Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Kebodohan Bukan Penghambat "Kesuksesan"

Gambar
Salam berfikir fositif dan fragmatis wahai ummat konformitas, yang percaya-percaya aja dan ikut-ikut aja kemana angin surga di-katanya-kan sedang mengarah berhembus. Berkali-kali lagi kami kembali hadir dan hadir kembali untuk turut nyinyir-nyinyirin berbagai benturan wacana yg mengopulasi kepada bermacam-bagai tindak-tanduk politiking manusiawiyyah kita; yang merupakan kesebuah keniscayaan untuk mereka keep survival di dunia yang semakin padat dengan pesaing, dengan berbagai modal kompetensi uniknya masing-masing yang dimodalin oleh tuhannya tiap-tiap. Huffftt... panjangnya yaa punyaku! Kemaren-kemarin aq berkomunikasi lagi dengan seorang mantan teman dahulu kala yang mengingatkanku kepada teman lainnya di zaman dulu tersebut. Sebut saja teman kita yang lainnya ini Agus dan dia orang bodoh. Sementara saya dan mantan teman yang itu agak pintar. Memang masalah bodoh-pintar ini agak relatif, tapi kami butuh juga istilah atau semacam label ini untuk menjelaskan maksud; yang muda

Logika dalam Pelajaran Bahasa Indonesia

Gambar
oleh Geko Kriswanto Suatu pengajaran bahasa selalu berhakikat pada proses pembentukan logika dalam diri peserta didik (dalam mengkomunikasikan ide dengan bahasa yang dipelajarinya). Acuan pokok yang paling mendasar ini agaknya telah diabaikan dalam praktik pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah. Kurikulum terbaru sebenarnya telah memberikan peluang yang luas bagi guru untuk menggali kreativitas, baik yang menyangkut sumber bahan maupun metode penyajian. Kecenderungan lama masih saja muncul dengan mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang kira-kira akan keluar pada waktu ujian akhir. Ukuran keberhasilan pengajaran bahasa Indonesia hanya ditolok dengan ketepatan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam testing. Keadaan pembelajaran seperti itu telah menjadi unsur dominan yang menggagalkan proses pembentukan logika dalam pengajaran bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia mulai dilirik bangsa lain untuk dipelajari sebagai suatu disiplin ilmu, tetapi di negaranya sendiri masih

7Bh Per 7 Thn, Budget-kate Knowledge-update Seorang Sarjono Paimo

Gambar
Mungkin ini akan terdengar memalukan. Sangat teramat memalukan bahkan betul. Tapi ya sudahlah me- redundant . Nih aji mumpung aq sedang-sudah tidak punya kemulaan eh “kemaluan”. Ataupun punya, tapi terasa ia tak ade kerana sudah lama tidak tiada kunjung untuk “kami bergunakan". Mohon maaf wak haji, jika kata sambung yang harusnya-mutlak ditulis secara karena ini memang sengaja saya ejain berbeda dengan versi resmi/ monotone yang tertera dalam keterangan (atau opini pembuat) kamus; mungkin untuk membuat jengkel para dogmator tata bahasa Indonesia beku hehe. Bagiku agak menggelikan saja ketika doktrin konvensi (entah dimana bermufakatnya?) aturan bahasa formal dipaksakan untuk dipatuhi juga dalam situasi dan ragam lain. Plank nama usaha  misalnya, ya suka-suka kreatifitas orang gila itulah ianya. Bahkan dalam penulisan ilmiyyah pun seyogyanya saran-teknis penulisan jangan malah menghambat (bahkan mereduksi) dalam pengungkapan ide dan konsep, lalu memandulkan perkembangan ilmu.