analisis psikoanalisa thd tokoh saaman dalam keluarga gerilya

ASPEK “BAWAH SADAR” PADA TOKOH SAAMAN

Dialektika model pendekatan dan landasan teori dalam penelitian teks sastra salah satunya ikut diramaikan oleh kajian Psikoanalisa yang ditelurkan oleh Sigmun Freud. Psikoanalisa sendiri memang bagian dari kajian psikologi manusia dan Freud menggunakannya dalam fungsi sebagai terapi medik. Salah satu penemuan besar Psikoanalisa, yang bisa dilihat gunanya dalam analisis teks sastra, adalah adanya kehidupan tak sadar pada manusia (samakan saja dengan istilah aspek bawah sadar di atas). Freud bahkan menyatakan bahwa segi-segi terpenting perilaku manusia ditentukan oleh alam tak sadarnya. Untuk itu Freud mengemukakan teori tentang struktur kepribadian manusia. Struktur kepribadian manusia tersebut terdiri dari tiga bagian yang tumbuh secara kronologis, yaitu id, ego, dan superego. Id merupakan struktur kepribadian paling primitif dan berhubungan dengan prinsip mencari kesenangan. Ini dapat kita lihat pada fase kanak-kanak seseorang. Id banyak berhubungan dengan nafsu semena-mena yang tidak sanggup membedakan realitas dan khayalan. Ego merupakan kelanjutan upaya mencari kesenangan, tetapi sudah dirangkai dengan keharusan tunduk pada realitas dan tak bisa semena-mena lagi. Fase ini dapat dilihat ketika seorang anak mulai mengenal berbagai aturan sosial dan terpaksa mengekang nafsu pemuasan dirinya yang bersifat semena-mena. Tahapan selanjutnya, superego, merupakan perwakilan dari berbagai nilai dan norma yang ada dalam masyarakat tempat individu itu hidup. Berbeda dengan ego yang berpegang pada prinsip realitas, superego yang memungkinkan manusia memiliki pengendalian diri selalu akan menuntut kesempurnaan manusia dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Tahapan ini seiring dengan kedewasaan seorang individu. Berhubungan dengan alam tak sadar dan alam sadar, id terletak pada bagian pertama sedang yang lain meliputi keduanya.

