sudah pernah saya tulis, tapi saya pengen tulis lagi sebab rasanya penting. tak cukup (dalam pengertian benar2 sangat cukup) untuk tahu hidup saya dari apa2 yang tertulis disini saja. sebab banyak juga hal2 yang saya lakukan, alami, pikirkan, dan sebagainya yang tidak, dan salah satunya karena tak sempat misalnya, saya bisa tulis. tak mungkin memang. dan saya juga tak yakin dari apa2 yang sempat saya tulis ini sudah sanggup mewakili gambaran hidup saya. jadi ya begitulah. kalaupun ada kemungkinan buat dianggap cukup, pengertian cukupnya musti dikaitkan (atau malah akan digerogoti) dengan yang saya terangkan berikut ini. dan satu hal yang membuat saya begitu pengen tulis soal ini adalah: kondisi saya dalam hal fisik yang menghambat buat nulis seperti layaknya standar manusia normal (setidaknya menurut saya), buat membaca, bahkan perbuatan2 lain. pengalaman ini hari: di rumah saja tuh. cuma tadi ada ke tabing beli koran. nah contohnya kalimat saya sebelum ini. tentunya ia masih bisa dikembangkan. dan ternyata saya cuma tulis segitu. dan bukan tidak mungkin dalam kegiatan menulis di catatan2 ini saya menulis hal2 yang sepele (mungkinkah tulisan kali ini sepele dan bertele2 juga?), tapi hal2 yang besar2 tidak. satu hal lagi sebagai contoh agar saya tak bersusah2 bicara soal faktor2 adalah suatu masa saya berhenti bikin catatan2 seperti ini (yaitu sekira pas saya sekitar semester pertama kuliah) sehingga selama berbulan2 itu saya cuma bikin sejenis rangkuman (yang apa entah benar2 merangkum) saat saya mulai menulis catatan2 lagi. mungkin tulisan kali ini tak perlu saya tulis seperti bukan tak mungkin juga tulisan ini perlu dibikin (sekurang2nya untuk melatih penalaran otak, mungkin). soal hidup sebagai manusia rasanya saya belum berbuat apa2. mungkinkah saya diberi kesempatan (dan pertolongan) buat menjadikan hidup saya lebih berarti lagi (atau kalau mungkin sangat berarti)? dari pikir2 saya sungguh saya yakin akan adanya Yang Mengatur

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
5-4

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww

UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)
UNDER CONSTRUCTION (APRIL-AGUSTUS 2003)

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
23-8

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
25-8

terus2 memikirkan (dengan otak yang hanya memiliki ukuran tertentu ini) tentang siapa atau apa yang salah dan yang benar (dengan sebenar2nya), saya bisa gila. lagi2 komentar saya sebaiknya saya kira begini saja: ini semua tentang pilihan. untuk manusia tentang pilihan hidupnya. serahkanlah soal salah atau benar itu dalam hal yang hakikinya pada yang kuasa untuk itu, mungkin tuhan. oh ampunilah aku jika salah menggunakan bentuk pernyataan seperti ini. untuk manusia tak ada yang salah. kita masing2 cuma menjalani takdir kita. memilih dan terpilih untuk itu. berkompromi dengan (dan berbuat yang terbaik dalam) kenyataan posisi kita di alam semesta. dengan keterbatasan kita, juga seberapa mampu untuk meningkatkan diri yang pada akhirnya (setidaknya) sejarah membuktikan terbatas juga

