Review Film Long Shot (2019): Muncratnya Jauuhhhh!

oh boy #onani
"Nafsu adalah ibu dari cinta sejati."
(Super Deluxe-film India, 2019)

Okay, gw tunda dulu serial pelajaran mengarangku dgn ceritera2 love2-an untuk diari2-an. Terlalu membuka aib dan sangat sulit dicerna kewarasanku klo hal begituan kuposting diblog secara terbuka. Pun, peristiwanya juga lagi going on the way; walau apinya tidak lagi semembara beberapa minggu yang lalu, namun sepertinya masih jauh untuk akan kunjung padam dalam waktu dekat ini. Walau gw sudah dibikin mewek2 sama gusti Alloh mintak2 ini sesegara mungkin diakhiri dan aq bisa lebih fokus mikirin hal lain. Ya, tapi inilah ujian kehendak Tuhan mesti dijalanin yawda jalani azalah. Salah satu pengalih perhatian, kulanjutkan hobi menulis review film seperti biasanya untuk update selalu blog manusia caem ini. Kali ini kami akan review film termasuk baru juga, ada aspek tentang politik (makro) lagi, dan tentang selangkangan lagi. Yawla... kenapa hidupku tak jauh2 dari yang gitu2 lagi.

Kita mulai dengan sinopsis cerita dulu saja dahulu, sebagaimana kebiasaan ibu secretary of state pemeran utama film ini yang tidak punya waktu untuk ngikutin seri Games of Throne tapi butuh wawasan tentangnya dengan mengandalkan sinopsis aja. Awalnya diceritakan tentang seorang jurnalis idealis yang akhirnya mengundurkan diri dari tempat kerjanya setelah dijual kepada seorang bos kapitalis media. Dalam masa menganggur ia lalu hangout dengan temannya untuk menghibur diri dan di suatu tempat ia bertemu teman/kakak masa kecil/remajanya yang kini telah menjadi secretary of state-nya USA. Di masa remaja imut itu diceritakan ia pernah mencium ibu menteri tersebut hingga kontolnya tegang (udah ya, gw langsung saja bahasa tanpa basa-basinya sejak awal nih).

Di suatu waktu diceritakan ibu menteri luar negeri Mamarika Syarikat yang masih muda dan singel ini hendak maju menjadi kandidat presiden berikutnya. Akhirnya terpilih si mantan jurnalis penganggur teman masa kecilnya itu menjadi konsultan penulis pidato sang kandidat presiden walau tim kampanye sempat menolak karena kurang punya reputasi plus sudah acak kadut dari segi penampilan berpakaian hingga karakter yang kurang formal dan normatif. Singkat cerita ikutlah si penganggur dengan rombongan capres cewek pertama di negeri Paman Sam ini--jadi ingat Hillary Clinton ya bos, hehe--ke berbagai tempat/negara.

Setelah berbagai lika-liku saling penyesuaian antara si mantan jurnalis idealis dengan wanita politisi yang harus kompromistis itu, di suatu waktu ketika di Filipina mereka terjebak dalam peristiwa semacam kudeta. Ketika terkurung di dapur berdua, api asmara terpantik seketika dan dua orang ini berciumanlah. Setelah sampai di safe house yang berupa villa di pulau pun kedua orang ini melanjutkan ke adegan ranjang yang berlangsung hanya beberapa detik dan menariknya mereka klimaks bersamaan dengan mengucapkan--tentu saja bukan alhamdulillah--kata2 yang sama: oh boy!

Perlahan lamat2 tapi akhirnya bisa "masuk" juga, asmara antara dua orang ini diketahui sudah lingkaran tim kampanyenya. Salah satu konsultan capres cewek ini mengusulkan agar si mantan jurnalis ini hanya menjadi semacam gundik rahasia saja kalo si ibu menteri menang pilpres. Karena seorang capres negara terbesar kayak Mamarika tersebut tentunya tak layak diterima publik kalo hanya punya pasangan hidup seorang jurnalis gak jelas dan sempat jadi pengangguran kayak bang Sandi Uno. Klo bahasa agamanya nih: tidak sekufu' alias gak level (out of his league). Masalah lain juga lalu muncul saat presiden in-charge yang semula mendukungnya dan para pengusaha di belakang sang presiden itu--dalam film ini disimbolkan kepada bos media yang dibenci si jurnalis tadi--hendak mencampuri visi kepresiden sang capres cewek ini.

Tentu saja si jurnalis sok idealis menolak ketika ini dikonsultasikan kepada dia. Saat inilah hubungan terlarang dua orang beda kasta ini akhirnya sempat retak juga. Gilenya dalam masa saling marahan ini si ibu menteri gak tanggung untuk selingkuhan saja adalah PM Kanada yang jauh lebih gantengnya. Saat bu capres ini menolak tekanan presiden dan sang pengusaha tentang revisi visinya, lalu diperlihatkanlah dokumen video "hack" atas webcam laptopnya si mantan jurnalis. Dalam satu episode leak ini diperlihatkan si jurnalis onani di depan notebooknya sambil mendengarkan pidato politik si ibu capres, wah. Dan lebih hebatnya lagi ketika muncrat setelah onani yang spermanya jatuh ke mukanya itu, si mantan jurnalis mengucapkan kosakata yang sama saat mereka bercinta sekian detik dulu: oh boy!

Saat pasangan ini berdiskusi menghadapi ancaman ini--dokumen aib sang wanita capres ini dengan pacarnya itu--sang jurnalis menolak untuk takut pada ancaman itu dan rela aib ngocoknya itu disebar ke dunmay. Sementara si ibu menteri sebagai politisi matang tentu tak sanggup dengan konsekuensinya dan memilih pragmatis menuruti kemauan si pengusaha. Nah, sepertinya gw miss nih timeline-nya, disini dua pasang manusia bercinta ini mulai retak hubungan. Tapi mendadak dalam sebuah pidato puncak kampanyenya, si ibu capres mendadak balik arah dan mengatakan kepada publik rakyat Mamarika bahwa presiden dan pengusaha top tersebut mengancamnya dengan dokumen leak yang akan mengguncang persada: gw punya calon suami yang merancap di depan kamera! Ia berharap calon rakyatnya siap menghadapi kenyataan itu dan kemudian tersebarlah video "memalukan" ini ke sejagat dunia maya.

Di luar dugaan ternyata publik bisa menerima dan bersimpati. Akhirnya si ibu menteri ini menjadi presidennya Mamarika tanpa suaminya harus menjadi gundik tersembunyi yang harus masuk lewak lorong rahasia gedung putih untuk bertemu dengannya. Nah, begitulah ceritanya. Bagaimana, terlalu konyol? Kalo buat saya sih tidak; karena jika kita jeli menggali subtansi dan nilai2 kritik koreksi ada filosofi hidup menarik yang bisa kita bahas untuk membongkar kehipokritan nilai2 normatif yang mau tak mau memang harus kita jalani dan lakoni di dunia nyata. Ya, film memang bercerita tentang hal2 yang tak mungkin terjadi di dunia nyata sehingga bisa menjadi tempat berkontemplasi merenungkan nilai2 busuk yang mau tak mau harus kita endus juga pada kenyataannya.

Okelah, apanya lagi yang mau gw review dan sok mengail nilai ya. Ya sudahlah, sinopsisnya ini sajalah dulu ya. Bye!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!