Slalu Strategi Cerdik Pak Soesilo


“Jika aku berhenti memasang sesuatu aku pasti lebih bahagia. Yang kulakukan hanya duduk pada pantatku yang besar. Jika pantatku tak besar aku akan lebih bahagia.” (Adaptation)

Tiba-tiba munculnya nama Nyonya Linda Amelia Sari Gumelar dalam audisi calon menteri di Cikeas memang cukup mengejutkan. Apalagi tak tanggung-tanggung nama yang satu ini menggusur nama Doktor Meutia Hatta, putri proklamator NKRI dari "kampuang kito", yang pula petinggi partai pengusung setia pemerintah, PKP, yang digawangi Meutia bersama purnawirawan jenderal “gaek” Edi Sudrajat. Tadinya aku berhenti nulis sampai sini nunggu perkembangan terbaru dan kepastian posisi-posisi menteri setelah SBY resmi dilantik kemaren. Tapi hingga pagi kini dari Programa 3 RRI kudengar sepertinya pengumumannya masih tertunda bergantung dinamika politik. Oke, kembali ke Nyonya Linda Gumelar. Nah, dari perekrutan istri Pak Agum Gumelar ini gw melihat lagi sebuah “takhtis” cemerlang politik SBY.

Satu-satunya “lawan” politik yang belum bertekuk lutut pada SBY adalah Megawati Soekarno Puteri. Ini dengan sementara mengabaikan dulu Gerindra-Hanura yang kekuatan politiknya tidak terlalu besar. Dan sebetulnya sepertinya juga hanya tinggal Megawati sebagai pribadi karena Taufik Kiemas saja sudah dapat jatah ketua MPR berkat demokrat. Nah, perlahan-lahan orang-orang di sekitar Mega disedot untuk merapat ke SBY (bukan Surabaya ya). Tidak mudah memang karena PDIP bisa dibilang memiliki kader-kader yang cukup militan. Tak se-oportunis pion-pion Gxxxar misalnya (misal lho). Nah, salah satu orang yang cukup punya kekuatan dan agak dekat dengan Bu Mega adalah Letjen (purn.) Agum Gumelar, suaminya Ibu Linda.

Kang Agum, mantan Danjen Kopasus ini, adalah salah satu contoh tentara yang cukup “perfect”. Baik sebagai prajurit lapangan, maupun sebagai pejabat karir. Kabarnya beliau sempat “esmosi” ketika Gus Dur mencapnya pengecut karena tak mengikuti kehendaknya kala berhadap-hadapan dengan se-MPR RI sewaktu Gus Dur hendak diturunkan. Masak sih prajurit Kopasus dibilang penakut. Selain paduan antara seorang pion pemberani dengan seorang manajemen administratif yang apik menariknya lagi jenderal yang satu ini adalah contoh paduan menarik antara seorang berakhlak sunda yang halus dengan seseorang yang berkemampuan intelektual cukup mumpuni. Gw termasuk yang cukup senang mendengar pernyataan-nyataan dan pidato-pidato cerdas Agum di mass media. Termasuk di masa-masa ketika ia mencawapres di 2004 mendampingi, sayangnya, Hamzah Haz.

Agum Gumelar ini sudah beberapa kali menjabat menteri. Yang (kata ini “dianjurkan” tidak terdapat di awal kalimat) seingat gw saat ia menjadi menteri perhubungan dan ketua PSSI. Mirip-mirip nasib Wiranto; yang juga menarik dari Agum ini adalah: setelah kalah dalam pilpres di 2004 ia malah mencagub di Jabar (kampung halamannya) tahun kemaren dan kalah lagi. Sayang sekali. Padahal ini bukan orang “sontoloyo” dan saya berani bilang merupakan salah satu tokoh sunda paling tercemerlang sangat amat saat ini setelah masa Ginanjar Kartasasmita. Sekali lagi setidaknya gw melihat dari kecerdasannya yang sayang dan sayang tak sebaik peruntungannya akhir-akhir ini. Sekali lagi jarang-jarang saya melihat tokoh sunda yang karakternya se-komplit ini meski kalo ikut pilgub di Jawa Barat tentu saja gw bakal lebih milih calon PKS ketimbang Agum yang diusung PDIP apalagi orang-orang status quo di Xolkxx.

Nah, sepertinya SBY melihat pentingnya menarik purnawirawan unggul cemerlang yang telah sial berkali-kali terakhir di akhir-akhir karirnya ini ke lingkungannya. Caranya adalah dengan menempatkan isteri Agum di posisi menteri urusan peranan wanita. Padahal nama ibu tersebut nyaris tak terdengar sama sekali selama ini. Kabarnya beliau kesana hanya berbekal kegiatan sebagai pengurus urusan kanker payudara wanita. Luar biasa. Tentunya menarik Nyonya Agum ke kursi menteri ini akan cukup mengangkat kembali citra, imej, dan gengsi keluarga besar Agum Gumelar. Dan lalu membuat orang istimewa itu berada di lingkaran SBY. Dan tentunya sah-sah saja. Tentunya bagi seorang kuat seperti Agum yang bukan tak mungkin bisa terkena post power syndrome belakangan ini hal itu akan sangat membantu. Apalagi Agum Gumelar akan jadi salah satu tokoh bekas TNI paling senior jika Try Sutrisno telah berlalu nanti. Dan pula sekalian tentara selain kawan-kawannya Wiranto dan Prabowo sudah semakin tertarik ke dalam lingkaran SBY pasca kemenangannya di pilpres yang baru berlalu ini. Saya lupa Agum lulusan Akabri tahun berapa, yang jelas ia senior Esbeye. Lagian lagi ada bonus tambahan bagi citra Es By: menantu Agum adalah pebulu tangkis guanteng Taufik Hidayat.

https://www.kompasiana.com/wem/slalu-strategi-cerdik-pak-soesilo_54ff5426a33311be4c50fbf2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!