Menteri PKS Akan Berbondong-bondong Dipenjara?

Saat ini sedang diadakan raker antara pihak pengawas DPR dengan mitra kerjanya dari Kemkominfo RI yang dinakhodai Tifatul S. Mencuat tiba-tiba kasus pengadaan mobil internet kecamatan yang diduga koruptif. Padahal proyek ini sudah lama selang berlalu. Saya masih ingat selang tahunan yang lewat sudah lihat kendaraan berparabola ini masuk untuk "mandi" ke tempat "cucianku". Menarik juga menyimak bahwa proyek ini pengadaannya melibatkan mantan direktur telkom yang se-provinsi dengan pak menteri, juga aku. Setelah PKS secara mengejutkan "mulai" terlibat kasus korupsi oleh presidennya yang juga anggota DPR Ustadz LHI, lalu meyerempet Mentan Soeswono, maka kini Ustadz Tifatul mulai pula "tersentuh".

Sebetulnya kasus korupsi proyek-proyek Kominfo ini sudah lama juga berhembus. Isunya Pak Menteri yang mantan presiden PKS sebelum LHI ini sendiri tak mau terlibat. Tapi ia tak sanggup menolak atau berperan memberi jalan bagi adanya permainan. Menariknya permainan ini melibatkan orang-orangnya atau "orang-orangannya" PKS seperti yang juga dimainkan di Kementan. Peran ketua dewan syuro PKS dari fraksi sejahtera--yang sampai-sampai melibatkan anak ke empatnya yang sempat hampir diburu KPK ke Turki--kerap disebutkan sebagai dalang oleh sahabatnya seperjuangan 'tholubul ilmi' di Madinah 'rahimullah' Ustadz Yusuf Supendi yang sudah menyiapkan golok berumur 45 tahun jika diserang secara fisik.

Saya termasuk tidak memihak pada manapun dan lebih memilih bersabar dan mengasingkan diri di zaman fitnah gini seperti Hasan 'radiyallah' cucu baginda Nabi. Tapi juga bukan apatis total, tetap berbuat semampunya seperti lewat jihad tulisan ini. Meski setuju juga dengan cap 'takhaluf' politik seperti yang pernah ditulis Ustadz Daud Rosyid Sitorus, namun saya tidak berwawasan picik dalam menghitam-putihkan halal haram pendanaan dalam spektrum ekonomi yang luas apalagi dalam sistem keuangan global zaman kini. Kalau kader di bawah yang berjuang mengumpulkan receh (spekrum ekonomi mikro/lokal) wajar kaca mata kuda, 'haqul yakin' tentang ekonomi halal-haram, terutama yang miskin wawasan dan hanya bermodal 'tsiqoh qiyadah' karena ke siapa lagi kita akan tambatkan pegangan (dan gerbong jaringan ekonominya). Amrozi cs saja yang dipuja kalangan 'ghuluw' dengan pede mengakui dosanya dan siap mempertanggungjawabkannya langsung kepada Allah karena ia memilih untuk yakin bahwa 'ngebom' itu untuk kepentingan yang lebih besar.

Hal yang lebih menarik sebetulnya melihat ini dalam peristiwa politik jelang Pilpres 2014. Setelah satu menteri riset dan teknologi dari PKS 'direshuffle', lalu LHI "digunturkan", Mentan terseret, korupsi BJB gubernur Jabar disebut, kecurangan dalam pemilukada plt gubernur Sumut diungkap, sumbangan APBD bermasalah gubernur Sumbar terungkap, dan kini Menkominfo "bermasalah", menarik menyimak apakah "benar" tudingan konspirasi Anis Matta terhadap PKS oleh penguasa teman koalisinya. Tinggal satu lagi kursi menteri asal PKS yakni mensos yang mantan dubes Saudi; yakin tidak akan bermasalah jelang 2014?

