TAHTA, HARTA, DAN WANITA LONTEeeee

Lalu apakah tahta, harta, dan wanita musti dimusuhi? Tidak. Dengan kekuasaan yang bijaksana Anda bisa menegakkan kebenaran, dengan harta yang bersih Anda bisa membantu orang yang kesusahan, dan dengan wanita yang solehah Anda akan bisa merasakan rumah sebagai surga ketentraman.


Case (diduga) cinta segitiga yang menimpa trio Antasari Azhar, Nasrudin Zulkarnain, dan Rani Juliani kembali mengingatkan kita pada adigium lama (yang tiada lekang oleh waktu) tentang bahayanya tungku tigo sajarangan bernama tahta, harta, dan wanita. Triple oriented ini memang sejalan dengan misi(onaris) gold, glory, and gospel yang intinya: kejayaan di dunia fana! Dengan tahta, harta, dan wanita, dengan 3G, bisa menjadi tool untuk menghantarkan Anda ke "surga", ya, tidak perlu dinafikan, sebagaimana pontensialnya barang ini membenamkan Anda ke neraka, yang kekal abadi. Silaunya kemilau dunia justru bisa membuat kita lupa akan potensi negatif yang lebih besar dari duo tiga sekawan tersebut. Sebagaimana kita lengah bahwa kemiskinan, penderitaan, ikhlas dan kesabaran, serta ke(tidak)jayaan adalah potensi besar positif bagi terbuka lebarnya ridho ilahi, jalan menuju syurrga sebagaimana jalan orang-orang suci.

Sudah begitu banyak kasus sejarah mengajarkan bagaimana seorang wanita menjadi muslihat dahsyat yang bisa menghancurkan karir sempurna seorang lelaki. Sebuah komentar di blog Rani Juliani mengambil contoh kepada rekam fakta kehidupan pada film-film seperti 300 dan Troy. Dan banyakkk lagi rasanya contoh untuk itu. Bahkan yang paling gampang mungkin Anda bisa melihat bagaimana kosentrasi belajar teman kuliah Anda bisa sangat berantakan dalam waktu singkat gara-gara apa yang dinamakan "cinta" pada seorang wanita. Dalam berbagai referensi bacaan saya diketahui bahwa wanita adalah tool yang paling (sekali lagi paling) efektif bagi Dinas Intelijen Israel Mossad dalam melancarkan operasi-operasi rahasianya. Atau gampangnya Anda lihat saja film-film James Bond tentang lelaki-lelaki perkasa yang mesti takluk jika sudah berhadapan dengan kemilau nonok perempuan-perempuan penggoda. Barangkali ini juga terjadi pada Mister Antasari.

Sementara proses hukumnya masih berjalan dan banyak fakta yang masih belum terungkap--dan entah apa akan terungkap di negeri penuh kongkalingkong dan wacana dusta ini--memang banyak isu simpang siur beredar. Tapi sudah faktanya pula bahwa Antasari Azhar "kenal" dengan Rani, suami Rani mati dibunuh, dan karir mantan jaksa penuntut perkara Tommy Soeharto ini hancur lebur sebagai ketua KPK. Sebuah komisi yang tengah menjadi tumpuan harapan banyak orang untuk perbaikan lebih akseleratif bagi negri berbudaya KKN ini menjadi tercoreng citranya gara-gara (lagi-lagi) tempik perempuan. Ah, siapa yang tak tergoda dengan tubuh mulus gadis muda caddy Padang Golf Modern yang berlokasi di Tangerang City ini. Wanita "simpanan" eksekutif muda cemerlang P.T RNI yang sempat menjabat staf ahli kementrian negara yang sudah jadi mayat ini. Ya, tahta, harta, dan wanita.

Tak sedikit orang terlihat bersimpati pada apa yang terjadi pada Rani Juliani. Sebagai gadis muda yang sedang tumbuh kembang dan silau dengan isi saku om-om demi kemewahan hidup keluarganya (terutama bagi dirinya seh) ini memang sesuatu yang jadi dianggap lumrah untuk peradaban zaman sekarang, terutama di kota-kota besar. Simpati dan doa juga perlu kita alirkan karena bagaimanapun ia hanya manusia betina biasa yang tak luput dari jerat indahnya kemilau kerlap-kerlip duniawi. Namun tak baik rasanya jika itu sudah dianggap pewajaran. Jika standar peradaban melacur adalah wajar bagi suatu masa tertentu, silahkan saja, tapi tak 'kan selamanya begitu. Bagi orang-orang yang senang dengan standar hidup macam begini ya wajar dong dia membela keberlangsungan ideologi hidupnya. Dan inilah fenomena menarik dewasa ini, banyak wanita yang sebetulnya melacur tanpa perlu merasa dirinya pelacur. Dan lelaki hidung belang tentu akan sangat tertarik dengan situasi semi pelacur ini, ada seninya. Justru seharusnya kehormatan kita tujukan pada WTS-WTS sejati, setidaknya mereka jujur dengan profesinya sebagai PSK ya sebagai pelacur. Kejujuran itu mahal sekali harganya sekarang. Pria-pria mata keranjang tentunya akan lebih senang dan merasa "save" membeli wanita pelacur yang tak terlalu terlihat tengah melacur. Ya mereka wanita, bukan pelacur. Karena pelacur tak dihubungkan dengan kekuasaan dan limpahan harta. Cukup 20 ribu saja satu rit dan orang yang punya kekuasaan pasti malu-malu kalau terlihat nyata menjalin hubungan dengan pelacur jujur. Jadi sebagaimana judul tulisan ini hanya label wanita yang perlu disematkan bagi mereka yang samar-samar ini karena, ya, tahta, harta, dan wanita.

