Ekonomi Mubazir dan Inflasi

Sebuah situasi menarik saya lihat terjadi jika kita hubungkan aspek kultural masyarakat dengan kegiatan ekonominya. Kegiatan ekonomi pada realitas tidak sekedar soal jual beli barang dan pertukaran kapital. Dalam kehidupan sosial bermasyarakat kita mengenal apa yang dinamakan status. Dalam kehidupan pribadi individu kita juga mengenal kultur gengsi. Ketika gengsi dan status berpadu pada aktivitas ekonomi saya melihat akan timbul apa yang dinamakan kegiatan ekonomi mubazir. Dan transaksi ekonomi mubazir, berlebih dari nilai yang sewajarnya, kukira akan berefek inflasi dalam skala besarnya. Contoh adalah berikut tentang bagaimana orang kaya menghabiskan duitnya dan membuat nilai dalam angka-angka tersebut bermanfaat nyata. Tentu tidak semua orang kaya seperti ini, meski saya juga tidak tahu apa sudah ada yang meneliti. Karena uang yang banyak dan berlimpah ruah bukan tidak mungkin si kaya ketika membeli sebuah barang dalam kegiatan perekonomiannya tidak terlalu mempertimbangkan proses tawar menawar pada transaksi jual belinya yang sesungguhnya pada hakikatnya untuk menjaga keseimbangan harga pasar. Ketika kultur gengsi dan godaaan status sosial menjadi penting bagi si kaya, ia akan cenderung untuk membeli barang di atas harga rata-rata. Ketika aktivitas ini berlangsung dalam skala besar maka ia akan mempengaruhi harga pasar. Lalu terjadilah inflasi, sebuah goncangan bersifat mark up pada tata nilai stabilitas ekonomi. 

Orang sering menyebut selalu terjadi proses keseimbangan pada mekanisme pasar. Celakanya proses penyeimbangan dan mekanisme pasar tersebut adalah sesuatu yang dinamis tidak statis. Ketika terjadi inflasi nilai dalam lingkaran transaksi ekonomi si kaya tadi ia akan membutuhkan delay sekian waktu untuk ikut menggoncang harga pasar di lingkaran ekonomi lain. Kehidupan ekonomi kalangan miskin misalnya. Nah proses delay titik keseimbangan harga pasar ini akan berlansung sistemik dan sulit untuk diukur sebab dipengaruhi juga oleh semisal faktor psikologis. Mungkin berlangsung sehari, seminggu, sebulan, bahkan tahunan. Dan ini adalah dinamika proses yang tiada henti terus berjalan tidak menunda "semua kebagian". Di sinilah saya melihat proses inflasi dan mark up nilai ini adalah bermasalah jika kita berbicara tentang kesehatan. Kesehatan kehidupan sosial maksud saya. Bagi pengeruk keuntungan mungkin goncangan sistem dan dinamika proses ekonomik tersebut adalah peluang untuk "bermain". 

Tapi perlu kita pikirkan juga bagaimana ketidakstabilan proses ekonomi ini akan mengguncang pula sistem sosial dan politik. Akhirnya apa yang saya sebut dengan situasi tidak sehat tadi akan terus menerus menimbulkan efek buruk ekonomi kapital berupa si kaya tambah kaya dan si miskin terus berpacu dengan kemiskinannya. Hanya gara-gara akibat delay tadi yang mana pasar ekonomi dinamika prosesnya yang terus menerus berlangsung secara gradual dalam kurva acak tak memungkinkan untuk diintervensi. Akhir kata saya hanya menyarankan kepada kita-kita yang akan punya peran dalam me-mark up sistem nilai ekonomi sebaiknya tidak terjadi gara-gara gengsi. Kalau memang hobi buang-buang duit dan tidak tahu lagi musti dikemanain, sebaiknya nilai lebihnya untuk dijadikan bonus atau hadiah saja tidak menaikkan harga pasar barangnya. Toh ini demi kestabilan ekonomi, sosial, politik masyarakat keseluruhan. Lebih celaka lagi ini memang sesuatu yang cukup mustahil untuk dikendalikan total. Akhirnya kembali lagi ke per individu yang harus ikhlas menyaksikan orang lain bermain dan mengeruk keuntungan. Toh oknum-oknum si miskin bukan tak mungkin juga punya kultur gengsi dan secara kecil-kecilan berperan dalam inflasi gelinding bola salju mark up nilai ekonomis ini. Pada akhirnya tulisan ini memang tidak memberikan solusi apa-apa. Gawat! NB: @admin kalo mark up html nya ndak jalan tolong donk dipotongin paragrafnye. Maklum ane browsing dari browser mobile yg ndak ade fasilitas ganti paragrafnye secara manual yoi.

https://www.kompasiana.com/wem/ekonomi-mubazir-dan-inflasi_54ff8fb0a33311f94b510806

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!