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
29-8

ini adalah hari terakhir masa berlaku kos saya bulan ini. tiga hari belakangan ini saya terkapar berpikir tentang berbagai kemungkinan tentang kos ini. dan keputusannya: saya tak mampu putuskan apa2. sejak 3 hari ini praktis saya total tidur2an saja di kamar, kecuali sekedar keluar cari makan. begitulah juga rasanya gambaran umum hari2 yang lain juga sebelumnya akhir2 ini (dalam artian yang lebih luas, dalam interval yang lebih jauh ke belakang), selain hari2 yang dihabiskan dengan tak berketentuan dalam dan oleh karena kebingungan. ya tuhan problem mengenai pulpen ini, nambah sakit otak saja. atau katakanlah lelucon yang tak lucu, menggembirakan dengan cara tak menyenangkan, warna-warni yang bikin aku tambah buta membedakan warna... lieur. sekarang2 ini satu fenomena terhangat yakni tentang pemunculan planet mars (yang dalam mitos merupakan dewa perang), apa makna ini? saat tidur, ketika tak merasa apa2, saya kira adalah saat2 terbaik bagiku saat ini. tentu ketika tersadar masih ada juga momen2 menyenangkan seperti lagi dengar lelucon, mengetahui sesuatu yang mendebarkan (dalam artian menyenangkan), dll. tapi dibanding yang mayoritas menyusahkan tentu tak merasakan apa2 adalah lebih baik. seperti fenomena kaki saya yang butuh kehangatan malah kedinginan bersamaan dengan badan saya yang malah keringatan saat inginnya saya adalah kesejukan, yakni fenomena sesuatu yang dibutuhkan pada tempat lain, dan malah sesuatu pada tempat lain adalah dibutuhkan. dan saya tak mampu mengatur perihal ini sesuai ingin saya. ya elah apa pula yang saya pikirkan untuk penggambaran tentang perihal ini kemaren2, udah lupa bung. saya juga berpikir tentang ini, supaya saya tak terus2an merasa sial, bagaimana supaya saya melihat dulu sesuatu yang lebih baik sebelum saya menyadari bahwa sesuatu yang saya hadapi sekarang adalah sesuatu yang buruk. misal soal kos, tiba2 tanpa sengaja saya temukan kos yang lebih baik, baru saya sadar bahwa kos yang sekarang adalah lebih buruk. bukannya saya lihat dulu bahwa saya bermasalah dengan yang sekarang. sementara mau cari yang lain saya tak tahu mana yang lebih baik. bagaimana ya supaya saya beruntung terlebih dahulu ketemu obatnya, baru kemudian saya temukan penyakitnya. ah ini adalah sesuatu yang di luar kuasa saya yang meski entah seberapa mampu saya usahakan ke arah sana. kenyataannya sekarang saya memang begini (ibaratnya) melihat bahwa pulpen saya udah jelek sementara saya tahu mana yang lebih baik untuk penggantinya, bukan suatu ketika sambil jalan2 di toko saya secara tak sengaja ketemu pulpen yang bagus dan baru sadar bahwa pulpen saya sudah butut. kejadian itu mungkin hanya untuk orang yang berpikiran praktis, seperti andi misalnya. bukan orang2 yang analitis seperti saya, yang selalu saja melihat masalah pada segala sesuatu. ini tak masalah jika saya cukup mampu menyelesaikannya. cuma ini terasa begitu parah seperti saat ini otak yang lagi sakit ini musti berhadapan juga dengan kebiasaan saya yang selalu "beruntung" bisa melihat masalah demi masalah. tentu ini gambaran umum dan gampangan saja, sebab musti disadari betapa manusia banyak hal yang tak ia sadari. bahwa bukankah ilmu yang diturunkan tuhan buat manusia ini ibarat cuma setetes air dibanding luasnya samudera. saya juga punya gambaran kondisi saya seperti saat ini, dan terkait juga dengan fenomena katakanlah segala sesuatu bukan pada tempatnya, malah pada tempat yang berlawanan tadi. begini: saya lagi berdiri di suatu tebing dimana di atas itu angin lagi begitu kencangnya, sementara jalan keluar berupa terjun ke bawah. di bawah bukanlah lautan yang tenang (yang bisa diterjuni). tapi tepi pantai yang penuh batu karang yang saya tak bisa pastikan apakah bakal lebih baik (lebih nyaman) jika terjun ke bawah, atau malahan tewas kebentur karang. semenatara saat pemandangan di bawah sudah menjadi lautan yang damai, saat jalan keluar sudah ada, ia malah tak diperlukan. maslah sudah tak ada. angin ribut sudah reda. dan saya diam tak berbuat apa2. tak punya gairah (kegiatan) pertanda hidup di alam semesta. seperti saya mengeluh tak nyaman nulis, tapi pada momen tertentu (saya kira pembagian pada momen ini juga kabur) saya menyamankan diri yang suntuk ini dengan menulis2 seperti ini. tak punya keselarasan

tak ada keselarasan. aku jadi rindu untuk bisa hidup seiring dengan harmonisasi alam. mengalir bak air sungai dari dataran tinggi hingga laut lepas. berhembus seperti angin dan daerah yang bertekanan udara tinggi ke daerah renggang. bersinar seperti matahari, menyapa selalu di setiap pagi. melolong seperti srigala, kala datang bulan purnama. ah, apa hidup manusia ini sebuah kesalahan, sebuah penyimpangan dari kodrat alam. seperti malaikat yang bertanya: kenapa Engkau ciptakan makhluk yang akan berbuat kerusakan. yang mana dengan bijak dijawab tuhan:aku lebih tahu darimu akan hal ini. ah, misteri ilahi. kadang, mungkin sering, mudah2an selalu, aku jadi rindu untuk benar2 jadi hamba yang dicintai-Nya. oh, Sang Penguasa, entah bagaimana aku lebih mengenal-Mu. berilah aku kemudahan atas segala kesempitan yang saat ini terasakan. berilah petunjuk atas segala kekhilafan. tunjukkanlah aku akan Maha Penyayangnya Kau. buatlah aku mengerti, karena hanya Kaulah yang menentukan. ini permohonan, bukankah pada-Mulah mengalir segala permintaan. betapa kecilnya aku kala berhadapan dengan kabar tentang segala kuasa-Mu, segala milik-Mu yang segalanya, juga aku. duhai hati, siapa gerangan yang menuntuni. oh kehidupan, bagaimana aku bisa benar2 paham apa semua ini gerangan