Inilah kemilau dunia fana. Siapa yang taksuka? Hanya intensitasnya yang beda kali dan berbagai tipe kondisi menerjunkan kita ke medan juang kita masing-masing. Seperti Azhar, seperti Zulkarnain, seperti juga Juliani yang mereka "pake" berdua; setiap mereka hanya sedang melewati fase "biasa" kehidupannya. Setidaknya mereka jadi contoh sejarah yang memberi banyak ibroh bagi manusia-manusia lainnya. Setidaknya mereka jadi representasi bagi banyak lagi situasi-kondisi sama yang berhasil dilakoni dengan sembunyi-sembunyi; seperti kentut, tak terlihat tapi tercium baunya. Kita tak sedang mengadili personal, kita tidak menyalahkan siapa-siapa, karena hanya tuhanlah yang berhak menghakimi seseorang. Secara seluruh di akhirat nanti, karena kita hanya berpengetahuan dengan sepotong-sepotong fakta. Kita hanya sedang menganalisis wacana berbekal informasi yang ada. Karena, ibroh bagaimanapun diperlukan sebagai pelajaran bagi manusia-manusia lainnya. Kalaupun ada yang salah semoga tangan tuhan meluruskannya.

Jika menengok sejarah orang-orang besar bagi kaum muslimin bisa kita dapati bahwa mereka sebagian sangat besarnya bukanlah orang-orang yang bergelimang kemilau dunia. Muhammad--yang sering dirujukkan oleh para pakar motivasi sebagai tauladan enterpreneur muda--pernah mengganjalnya perutnya dengan batu untuk menahan lapar, menjahit sendiri bajunya yang sobek, dan ketika hendak meninggal dunia berkata: bagaimana jawab Muhammad kepada tuhannya sekiranya ia menghadap-Nya sedangkan sejumlah harta ini masih ada di tangannya? Padahal itu cuma beberapa dirham yang akhirnya (kalau aku ndak salah) dijadikan pembeli kain kafan beliau. Ada juga kisah tentang perawi hadits sahih ternama Bukhari di kota Bukhara yang pernah didapati tengah bertelanjang bulat di dalam rumahnya sebab tak ada uang untuk membeli selembar kain pun. Ada kisah tentang Muawiyah--salah satu sahabat terdekat dan terbaik Rasulullah yang keturunannya berperang hingga berabad-abad dengan pengikut Ali bin Abi Thalib, salah satu yang paling terkenal adalah insiden Karbala--yang karena kecintaan pada anak parlentenya membuat berakhir tradisi "demokratis" khulafaur rasyidin dan dimulainya era kerajaan otoriter dalam sejarah Islam. Dan masih banyak lagi kisah sekian ulama-ulama besar yang mesti dipenjara penguasa karena mempertahankan kebenaran yang dipercayanya. Khalifah murah hati Utsman bin Affan sendiri, sebagai contoh puncak dari golongan parlente dalam sejarah Islam, mesti mati bersimbah darah--dan membuka gerbang fitnah, sebagaimana ramalan Nabi--setelah dengan segala kerendahan hati tengah berusaha membela "kecacatan" dunsanaknya.

Lalu apakah tahta, harta, dan wanita musti dimusuhi? Tidak. Dengan kekuasaan yang bijaksana Anda bisa menegakkan kebenaran, dengan harta yang bersih Anda bisa membantu orang yang kesusahan, dan dengan wanita yang solehah Anda akan bisa merasakan rumah sebagai surga ketentraman. Cuma kemilau dunia ya kemilau dunia; orang kadang sulit untuk membatasi diri dan memang sudah sifat dasar manusia untuk tidak pernah puas. Dan akal manusia kadang bisa pura-pura bego untuk mencari-cari pembenaran demi pembenaran atas segala kerakusan duniawinya. Dan sehingga lupa bahwa sabar dan ikhlas itu adalah lebih utama, sebagaimana dicontohkan orang-orang berjiwa besar yang pernah ada. Meski intensitasnya beda, pada tiap orang ada keinginan demi keinginan yang membuat ia rentan terhadap tamak, ambisius, rakus, dan pokoknya bisikan syaiton. Jadi yang penting adalah terima sajalah apa yang ada; kalo lebih bersyukur, kalo kekurangan ya sabar. Ndak ambisius, tamak, dan rakus. Karena, jika engkau mendapatkan sesuatu karena ingin maka engkau akan diberatkan tetapi jika engkau mendapatkannya karena diberi maka Allah yang akan jadi penolong. Maka waspada aja deh (anggap aja itu flu burung tapi nikmat). Lebih baik mendapatkan yang sedikit dari kerja keras penuh peluh keringat tapi barokah, daripada ambisius licik untuk meraih milik lupa amanah, tidak menganggap itu titipan tapi kepunyaan. Tak mudah dan sulit memang, menahan tuntunan libido godaan setan tentang kemilau kerlap-kerlip duniawi. Hanya ikhlas, syukur, dan sabar yang akan menjadi tameng bagi godaan negatif tahta, harta, dan wanita. Ya tahta, harta, dan wanita!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!