Tokoh Saaman dalam novel ini digambarkan sebagai sosok yang paling ideal sebagai manusia (terkait cerita dan semangat perjuangan dalam novel ini) dengan berbagai pemosisiannya di antara tokoh-tokoh lain serta upaya pemberian karateristik perwatakannya. Sebagai anak sulung yang bertugas mencari nafkah, ia disegani dan dibutuhkan. Sebagai kakak yang terlihat bijaksana dalam mendidik adik-adiknya, ia dijadikan panutan. Begitupun dalam hubungan dengan orang lain, berkat sikap bijak dan kecerdasan berpikir, ia dihormati. Ini salah satu dan utamanya terlihat dari terpilihnya Saaman sebagai tokoh pemimpin pergerakan bawah tanah tentara pejuang di ibu kota. Karakteristik tokoh Saaman ini, dalam posisinya sebagai tokoh perjuangan dan sosok yang dihormati orang-orang di sekitarnya, dapat kita lihat dalam posisinya sebagai orang dewasa yang telah memiliki fase superego dalam kepribadiannya.
Seperti disebutkan tadi, dalam fase superego ini seorang individu telah memiliki dan menaati seperangkat norma sosial dalam lingkungannya. Namun aspek bawah sadar (atau id tadi) sebetulnya tetap ada. Kematangan kepribadian dan ketaatan sosial pada fese superego terjaga berkat sebuah usaha penekanan terhadap sifat semena-mena pada alam bawah sadar. Dalam artian ada semacam penyaring kesadaran individu. Freud dalam pembicaraannya tentang tahap matang dalam kepribadian manusia ini menyinggung tentang beberapa faktor yang dapat mengganggu kematangan kepribadian dalam fase superego sehingga id (atau alam bawah sadar) muncul ke permukaan. Salah satunya, yang bakal jadi alat analisis terhadap tokoh Saaman disini, adalah faktor tekanan kejiwaan. Ada tiga bagian peristiwa pada tokoh Saaman dalam cerita novel ini yang memperlihatkan hal tersebut.
Pertama adalah bagian cerita yang memperlihatkan kesedihan Saaman terhadap hukuman penjara yang diterimanya dan hukuman mati yang akan dijalaninya. Dalam lingkup superego, seorang Saaman yang mempunyai idealisme dalam perjuangan yang diyakininya tak semestinya memperlihatkan sikap sedih atas apa yang akhirnya menimpa padanya. Bukankah hal tersebut sudah merupakan sebuah resiko dari pilihan hidup sebagai pejuang yang diambilnya. Namun faktor bawah sadar pada diri Saaman menuntut kebahagiaan bagi dirinya dengan ukuran yang bersifat nafsu primitif yakni kesenangan diri. Faktor ini muncul kepermukaan sebab tekanan kejiwaan yang dialami Saaman setelah mendengar putusan hukuman mati baginya. Sesuatu yang barangkali tak terpikirkan oleh Saaman sebelum ditangkap, dipenjara, dan akan dihukum mati. Superego dan sifat ideal seorang Saaman dalam keadaan inipun diperlihatkan masih dominan. Segala keluh kesah Saaman diperlihatkan berhasil diredam lagi dengan segala pemikiran-pemikiran akan idealisme perjuangan yang dilakukannya.
Peristiwa kedua adalah ketika Saaman berusaha membayangkan dan menulis-nulis tentang mantan kekasih yang masih dicintainya beberapa waktu sebelum ia dibawa untuk menjalani hukuman mati. Di sini unsur Id muncul lagi. Unsur yang menuntut pemuasan perasaannya. Tetapi lagi-lagi diperlihatkan bagaimana kesadaran Saaman akan tanggung jawab perjuangan yang ia lakukan membuatnya berpikiran bahwa apa yang dilakukannya itu tak ada gunanya. Saaman akhirnya tak jadi menyelesaikan tulisannya. Peristiwa ketiga terjadi ketika Saaman sudah berada di kayu sula buat dihabisi oleh regu tembak. Diceritakan Saaman tiba-tiba merasakan mual diperutnya dan sempat merasa “ngeri” terhadap kematian yang akan segera menjemputnya. Dalam unsur Id, yang banyak berhubungan dengan pemuasan biologis, dapat dilihat bagaimana tekanan yang dihadapi seorang Saaman berpengaruh secara fisik pada tubuhnya. Ini dalam kasus tertentu dapat juga dilihat pada orang yang muntah ketika melihat darah. Bayangan Saaman tentang tubuhnya yang bakal menjadi seonggok mayat juga berhubung dengan ini. Namun lagi-lagi, Saaaman berhasil mengendalikan alam bawah sadarnya dan meneguhkan diri akan kebenaran apa yang telah dilakukan dan dipilih sebagai jalan hidupnya.
Inilah analisis sekilas yang memperlihatkan bagaimana teori-teori dalam psikoanalisa bisa membantu dalam menfsirkan kondisi psikologis tokoh dalam sebuah teks sastra. Memang sekilas dan masih sangat terbatas. Masih banyak klasifikasi-klasifikasi dalam Psikoanalisa yang tak disinggung dan masih banyak kondisi psikologis tokoh dalam novel ini yang belum dibahas. Sebagai satu contoh lagi saja adalah bagaimana istilah naluri hidup (etos) dan naluri mati (thanatos) yang dikemukakan Freud menarik untuk dijadikan alat analisis pada peristiwa bunuh diri yang dilakukan tokoh Si Muka Lebar. Baranagkali ini akan jadi bahan diskusi kita nanti. Terakhir, sedikit yang perlu dikemukakan adalah pembicaraan disini belum sampai pada penilaian terhadap fase-fase stuktur kepribadiannya Saaaman. Semisal, meski ada penggunaan kata nafsu primitif, itu bukan berarti sebuah penghakiman akan sebuah nilai yang buruk. Yang dilakukan disini baru pada upaya pengklasifikasian bagian-bagian peristiwa (pada tokoh Saaman) sesuai fase-fase stuktur kepribadian yang dikemukakan Freud. Mau lebih dari ini? Mari kita diskusikan. Oke, wassalam.





-------------
-------------
keywords, content:

bunyi bunyi puisi rima statistik fonem fon puisi poe poet sajak sanjak cerpen short story sastra sastera literature analisis teori penelitian posmodernisme kontemporer medan makna semiotik semiotika resepsi sastra estetika resepsi pembacaan karya sastra

bunyi bunyi puisi rima statistik fonem fon puisi poe poet sajak sanjak cerpen short story sastra sastera literature analisis teori penelitian posmodernisme kontemporer medan makna semiotik semiotika resepsi sastra estetika resepsi pembacaan karya sastra

bunyi bunyi puisi rima statistik fonem fon puisi poe poet sajak sanjak cerpen short story sastra sastera literature analisis teori penelitian posmodernisme kontemporer medan makna semiotik semiotika resepsi sastra estetika resepsi pembacaan karya sastra

puisi cinta love aku sendiri alone tuhan god sunyi sepi alone indah beautiful hati heart hidup life

puisi cinta love aku sendiri alone tuhan god sunyi sepi alone indah beautiful hati heart hidup life

puisi cinta love aku sendiri alone tuhan god sunyi sepi alone indah beautiful hati heart hidup life

komputer computer website situs blog html adsense internet bunga flower taman garden

komputer computer website situs blog html adsense internet bunga flower taman garden

komputer computer website situs blog html adsense internet bunga flower taman garden

uang money lowongan pekerjaan job pns cpns beasiswa gratis free mobil car politik obama bin laden bush europe eropa islam moslem buku book phone diskon asia indonesia minang kabau padang city

uang money lowongan pekerjaan job pns cpns beasiswa gratis free mobil car politik obama bin laden bush europe eropa islam moslem buku book phone diskon asia indonesia minang kabau padang city

uang money lowongan pekerjaan job pns cpns beasiswa gratis free mobil car politik obama bin laden bush europe eropa islam moslem buku book phone diskon asia indonesia minang kabau padang city
-----------------
-----------------

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!