Pengalaman "Dikafirkan" oleh "Radikalis"

Seberapa waktu berlalu seseorang relationship dlm koneksi yang semi anonim kalo ndak salah ingat--maklum bukan muhadits yg hafal 100.000 kabar sunnah lengkap dgn garis sanadnya, tapi masih juga dikafirkan xixi--di jarsos facebook mengundang akun resmi gw untuk bergabung ke sebuah grup gerakan politik agama lokal. Sewaktu itu misi utama grup ini adalah mengganyang syiah yg de factonya merupakan mayoritas historik dakwah islam yg dominan tassawuf di Minangkabau. Orang minang memang tidak bisa persis dibagi kepada kaum santri dan abangan seperti thesis Cliff "Burton" Gerts tentang kultur islamis jawa, namun umumnya di luar org islamis biasa aka duniawis--disini antara moderat dan sekuler nyatu--yang tersisa adalah kalangan ustadz sufi atau "urang surau" baik yang kental banget atau agak tawar sedikit. Sedikit-sedikit baru kemudian ada generasi islamis yang bersentuhan dengan model-model baru seperti sekte sawah dan lain-lain namun tidak signifikan. Belakangan berkat gerak politik PKS aka ikhwan mulai banyak generasi muda yg didoktrin untuk ke "sawah" dan sekte kawan-kawannya ini. Walaupun, berdasarkan pengalaman gw, di Minangkabau yang kulturnya egaliter ini militansi mereka ndak seganas di Jawa. Seorang legislator PKS di Pariaman bahkan pernah saya baca di koran diberitakan sedang membantu pembangunan makam salah satu syaikh tarekat paling top dalam pengenalan islam di Minangkabau. Padahal kalau sudah menyinggung-nyinggung soal kuburan ini kalau di Saudi bisa sudah saling bantai. Tentu kemudian tetap dicatat fakta sejarah kekalahan para pendaulu paderi mereka di abad ke-19 yang kabarnya sadis juga saling main bantainya.
Meski tidak mau mengaku liberal, meski terus disudutkan utk ngaku liberal, bahkan dianjurkan keluar dari islam karena islam itu hanya tafsir versi kami yang tanpa tafsir aka leterlek yang benar xixi, gw termasuk bukan yang anti dengan jihad qital dalam syariat islam. Gw setuju dengan Nabi bahwa dunia ini sekedar tempat ujian sebentar jadi jangan mengira yang damai-damai dan enak-enak saja itu yang benar, meski lagi dari sudut lain mewujudkan kedamaian itu juga merupakan kebaikan. Yang bikin gw puyeng ada sekte yang ngerasa fundamentalis tapi tujuan duniawinya sangat kental sampai-sampai memfitnah Nabi sosok yang kaya raya dan mendoktrin umatnya bahwa jika kita dekat dengan Tuhan maka akan enak kehidupan (duniawinya) xixi. Cuma yang perlu jadi perhatian karena dogma tentang perang itu adalah untuk ujian bukan melampiaskan amarah dan hawa nafsu maka perlu kehati-hatian agar tidak terjerumus 180 derajat jadi anjing-anjing neraka saat seorang pelacur yang cuma punya amalan memberi minum seekor ANJING saja mendapatkan rahmat syurga. Saat bendera islam tidak jelas seperti sekarang maka berlakulah kaidah patahkanlah tongkat-tongkatmu dan gantilah jadi pedang dari kayu. Waduh, gw bisa dicap sufi sesat penghuni neraka nih gara-gara mengutarakan hadits yg bisa dipilih-pilih sesuai kepentingan begini, ahayyy.

Komentar
Posting Komentar
silakan komen yaw mmmmmmuuuahhhhh