Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Social Networking Khusus Testimoni

hi semua, maaf kalo oon dikit ni. gw cuma nelurin ide (seandainya ini emang belum ada). gw kalo liat fitur testimonial di fs jadi ngerasa sayang kurang maksimal dimanfaatkan, malah fs uda ngubah jadi menu comment doang. nah, jika ada temen2 yg punya kemampuan bikin portal coba deh buat semacam situs social community yg khusus spesifik ngegarap fitur "pengakuan" orang lain ini thd profile kita. Yg mengijinkan pen-testimoni anonim sehingga si pemilik profil benar2 "ditelanjagi". fs ora iso, facebook apalagi. Aturan main (authentication) selanjutnya bisa dipikirkan lah. Bagaimana memfilter spam atau si pemilik profile bisa ngedit dan mengkategori testimoni yg terpercaya. Yg jelas gimana di portal ini yg komen ga harus yg nonim apalagi teregister karena yg namanya testimonial tentu bisa bersifat malu2 kucing. Jadi ketahuan deh jati diri tuh pemilik profil. Bisa dipake oleh perusahaan utk menseleksi karyawannya, oleh rakyat utk seleksi legislatornya tanpa nunggu pilk

Jika Cinta Uang

Karena bukan penulis terkenal karena tidak banyak kenal(an) maka baiknya sedari awal menggunakan tekhnik bunglon mendomplengin nama Besar seorang manusia (biasa/tidak kaya) bernama Si Muhammad. Lelaki santun namun tanpa topeng ini sangat jarang berkata kasar apalagi sumpah serapah--bahkan saking polos dan lugunya beliau sebagai manusia biasa (tidak kaya) tadi sangat mudah diperdaya oleh kaum munafikun--dan sangat terkenal dengan riwayatnya: jangan marah dan jangan mudah marah. Namun dalam sebuah hadits kutemukan beliau "mencaci maki": celakalah hamba harta, roda, dan sutra, hehe. Sebagai manusia biasa (yang pengen kaya/tahta/status) wajar kiranya kita seneng sama duit atau harta atau wang. Tapi tentu sebagian besar dari kita tak mau dicap hamba harta. Memang kita menghamba pada harta namun capnya itu berkesan (citra) agak gak enak dan justru berefek negatif bagi status (sosial). Apalah artinya harta banyak jika tanpa disertai tahta (sosial) dan seks/l0bido. Banyak cara yang b

Generasi Gaiyus Tamboenan (GiGiT)

Bagaimana pengaruhnya penyiaran tentang Gayus Tambunan ini di tengah masyarakat. Sebetulnya saya kurang suka menggunakan kalimat pertama yang normatif banget dan terlalu bersayap sebenarnya gini. Namun dengan metode berpikir (membaca) instan memang kesannya sekilas lebih fokus. Bandingkan dengan kata-kata di kalimat ke dua yang belum apa-apa sudah menyinggung saya. Songong banged, apalagi klu ngaku-ngaku sikap jujur. Basi!? Ngemeng-ngemeng tentang kejujuran, saya atau aku atau kami agak tercenung juga mendengar pernyataan pencipta lagu Gayus terbaru yang sedang disorot saat diwawancara media barusan. Ia khawatir efek "kesuksesan" Gayus ini bagi santapan struktur nilai generasi muda Indonesia. Terlepas dari ia akting doang atau apalah. Yang, sekali lagi yang, penting substansi apa yang diomonginnya. Dalam kesempatan lain kami juga mendengar seorang pakar psikologi-komunikasi-politik dari UI mengatakan bahwa karakter seperti Gayus "sang mualaf" ini sebetulnya ada dima

Syirik Harta (。◕‿◕。)

Dulunya saya menggunakan istilah ini untuk men-terminologi-kan keadaan terburuk dari orang (mukmin) yang menderita penyakit alwahn (cinta dunia dan takut mati). Belakangan saya mulai mendengar ada Surya Pratomo, seorang redaktur senior Media Group, menggunakan istilah syirik harta. Dulunya saya juga pernah melihat istilah syirik harta atau matrelinial ini kalo nggak salah juga pernah digunakan dalam sebuah tulisan. Tapi tema seperti ini memang nggak laku dan jarang dibahas. Siapa yang tak senang harta; termasuk yang kelihatan tampilan luar soleh atau komunitas soleh. Bahkan mulai ada pula pemikiran-pemikiran seperti Islam harus kaya atau zuhud itu setelah kaya dulu. Tidak cinta harta dibatasi pada kaya dulu lalu sedekah kelihatan yang sebanyak-banyaknya diperlihatkan. Jadi alih-alih isu sensitif alwahn ini dihubungkan dengan dosa yang tak bisa diampuni dalam Islam, yakni syirik; menyekutukan Allah SWT dengan hal-hal lainnya. Pertanyaannya, sejauh mana kecintaan seorang muslim taat yang