Setidaknya saya pribadi sudah merasakan langsung 'dzolim'-nya hidup terkurung selama 3 hari di sel super joroknya "penjara Kedoya" milik dinsos Jakbar dan bisa menilai apa 'problem'-nya pengurusan kaum dhuafa. Apalagi 'shaikh' Salim Segaf al-Jufri bukan tak mungkin terlibat jika mau dibuka borok-boroknya pengurusan haji dan TKI-TKW. Apalagi AF yang ditangkap KPK saat berasyik-masyuk dengan Rani "Part II" ini, yang merupakan keluarga santri terkenal dari suatu daerah itu, punya kemiripan dengan keluarga ustadz keturunan calon pahlawan nasional yang merupakan tokoh agama lokal ini. Ustadz Supendi pun menyebut ia termasuk fraksi sejahtera yang artinya pragmatis. Saya sendiri tidak dalam posisi menyalahkan siapapun karena sangat banyak informasi-informasi yang lebih tidak kita ketahui, banyak afiliasi kepentingan lain yang memanfaatkan, dan pula juga lebih baik memikirkan taubat untuk dosa-dosaku sendiri. Tapi sedikit peran yang bisa saya bermanfaatkan bagi dunia fana ini: betapa menarik menganalisis permainan dunia politik dan upaya-upaya memenuhi tuntunan syahwat ini, lalu menarik pelajaran bagi kaum yang berfikir tentang penciptaan langit dan bumi. Betul-betul berfikir, bukan akting riya.

Kemudian liatlah dugaan bahwa 'games' holtikultura "bawang merah bawang putih" yang sedang 'hot-hotnya' kini adalah dimainkan menteri pertanian sebagai bentuk perlawanan untuk menggoyang citra pemerintahan bosnya karena 'kadung' basah "di-KPK-kan". Jangan heran pula PKS bisa "kerjasama" dengan MKRI-nya Ratna Sarumpaet dan Y Massardi toh di koalisi parpol pemerintah Ustadz Tifatul dan Ustadz Ulil tidur seranjang dengan mimpi yang tentunya tidak sama. Barangkali irisan-irisan dengan bawang merah ini betul-betul bisa membuat menangis mata dan hati Anis Matta dalam pidato yang berapi-apinya. Dan sebagai anak bawang kita tidak ada pilihan selain percaya atau tidak percaya, tongkat atau apel, berserta konsekuensinya. Paus Fransiskus yang baru berstatus 'elected pope' saja langsung diungkap dosa-dosa "pragmatisnya" sewaktu harus bersiasat dalam meniti karir sebagai kardinal untuk Argentina; sehingga, ia harus memainkan pula politik kedekatan dengan massa dan media lewat akun twitternya. Apatah nasib kamu para kader anak bawang yang "macam-macam" pula menggugat kemapanan "kepercayaan" ini? Dari gerbong ekonomi kami akan terlempar niscaya. Dan pragmatisme pun tidak terhindarkan; dan kita selalu butuh tafsir dan konteks.

"Auzubillahi minas siyasah wal siyasiin," katanya Ustadz Abu Ridho, tapi setidaknya ia pasti mempraktikkan politik silaturrahmi. Karena itulah mungkin Tuhan ciptakan akal bagi kita tidak untuk "dimanfaatkan" turut berebut berkompetisi memuaskan setiap "tekad" hawa nafsu, tetapi menangkal siasat calon-calon penghuni neraka dengan api yang bergejolak menyala-menyala itu. Menurut hematku. Bicara tentang kebenaran dan kesesatan kita memang rentan terjatuh pada sugesti palsu karena akhirat memang tidak bisa dibuktikan selain merujuk total pada sosok-sosok yang masing-masing kita pilih untuk percaya. Saya "kebetulan", dan secara keilmuanku yang terus mengembangkan sayapnya, memilih percaya pada sosok Muhammad yang "berpolitik" lillahitaala "asli"; bukan, mengutip Yusuf Supendi, bertujuan: harta, tahta, dan gengsi. Hal-hal enak yang diimpikan semua orang waras.

https://www.kompasiana.com/wem/menteri-pks-akan-berbondongbondong-dipenjara_5528407af17e6163318b4592

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!