Modern Life is Rubbish (2018), Ketika Hadirnya Orang Ketiga yg Menjadi Lakon

Di tengah2 Axl Rose dan formasi Guns N Roses lama minus Izzy Stradlin sedang menghentak publik negara Indocarr di GBK Senayan, Jakarta, saya yg semasa masih kanak2 sempat menjadi fans fanatiknya salah satu band hardrock terbesar sepanjang masa ini malah menghabiskan malam mingguan dgn menonton sebuah film menye2. So sadly, maybe. Lebih konyolnya lagi meski kini menganggap pemujaan terhadap kharisma personel band itu sebuah kenaifan masa remaja, tetep aja gw dibuat penasaran buat baca2 lagi kisah mereka yg ditampilkan oleh mass media. Tentu, yg membuat menarik kini bukan lagi hal sepele krn ketertakjuban pada bakat musikal mereka, tetapi lebih kpd ibrah kehidupan dari kisah konflik personel band ini di masa puncak kejayaan  pada masa awal 1990-an. Lihat aja komen makjleb Stradlin tentang kenapa ia tak sudi bergabung lagi dan juga kenapa ia keluar: “mereka tidak mau berbagi harta jarahan secara fair!”

Sebuah kisah klise memang tentang politik hubungan baik antar manusia yg suka gak suka memang harus berbasis profit-sharing oriented tsb—bahkan antar org yg disebut sbg sohib atau teman dekat, bahkan yg masih sedarah atau sekeluarga (rakek jo pitih, ratak dek pitih). Namun tentunya juga penyebab nelongsonya Izzy sehingga murka kpd Axl yg karib bangetnya itu bukan sekedar. Dibanding Slash dan Duff ataupun Steven Adler bahkan, Stradlin dan William Rose inilah justru yg paling berkonco dalam band tersebut. Memang disimpulkan oleh para jurnalis yg menginvestigasi mereka bahwa Izzy Stradlin lebih cenderung idealis dalam bermusik sementara Rose mulai pragmatis dan komersial oriented. Dan kita tahu bahwa si pemilik lengkingan dahsyat korban sodomi bapaknya sendiri yg memiliki warna vokal tidak ada merdunya sedikitpun itu berhasil tetap mempertahankan brand band ini hingga melewati tiga dekade sekarang—jika dihitung dari Appetitude For Destruction dan mini album putih mereka itu—meski personel lama yg tersisa hanya dirinya seorang diri. Berarti manajemen bisnis modernnya si Axl ini memang oke. Padahal tak ada lagi singel2 dahsyat yg ditelurkan band ini sejak Stradlin, Slash, Duff Mc Kagan, Adler ataupun Matt Sorum hengkang. Hanya ada album Chinese Democracy di 2008 yg tidak lagi laku krn mereka hadir ke tengah generasi milineal penggemar genre musik tiktok dengan balutan rapuh religiusitas pos-islami, xixixixi.

---to be or not to be continued---

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!