"Membobol" OS XPe-nya Mini-PC eks-Server Bank HP Compact T5000 Series
mini pc hp t5720 |
Kalee ini aq mo ikut-ikutan mosting blogging dengan topik dunya simulasi neyy. Beberapa waktu
silam aq membeli sebuah mini-PC branded-nya Hewlett Packard dari salah satu seller di website Olx. Barang bekas dan jadul dengan procie masih pentium III frekuensi 800 MHz, ram 512 MB, dan ini
tahh: hardisk-flash juga cuman 512 MB cuyy! Dan di "ruang"
super-duper-tiny-size inilah OS-nya mesti dimampatkan
kalok tidak make OS eksternal. Katanya, mini-PC ini eks pemakaian kantor/bank
bekas "anggota" dari sebuah jaringan server. Mungkin karena barang
ini merk branded dari koorporat
bangsat besar seperti HP tersebut—tapi konon kini produksinya juga di-outsource ke Chinese (coba aja tengok “stempelnya” yang made in Cina)—makanya barang produksi 10 tahun yang lampau ini
(zaman old kwetika belum ada olx) ia masih awet nyala sampai
sekarang; dan masih bisa mereka jual-jualin bersaing dengan produksi yang lebih
kekinian.
Seller
yang menjual barang ini di Padang adalah anak komplek kompi senapan (akuannya
dia) di Siteba sana. Dia sampai bela-belain ngantar barang ini pake mobil
segala ke rumahku di Lubuk Minturun ini. Padahal cumak dijual 250 ribuen—mangkanya
aq beli, sekedar penasaran hehe. Ongkos bensinnya dia aja udah berapa, padahal
belum tentu juga aq beli, udah kubilang pengen lihat-lihat dulu (bikin bete
pramuniaga mol gw hehe). Kadang
mengagumkan juga totalitas orang-orang trading
ini, seolah-olah mereka siap rugi dan “main” tanpa kalkulasi. Padahal mungkin
udah punya "celah"-nya yang tidak kita mengerti hitung-hitungannya bagaimana
mereka untuk tetap bisa profit dari modal sehingga tetap punya penghasilan
untuk menyambung hidup (no data, no
analisa). Salah satu "investasi/judi" paling fenomenal kekinian
tentu saja bagaimana Nadiem Makarim “membakar” uang lewat apps GoJeknya yang bisa berkompetisi “menyingkirkan” ojek
konvensional (bahkan usaha kelas atas seperti Taxi) dengan memberi harga yang
bisa-bisanya lebih murah. Atau lihatlah bagaimana operator seluler Mbak
Sulastri yang pemegang sahamnya gambler dari Hongkong itu sanggup memberi harga
superrr murah bagi kuota data internet yang mereka jual—bayangkan telkomprett
dengan pulsa 50 ribu hanya kebeli 1 giga, dia dgn harga segitu bisa ngasih 50
giga bokkkk—sampai-sampai CEO Indosat yang sudah berpengalaman di industri
telekomunikasi itu Alexander Rusli harus mundur dari gelanggang. Dan kita semua
tahu XL juga ndak pernah sanggup ngasih promo sekuat Tri-hongkong ini. Papa
Alexander terakhir kudengar meyakinkan bahwa tak lama lagi konsolidasi harga
(baca: kongkalingkong) antar operator akan terjadi supaya bisnis tidak kolaps karena ngerugi terus-terusan
sampai modal habis (adu ketahanan terhadap luka, siapa yang modalnya paling
kuat). Padahal kukira promo banting harga Tri akan keganjel oleh kebijakan baru
registrasi prabayar oleh pemerintah yang konsekuensinya mempersulit penjualan
kartu baru (promo) walau ada demo asosiasi pedagang kartu yg membuat tarik
menarik kepentingan politik-bisnis ini semakin menarik saja untuk disimak
pembelajaran politiknya.
