Padang Tergoyang Gempa Lagi Barusan, Alhamdulilah

Baru saja, ndak sampai sejam tadi, sebuah guncangan melanda kota ini. Saat itu aku tengah terlelap. Asyik mengeksploitasi alam bawah sadar. Berharap menulis dengan lebih baik lagi di Kompasiana. Apalagi termotivasi banget nih; jika sampai Mr. Hamid yang sedang ngajar di Shanghai nyempetin baca, hahahahaha. Namun seingat saya mimpi barusan bertema gw jadi semacam buronan polisi. Namun berperan sebagai orang baik. Mungkin terintimidasi berita-berita tentang teroris kali ya; teroris bercap buruk. Mungkin tidak persis juga gitu. Biasalah mimpi, saat semua realitas yang kita tekan di keseharian muncul ke permukaan. Permukaan yang belum tersentuh Logos, masih kabur, baru Sigmun Freud yang cuba mengeksplorasinya. Dan mendapat cemooh orang karena kajian metafisika mediknya. Ah, semoga para ilmuwan terkucil yang tidak dihargai masyarakat pragmatis dan tipu-tipu ini hendaknya dibalas oleh Tuhannya. Ingat Tuhan oya kita kembali ke tema gempa ajja yaaaa. Pas gempa menghentak, saya langsung terbangun. Rasanya cukup kuat, meski sebentar. Kemudian ku SMS Radio Elshinta, masih kebawa-bawa kebiasaan sewaktu di Jawa dulu. Kabarnya cuma 5 SR di barat daya Pariaman. Nah, tadinya mau tidur lagi. Baru ingat kalo belum shalat isya. Gw bukan sok soleh ya, baru tahap kepengen dan enggak mau muna menerapkannya. Munafik itu artinya apa yang kita tampilkan tidak menggambarkan yang sebenarnya di dalam. Alhamdulillah meski doyan berita politik tetapi gw selalu bebaskan diriqu dari praktek politik praktis, sikap pragmatik, apalagi oportunis. Bukan tidak mau kompromi, sejauh tidak membuat diri ini jadi pendusta. Jadi kompromilah daku menjalankan isya yang tadi tertunda-tunda. Mudah-mudahan bukan karena gempanya, meski takut kepada Tuhan itu niscaya. Dan menurutku, kultur jamaah Minangkabau ini memang perlu terus ditakut-takuti dengan gempa tanda kasih sayang dari Tuhannya. Ingatan. Mereka ketakutan ketika tentara Yani "show of force" dengan pasukan terjun payung di Bandara Tabing meluluh lantakan Dewan Banteng yang sebetulnya lebih dipersenjatai canggih dengan paket-paket kiriman CIA. Tapi begini ya begini. Dan menurutku yang bisa saja salah ini yaaa tambah parah deh kini. Seandainya punya komando militer saya juga tak kan sudi berpunyakan rakyat badarai ini untuk cukup nyali berperang. Karena sekali lagi semua sedang fokus dengan tema: perang mengejar-ngejar uang dan hasilnya status bergengsi. HAHAHAHAHA, sudahlah tambah ngelantur dikira nanti, muna banget sih gw. Katanya. Jadi kalo pun ada gempa dan tsunami, menurutku: segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang sedang kupelajari.

https://www.kompasiana.com/wem/padang-tergoyang-gempa-lagi-barusan-alhamdulilah_54ff8e64a33311bc4c51060a

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!