Pernak-pernik Hidupku

Apakah Islam agama yang anti kekayaan dan kemakmuran? Tidak tentunya. Tapi dalam Islam kekayaan itu adalah sekedar titipan dan tidak mempunyai kekayaan bukan berarti menjadikan seseorang kurang bernilai apalagi tidak bernilai. Berbeda dengan kedudukan orang berilmu dengan orang bodoh yang memang dibedakan sebagaimana ketakwaan. Bahkan dalam sejarah Islam ulama-ulama soleh kebanyakannya hidup dalam kekurangan secara material. Kenyataan masa berabad-abad belakangan ini menunjukkan negeri-negeri muslim dalam keadaan sebaliknya dari negeri-negeri kafir yang penuh kemakmuran. Kemudian ini dihubungkan dengan intelektualitas. Betul, memang ada kaitannya namun bukan variabel tetap. Alasan kemiskinan tidak bisa dijadikan indikasi bahwa negeri muslim sedang tidak beriman sebagaimana alasan kekayaan juga tidak berarti negara-negara makmur telah mengimani Tuhan. Perkembangan ilmu pengetahuan yang berpusat dari Barat sekarang ini telah membuat doktrin kesejahteraan duniawi juga meracuni intelektual

MTGW Agen Pembelotan

Sebetulnya udah ga tahan tinggal lebih lama disini, namun demi melihat ortu yg semakin berumur gak tega rasannya ninggalin mereka tanpa ada yang lain disini. Normalnya mereka justru "lebih baik" saya ngga disini, namun dalam situasi yg nggak normal gimana nanti. Tentulah hanya anaknya yang akan membela meski kaya ataupun miskin, situasi yang salah apalagi benar, dan sebagainya; berbeda dengan orang lain yang "mendekat" sejauh ada kepentingan. Dan saya hanya mengelus dada belum bisa berbuat menghadapi ini. Bagaimanapun inilah alam pemikiran kultur mereka disini. Sungguh saya jijay dengan suku bangsa matrelinial nih. Tentu saja di tempat lain banyak, tapi masalahnya disini rumahku sendiri. Orang lain hamba materi ya terserahlah. Seperti di Jakarta, saya tak terlalu ambil pusing toh aqu gak temenan sama mereka he2. Meski sebetulnya juga tidak menyukai kehidupan kota penuh maksiat tersebut, namun ya hanya tempat itulah yang lebih kukenal kehidupan jalanannya dibanding y

Tamak Harta Hindarilah....

Apakah penyakit cinta harta hanya tumbuh di zaman terkini. Tentu tidak karena sejarah telah memberitakan begitu banyak peristiwa tamak harta dalam kisah umat manusia. Muhammad, nabinya umat Islam, memberi penegasan tentang eskalasi cinta dunia ini di akhir zaman sesudah masanya. Tentu pada masa tersebut dan masa sebelumnya yang jahiliah aktivitas cinta dunia ini sudah sangat luar biasa. Penegasan Sang Nabi tentang penyakit al-wahn yang melanda umatnya yang berjumlah banyak sesudah zamannya menandakan bahwa akan tiba bentuk cinta dunia yang lebih dahsyat daripada zaman jahiliah. Kenapa begitu? Karena pada zaman dahulu jelas mereka cinta dunia sebagai seorang kafir, namun kini di tengah kemegahan dakwah Islam tegak bersama dan berkompromi dengannya manusia-manusia munafikun pecinta dunia. Bahkan banyak mungkin yang bergelar ustadz dan dermawan soleh. Larangan terhadap cinta dunia dan takut mati inilah yang menjadi prioritas pesan Muhammad untuk agenda generasi sesudahnya. Pada masa Sang

Kenapa Matre itu Tak Baik??

Konsekuensi dari iman tauhid adalah tidak menyekutukan ketundukkan kepada Tuhan Yang Esa dengan aneka perihal selain-Nya. Kerena itulah dosa terbesar dan tidak terampuni dalam Islam adalah syirik. Menjadi pecinta, apalagi sampai menghamba, materi itu rentan dengan perbuatan syirik. Iman dan tidak beriman itu perbedaannya bisa sangat tipisnya. Yaitu seberapakah kita hanya menggantungkan diri hanya semata-mata kepada-Nya. Itulah tauhid, inilah jalan dan aliran yang hanif tanpa modif dan tercemar kemunafikan oportunisme pragmatisme. Maka daripada itu penting kiranya untuk membebaskan diri dari akhlak cinta harta. Meski sungguh berat terasa karena ialah faktor riil kejayaan kehidupan nyata di dunia. Bukankah semua orang mencari bahagia? Di antara ikut-ikutannya kita mengimani kebahagiaan janji-janji tentang alam syurga yang abadi namun absurd, abstrak, dan fiksi itu, kita harus bertempur dengan godaan nyata cinta hingga menghamba materi riil untuk kebahagiaan dunia. Takmudah? Ya. Proporsi

