Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Repiew Pelem “Colek Toket Sebel, Ahh”: A Little-bit of Self-consciousness nyah Para Kapirtalis atas Phenomenon Living in Thy Materialistic-world

Gambar
Haihai. Haree genee masih ada yang berkoar-koar tentang materialis, kapitalis, sosialis ; betapa rasanya gak bangett gitchyu yaa. Apalagi buat adek2 mahasiswa sekitar pascamilenial (Genzet) yang mungkin sudah tidak pernah lagi bertemu di kampusnya dengan abang2 “aktivis” kiri yang gimbal2 pemabuk dan penyimenk gitu—yang jadi otaknya paling satu dua person, selebihnya buat ngegaya aja biar dikira pemikir sosialis; karena, lebih dari sedekade terakhir ini dunia pergerakan kemahasiswaan Indonesia berhasil didominasi (total bahkan) oleh kakak2 aroma ikhwaniyyun yang setengah kemayu setengah terorris itu, wkwkwk. Mak enyak, ketika PKC sekarang berhasil membuat Peking—ibu kotanya dinasti Manchuria yang berciri khas rambut tail -ekor kuda tersebut— menjadi kota paling menyamankan para ekspratiat (bahkan belum sampai 100 tahun dari munculnya Kakek Mao Zedong muda—sang bapak besar era- modern bangsa cinta, ia Stalinnya cina zaman republik jika Dr. Sun Yat Sen adalah Lenin atau ideologny

Review Film The Battle of Sex (2017): Mengintip Pentasan Luar-Dalam

Gambar
Haii, sobatt movie -lovers sekalian, ataupun yg melebihi duakalian atau multi-kalian. Hadir lagi n e h , blog-blog'an narasi non- mainstream ke para pirsawan sebaran normal se-kalian, as e kkk. Gpp lah sesekali ngintip yg seger-seger melipir, kali-kali ente sedang stuck hidup berkubang konservatifisme yg serba normatif-normatifan. Tentu saja, berstruktur itu perlu. Formalitas itu kudu. Prosedur itu mau gak mau, uka gak uka yo mesti diikutin apa adanya "konsensus" hukum acara yg sudah positif berlaku mengatur tata perilaku tubrukan kepentingan antar sesama kita para manusiawi banyak akal dan penuh topeng niyy. Sedap dech! Ane kangen neh, pengen nge-repiew pelm lagi sebagai saluran mainan baru ane dalam melatih kemampuan verbal otak kramku ini ketika meracik ide ke dalam kata-kata yg meng-konkret-kan gagasan, bahkan luapan jiwa , hadehhh. Kebetulan ada taufik menarik nih sekarang. Sebuah film base on "true"-story lagi (katanya) yg kebeneran juga berjudul

Hari Ini Yahoo Turut Hengkang dari Indonesia?

Gambar
Hari-hari fesbuk dan twitteran seperti zaman ini mungkin sudah terasa kurang keren masih buka situs yahoo. Beda dengan zaman pra-friendster sekitar tahun 2007 silam yang mana website yahoo ini seperti menu wajib santapan netizen setiap mau online. Bahkan google pun masih kalah masa itu, boro-boro fesbuk boro-boro twitter boro-boro kompasiana. Sejak zaman awal mirc di era 2000-an, atau masa-masa situs eramuslim masih jadi rujukan kader pks sebelum makin ngisis saat ini dan mulai punya banyak saingan dalam "jualan" islam, yahoo pun jadi kitab suci online bagi semua manusia semua agama semua ras bahkan semua kondisi ekonomi. Mungkin, mungkin nih ya, satu-satunya fitur yahoo yang masih bertahan dari kerasnya kompetisi dunmay adalah produk mailnya. Itupun mungkin karena sudah terlanjur bikin seperti saya dibikinin temen nge-band yang kuliah informatika saat aq masih sma dan tidak tahu cara hidupin komputer. Nah inilah mail utamaku yang belum bisa ditinggalkan walau banyak maduny