Nakalnya Nak Ical Ya, Tunggangi Jokowi

Hasil survei yang ditayangkan TV One miliknya Grup Bakrie hari-hari ini benar-benar membuat saya terperangah karena menempatkan ARB di angkat 20% setelah dalam survei-survei sebelum hanya satu persenan. Terang saja publikasi survei ini dituduh pesenan apalagi sebelum-sebelumnya LSI Denny JA telah santer disebut-sebut lembaga bayaran. Menarik juga menyimak bahwa beritanya juga ditayang di Metro TV namun setelah itu presenter mengingatkan pemirsa tentang lingkar surver abal-abal, hehe.

Tentu saja sebagai lembaga publik hasil "riset" mereka tidak mudah untuk berbohong begitu saja. Sepertinya permainan atau modus mereka adalah lewat penentuan metode survei dan mensiasati prosesnya. Jadi tetap saja hasilnya itu memang berdasarkan survei yang riil yang sudah "diutak-atik" untuk mendapatkan hasil yang direncanakan "sponsor". Jika hasil tak sesuai dengan pesenan ya tentu saja tidak akan dipublikasikan atau ya main kasar dengan "menarok" hasil palsu dengan mencoret angka sebenarnya.

Yang lebih kasar dan jorok lagi "mainnya" adalah ketika nama Jokowi disandingkan sebagai cawapres ARB. Jelas sekali kelihatan Golkar hanya ingin numpang mempopulerkan Ical dengan menggaetkan ke nama baik Jokowi. Bisa jadi tidak terlalu penting juga buat ARB mengajak Jokowi gabung karena cuma dipake sekali untuk numpang tenar. Toh peta politik bisa saja berubah dan ARB sedang mensiasati bagaimana merampas suara rakyat untuk Jokowi. Saya bisa saja bilang maennya kasar dan keliatan banget tapi tetap saja ini tetap efektif untuk mengelabui opini rakyat kebanyakan yang "bodoh-bodoh".... Entahlah, hanya Ki Joko Bodo dan Farhat Abbas mungkin yang tahu apa selera elite dan rakyat kebanyakan bangsa penggemar takhayul dan tentu saja materi ini hehe.

Saya pribadi termasuk yang tidak terlalu menganggap buruk terhadap Bapak Aburizal, apapun kasus yang ditimpakan padanya seperti Lusi atau Lapindo. Ataupun dugaan pengemplangan pajak batu bara, toh ini hanya soal mainan elit kuasa. Hukum sudah pasti milik mereka meski secara teori kampus keadilan untuk semua hingga langit runtuh. Atau juga dugaan 'god father' Orba ya belum apa-apalah ketimbang asetnya geng sembilan naga. Seperti mungkin diketahui sewaktu 'nganggur' sehabis gagal berbisnis di lingkungan Kodam Cendrawasih 'ngurusi' aset koperasi ABRI--meski tidak ada yang asli Indonesia jadi tidak penting pula dipermasalahkan kita sebut keturunan cina--Om Tommy Winata kita ini sempat "dipiara" pejabat tinggi angkatan darat dengan kerjaan cuma makan, tidur, dan nonton TV. Sekarang siapa yang berani mengganggu bisnisnya kerajaan Artha Graha itu di Indonesia; walau sempat terserempet dikit ke media dalam kasus Miranda Goeltom. Oke kembali lagi ke Ical yang pribumi dari Lampung ini, dalam hal enterpreneurship dia adalah tokoh yang mengagumkan melebihi CT, Sandiaga Uno, apalagi Mario Teguh. Namun buat pemimping politik apalagi bangsa tidaklah tepat, cukuplah ia mengurus perburuan kekayaan saja sebagai pilihan hidupnya. Ataukah ia harus jadi presiden karena tanpa menduduki langsung jabatan ini kegiatan ekonominya bisa terganggu?

https://www.kompasiana.com/wem/nakalnya-nak-ical-ya-tunggangi-jokowi_5529f098f17e61133ed623b5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!