Dukung Karir Enterpreneur Muda Indonsia M Nazarrudin yang Dimatikan Politisi A

Seharusnya ini menjadi judul page fesbuk yang fenomenal selepas dalam beberapa jam terakhir ini burung nazar kita hinggap sebentar ke daun telingan rakyat indonesia lewat media televisi. Entah mana yg benar tapi seperti kata kombes Dr. Petrus ini soal intelejensia. Narasi komunikatif Nazar emang kurang oke padahal dia oke banget dalam hal cari celah proyek (kreatif, berjiwa enterpreneur). Alhasil semalam suntuk ini orang2 demokrat sedang pusing berat. Mungkin politisi A sedang telpon2an utk mengatur strategi selanjutnya. Kembali ke paragraf 1 apa daya buat bikin page kudu dari full site padahal gw akses fesbuk di o.facebook.com yg masuk list dijamin undang2 fakir miskin indonesia. Mari rakyat jangan matikan karirnya, serius. Kita semua bertanggung jawab dan meninggalkan saat ia sedang susah... Wassalamualaikum wr wb, semoga kita semua yg sealiran pasti benar, amin. https://www.kompasiana.com/wem/dukung-karir-enterpreneur-muda-indonsia-m-nazarrudin-yang-dimatikan-politisi-a_5501032d81

Motret Kedubes Melanggar HAM kah?

Baiklah ngisi senggang lama ndak update blog. Banyak yg hendak n harus kutuliskan, soal pengalaman hidup 5 tahun belakangan ini aja misalnya banyak yg berceceran. Entah kenapa sebagai penganggur pun aku serasa tak bisa meluangkan waktu untuk menulis, dan bukan karena ndak bisa nulis lah yaww. Inilah seperti yang dikatakan satu2nya manusia yg kupercaya, Muhammad SAW, bahwa semakin dekat ke kiamat waktu akan terasa makin cepat (berlalu). Kebetulan2 aja pas lagi boker tadi (mungkin) aq ingat peristiwa ini n pas nyalain lepie ini jg ingat. Kebetulan pula harus log in ke account google dlm waktu dekat krn ada email yg "nyuruh". Gak tau nih apa sempat utk cari2 dokumentasi fotonya pas up load nanti (sok sibug,com). Sebelum peistiwa disel di "LP Kedoya" 3 hari 3 malam hingga panti narkoba di Serpong lebih dari 2 minggu sehabis bulan puasa silam (sorry, cerita ini kapan2 nanti aq sempetkan mudah2an nulisnya), aq utk pertama kali berurusan dengan Satpol PP DKI Jakarta sebetu

Remaja Imut di Sekitar Presiden SBY

Browsing-brousink tentang surat-surat Ustadz Supendi kepada amir Jamaah Ikhwan di Mesir--di tengah-tengah berita (tidak terlalu) mengejutkan tentang gagalnya pencekalan terhadap putra ke empat Ustadz Hilmi yang "kabur" ke Turki (negerinya Akhi Erdogan) tepat sehari sebelumnya--aq dikejutkan oleh tampilnya Doktor Firmansyah yang imut-imut lutu kitu di 'prime time'-nya Metro TV. Apalagi bicara tentang Lapindo 'Disaster' yang lebih ke soal politik, bukan soalan ekonomi. Firmansyah ini kabarnya merupakan dekan fakultas termuda di dunia, tentunya di umur yang sangat muda meraih gelar doktornya, yang selepas dari Universitas Indonesia kini diangkat jadi staf khusus presiden bidang ekonomi. Terngiang wajah imut Ibas Yudhoyono kemaren dan melihat lagi muka imut "bapak" Firmansyah itu kini, saya jadi lebih cenderung memandang mereka sebagai remaja ketimbang sekedar sebagai orang muda. Toh klaim kata 'muda' kini agak tercemar karena ketua ikatan pemuda

TV One Menyudutkan Jokowi?

Akhir pekan ini media berita elektronik diramaikan oleh dua isu kontra produktif tentang citra Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang selama ini mereka sanjung-sanjung bertubi-tubi. Pertama-tama mengenai izin cuti bermasalah Jokowi untuk menjadi juru kampanye pasangan cagub Jabar yang diusung partainya PDIP Rieke-Teten (Paten) akhir pekan kemaren. Untuk hal ini saja ada dua citra negatif pula; satu: izin diajukan terlambat dan dua: Mendagri tidak memberi izin (kalo ndak salah). Kedua, menguaknya ke permukaan kasus kematian bayi Dera anaknya seorang pria yang tidak mapan alias keluarga miskin. Dari peristiwa ini menggulirlah persoalan program jaminan kesehatan yang digulirkan Jokowi bagi warga miskin Jakarta setelah beliau menjabat. Awalnya fokus pemberitaan berkisar pada kisah tragis yang mana bayi Dera ditolak oleh 8-10 rumah sakit, entahlah apa ini diberitakan oleh Metro TV dalam program "8-11 'show'". Ada pula frame visual tayangan yang mana sang bapak muda tidak m