sekarang soal2 riil: hari senin saya jalan seharian. pertama ke carefour beli walkman, tapi nggak jadi. tak usah panjang lebar saya kira cerita tentang ini alias singkatnya saja. terus ke dago, makan dimana di damri ketemu iqbal yang di itb. terus ke supratman ada konser. saya nggak masuk, putar2 saja. baru pulang menjelang maghrib yang mana sempat ke du dulu balik karena ngira bisa nonton konser dulu disana yang mana juga sebelumnya jalan dari simpang pasteur jalan dago karena salah ngira jalur angkot. hari minggu saya habiskan dengan dua kali nonton bioskop. pertama di dallas, kemudian di palaguna. di dallas si wts itu tambah parah "aksinya" di depan saya dan saya masih selamat. cuma jadi tambah rada berat untuk kesana. sabtu ke jatinangor

hari eh malam sudah menunjukkan menjelang setengah tiga. tape butut ini pun masih dengan setia menemani saya. yang menulis2 seperti ini selagi masih sanggup dan masih ada (dan bisa) untuk dituliskan daripada tidur2an (yang artinya tak tidur) tersiksa dengan pikiran2 akan kenangan2 yang tidak menyenangkan, lalu berpikir tentang berbagai kemungkinan yang memang sulit untuk dihindari karena memang saya tak begitu banyak kegiatan menghibur yang bisa membuat sya melupakan hal2 seperti itu. melihat keluar ke arah langit luas, mau lihat planet mars yang sedari tadi sampai kini cuaca belum juga cerah, yang mana kegiatan ini sudah saya lakoni sejak awal bulan ini, sejak saya dapat informasi tentang ini. sementara di media memang baru sekarang saha ramenya karena emang sekarang lagi puncaknya, yang entah apa gunanya bagi saya selain sedikit hiburan barangkali. dan jadi problem (tapi kadang saya rasa menyenangkan juga) ketika saya mengaitkannya kemana2. mendingan kan daripada saya terus tersiksa teringat tentang hal2 yang disesali, misal kejadian waktu saya nyapa harry roesli dulu. ngomong2 soal perjalanan waktu, waktu saya baca tulisan2 saya terdahulu kadang saya kira betapa menyenangkannya jika saya bisa kembali kesana, memperbaiki segala kesalahan. misal dengan pengetahuan saya saat ini tentu akan lebih baik bagi saya menyikapi persoalan saya sewaktu smu dulu. betapa berat bagi saya dulu menyikapi hal2 tentang jatuh cinta pada esa. yang dalam kondisi sekarang membuat saya ketawa2 dan bergumam: andai aku bisa kembali lagi dan membuat keadaannya lebih menyenangkan. atau betapa lugunya saya memasuki lingkungan anak2 band. dan saya juga jadi berpikir segala kerumitan saya saat ini akan jadi kenangan manisa yang saya sikapi dengan tertawa2 kecil di masa depan. bagaimanapun dulu adalah dulu, sekarang sekarang, besok besok. sejarah yang sudah terukir tak mungkin dihapus lagi. masing2 setting waktu punya setting latarnya sendiri. jadi intinya adalah bagaimana saat ini untuk waktu sekarang ini. bicara soal dimensi waktu dan relativitasnya, terkait dengan bacaan saya di koran tadi, saya kira saya sepakat kita tak mungkin kembali ke masa lalu. cuma bagaimana dengan percepatan/perlambatan waktu ke masa depan? lalu yang lebih fungsionil/usefully/berhikmahnya bagaimana? hehe, salam buat kau yang di masa depan!

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
3-9

saya musti masuki sebuah hutan agar bisa yakin untuk memutuskan ia menyeramkan atau bukan. dan memasukinya dimulai dengan langkah kaki dari tempat saya berdiri. saya musti memilih terlebih dahulu, sebelum memutuskan manakah pilihan yang tepat. dan itu dimulai dari posisi dimana saya tertakdir berawal berdiri. hidup ibarat perjudian, butuh keberuntungan tapi ia menggunakan alat/cara untuk mencapai kemenangan. kadang idealisme ini sungguh membingungkan, yang berbuah hal menyakitkan. dengan menyadari posisi ini saya juga mempertimbangkan hal2 yang lebih pragmatis... kadang. idealisme dan kepraktisan ibarat dua sisi mata uang (dengan kadarnya masing2) berada berdampingan dalam hidup ini. soalnya bagaimana mengatur duet maut ini berbuah menyenangkan. kebahagiaan, suatu hal naluriah yang setiap insan manusia selalu impikan... hingga sesuatu seduah berakhirnya kehidupan ini

