Densus 88, Skill 7 Fashion 9

Detasemen Khusus 88, satuan anti teror Polri yang kabarnya didanai USA ini, kembali bikin gebrakan. Usai momentum Century Case, seiring perjalanan Presiden SBY ke sahabat sejati Australia, sesaat jelang kedatangan Barrack Obama, unit spesial berseragam tempur kontemporer ini menghadiahi warga negara Indonesia dengan nyawa seorang gembong teroris paling dicari, Yahya Ibrahim alias Dulmatin. Kombatan Mindanao yang bahkan disebut-sebut punya skill meracik bom dan mengorganisir teroris Islam melebihi Dr. Azhari ini ketankep sewaktu lagi asyik di sebuah warnet game online. Setolo itukah? Terlepas dari segala kontroversi--mulai dari yang paling curiga hingga yang paling direcoki buta manut saja--saya kali ini pengen memberi nilai Satsus ini dari segi perbandingan kemampuan tempur dan tampilan fesyennya. Ya, judulnya memang terlihat norak bagi text title pada pada pojok kanan sebuah permainan game computer. Dibanding satuan-satuan Polri lainnya, Densus 88 ini memang terkesan menyeramkan. Penggunaan atribut topeng, rompi canggih, hingga persenjataan mutakhir, membuat kita dari segi fashion bagai menyaksikan polisi elit khayalan di game-game terbaru. Di tengah morat-maritnya anggaran kepolisian negara kita, terkait masih terpuruknya pemerataan ekonomi rakyat Indonesia, tampilan busana dan perlengkapannya Densus 88 ini memang bagai khayalan. Dibumbui lagi dengan profesionalitas ala militer barat bagai di film-film Hollywood, personel-personel detasemen ini sangat gegas dan rapi pergerakannya. Ditengah-tengah massa mereka akan tegas menghalau setiap hambatan. Dengan tampilan fashion yang bagai film tersebut terang saja rakyat tidak akan punya nyali untuk mengajak ngobrol-ngobrol dulu sang petugas usai menjalankan misi; apalagi buat foto-foto. Bandingkan dengan personel Polri lainnya yang bisa diajak ngopi di warung, sambil membicarakan bisnis, dan membiarkan persoalan yang jadi yuridiksinya diselesaikan sendiri oleh pemuda-pemuda setempat secara 'kekeluargaan'. Namun kegagahan tampilan Densus 88 ini sayangnya tidak sebanding dengan skill yang ditunjukkannya. Ini menurut hemat saya yang awam, yang menelan begitu saja keterangan media resmi mentah-mentah, sehingga bisa saja salah. Lepas dari berbagai teori-teori rekayasa dan praduga, cukup aneh juga aksi satuan keren ini dimunculkan lagi pas momentum-momentum kini. Beberapa pertanyaan juga timbul mengapa mereka main tembak mati di tempat tanpa membawa dulu ke proses pengadilan meskin Irjen Edward Aritonang mengklaim masih membutuhkan informasi teroris. Dengan mengecualikan teori-teori prasangka buruk tersebut saya jadi berasumsi buruk melihat skill menangkap Densus 88 yang cuma 'gini'. Sekali lagi dengan mengecualikan semisal infiltrasi dan troyaisme ke tubuh organisasi teroris. Terlebih lokasi penangkapan masih di ibu kota negara ini pula lagi, alahhhh hahaha. Makanya ditengah fashion dan kelengkapan militernya yang bernilai 9, saya melihat skill tempur satuan ini maksimal baru hanya 7; kalaupun terlalu berlebihan jika saya beri nilai lebih kurang. Apalagi melihat tersangka yang sedang main game online atau chatting dengan Osama bin Laden mungkin dari warnet umum di ibu kota tersebut terlihat mati tolol. Eks mujahid matang pengalaman di Mindanao dan Afganishtan hanya berbekal revolver isi 6 peluru. Padahal lawannya bukan hanya satu peleton, tapi se-detasemen, khusus lagi. Alahhh, gimanapun saya yang katro ini tetap bisa saja salah menilai dan tetap aprisiatif pada Polri. Mudaha-mudahan upaya membunuhi langsung teroris ini semata demi rakyat Indonesia Raya, bukan demi citra dan karir penguasa apalagi pesanan asing. Amin!

https://www.kompasiana.com/wem/densus-88-skill-7-fashion-9_54ff8f66a33311b14b510676

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!