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww

TEPAT SATU TAHUN LEWAT SATU MINGGU KEMUDIAN (NB: SELAMA WAKTU INI ADA BEBERAPA CATATAN SAYA DI INTERNET)

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
10-10-2004

04`20

yah tak terasa telah lebih dari setahun (tepatnya satu tahun satu minggu) saya tak tulis2an lagi di buku (semacam) diari seperti ini. seperti dimahfumi oleh karena kondisi fisik. catatan: ada juga beberapa catatan2 saya di notepad mail yahoo, ya saya sempat2kan walau tak seberapa untuk berdiarinya kalo lagi di warnet selama kurun waktu tak menyentuh diari ini. "asmara tak secengeng yang kukira," begitulah lagunya iwan. dan gara2 tema yang seperti ini saya jadi ingin nulis lagi (jadi karena kondisi fisik: entah buat esok2 hari). setelah beberapa tahun ini kering kerontang (meski rasanya dari dulu2 juga saya emang jarang guna) untuk jatuh hati, sekarang terjadi. minimal secara fisik aku lebih dari sekedar suka (artinya sepertinya memang terlalu absurd dan ideal sesuatu yang mutlak dan lebih dari suka berarti kalo sekedar suka doang rasanya cukup sering juga, walau tetap dalam kerangka kekeringkerontangan saya, aspek daripada). selain secara fisik dia terlihat rada aktif (suka ngobrol atau bisa jadi kasarnya cewrewet), meski ini masih pengamatan sepintas. dan ini saya pikir nilai minus untuk menjadi dengan saya. tapi pemberian nilai minus ini sepertinya terkait juga dengan aku merasa ia tak terlalu menanggapi (meski bukan berarti tak sama sekali, sebab kalo emang begitu berarti tak ada sinyal balik yang membuat saya terlalu risau, mungkin). masalahnya yang setengah2 ini: tak kurang eh tak tidak ada, tapi juga nyantai tak lebih. wajar sih sebagai seorang pria saya mustinya tertantang, namun dalam keadaan seperti ini apa yang mampu saya yakinkan untuk dijalankan. seperti, masalahnya, dalam paradoksial yang saya hadapi dalam mencari pasangan hidup: saya tentu ingin mendapatkan, wajar tentu, pasangan yang semakin perfect (menurut saya) semakin lebih baik. tapi di sisi lain yang semakin terbaik itu saya merasa jika benar saya cinta tanpa nafsu ia tak pantas buat saya. keinginan berbenturan dengan kenyataan. bahkan yang lebih ekstrim lagi saya sempat berpikir untuk menggunakan saja jasa pelacuran karena toh secara biologis saya masih manusia. masalahnya kurang nikmat karena tak ada cinta, resiko penyakit, tak ada duit, dan ya agaman? kembali ke dia yang tak terlalu menanggapi tadi (saking dahsyatnya pengaruh ia buatku saat ini: sampai2 beliau muncul dalam mimpi semalam barusan), saya jadi teringat pada-"nya" (esa). betapa saya yakin kami saling suka, tapi saya tak melakukan apa2. seperti saya yang sekarang katakanlah penuh harap, apalagi "nya" dulu, apalagi "nya" seorang perempuan. maafkan aku sayang, inilah realitas yang tak sanggup kubalikkan, tak bisa kumohonkan pada tuhan. semoga "nya" bahagia, semoga ia bahagia, jika cintaku tulus pada mereka. lalu saya bagaimana? sepertinya tunggu mampus baru terbuka tabir rahasia. masalahnya saya masih dan memang harus! hidup, jadi jalani2 dan bersiap2 menemui hal yang sama ataupun hal yang lain lagi

lagi demi kondisi fisik disini hanya ada ringkasan2 saja: rabu kemaren main drama lagi di kelas djarlis; selasanya dapet sms cinta yang entah nyasar atau entah dari siapa; sabtu-minggu kemaren ngospek ka ciwidey; rabu-kamis minggu kemaren jadi panitia seminar nasional linguistiknya klkm, menjelang seminar yang akhirnya tetap menyisakan masalah inipun waktuku cukup banyak tersita ke acara2 rapatnya hingga jualan buku; aku bisa2nya akting marah2 untuk setting forum di depan maba 2004 sehari sebelum seminar nasional di aula unpad itu, yang membuat aku menyesal di kos, kuatir seminar tak ada yang datang dan ternyata masih ada; sekarang udah ber-hp (dibanding setahun yang lalu) dan pernah jatuh di kamar mandi gedung c; saya selama libur kkn di sumedang (dan ada rencana belum terlaksana bikin tulisan/cerita tentang ini); naon deui?

wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww
wwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwwww

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!