Okehhh, tuh kan jadi ngelantur guwah,
namanya juga menulis seenak udel dan anti-struktur, anti mainstream hehe. Kembali ke si mini-PC, ternyata oh ternyata produk
yang dijual orang Siteba ini menganut OS Windows
XP Embedded yang bisa “muat” di “hardisk” kecil karena banyak pengurangan dari
versi XP yang utuh. XP-full butuh
hardisk lebih dari segiga untuk OS-nya aja. Aq belum mencoba win 98 ke bawah
atau linux size kecil apa bisa muat
di disk 512 MB ini. Nah, ternyata
untuk masuk ke sistem XPe ini butuh akun username
dan password segala. Nah, ternyata si
penjual Olx ini juga gak tau pass-nya. Pantes aja pas gw mau masuk login dia purak-purak nelpon segala;
mungkin berharap gw orang yang jago ngoprek jaringan kompi dan ia bisa nimba
ilmu gratis biar jualannya yang lain bisa laku hehehe. Singkat cerita aq
akhirnya beli juga mini-PC ini dengan harga dikurangi jadi 200 ribu yang
katanya si seller itu anggap sebagai ganti
ongkos bensinnya dia aja. Aku tetap beli karena penasaran (dan perlu juga) dengan
pertimbangan nanti kuganti OS-nya ke yang mampu di disk kecil (taklim dulu ke Syaikh Google, hehe). Belakangan
setelah googling sana-sini, sebelum
mencoba cara yang lebih rumit, aq ketemu cara masuknya yakni username dan pass adalah "Administrator"
(tanpa tanda kutip dan A-nya kapital). Ternyata ini akun default saja; dan kayaknya yang dagang
juga bukan orang ngerti PC makanya ia juga ndak tahu hehehe.
Kulihat-lihat di Google sepertinya ini
barang dari Jakarta juga atau tempat lain, bukan ia beli dari bekas pakai
kantor di Padang ini. Meski mungkin dengan spek sedikit beda (aq tdk ingat
persis) yang jual di Kaskus kulihat ngasih harga 175 ribu. Jadi si Abang seller Olx kita dari Siteba ini masih
untung dikit lah di luar ongkos kirim dan andai adaptornya udah include hehe. Mini PC HP Compact T5000
series ini bukanlah jenis produk yang mudah ditemukan di Google artikel
tentangnya. Maka itulah kuposting jadi bahan blog kali ini. Barangkali saja ada
ummat dunmay sekalian yang kebetulan
membeli barang yang sama dan kecewa karena “dicegat” untuk masuk. Bahkan dari
sumber-sumber berbahasa Inggris pun juga tidak akan mudah bagi Anda dapat review produknya. Dari situs resminya
pun, meski ini brand ternama, tapi
mungkin karen produk sudah sangat lama juga, juga sepertinya tipe seperti ini
jenis penjualan khusus atau pesanan grosiran untuk perusahaan besar, sudah
tidak ada support driver-nya segala
macam. Jadi kalok Anda, juga saya ganti OS, siap-siap aja dengan kemungkinan
rempong atau tak ada solusi sama sekali.
Si gw walau sudah punya PC yang biasa
dipakai untuk aktifitas digital (serta “segudang” PC dan laptop yang tengah
rusak) tetap membeli mini-PC ini karena ingin memanfaatkan koleksi LCD bekas
warnet gw dulu (yang CPU-nya dalam keadaan rusak disana-sini). Di tengah tarif
listrik yang bisa-bisanya diakalin Jokowi jadi mahal diam-diam seperti
sekarang ini, gw punya rumah lama yang masih bervoltase 450 watt yang sekarang
cuman bayar sekitar 11 ribuan per bulan. Sementara rumahku yang bervoltase 900
non-subsidi ini 100 ribu juga gak nyampe sebulan habisnya sekarang. Menariknya,
mini-PC ini “kuat” di rumah lamaku, karena pakai adaptor kecil sehingga
nariknya pertama ndak terlalu kenceng. Jangankan CPU, adaptor netbook saja bikin nge-jepret listrik
disana. Kini aq punya alternatif PC selain yang di rumah baru bervoltase-ampere
900 ini. Karena ini rumah kosong, ia bisa kupakai buat nonton film dengan suara
yang menggelegar (ditambahin sound system
ber-bass gede), cihuyyy. Cuma ada satu kendala dikit terkait “status” si PC-mungilku ini. Karena spek yang rendah
ia tidak sanggup “memainkan” file
multimedia berat seperti mkv atau mp4 yang size-nya melebihi 500 megabyte-an.
Lebih dari 400 aja dia udah ngos-ngosan. Mungkin ini pengaruh memori VGA-nya
yang dialokasikan kecil, bukan kekuatan prosesornya. Jadinya ia hanya kupakai
buat file-file mp4 yang resolusi
kecil atau file 3gp baru lancar jaya.
Mungkinkah klo kuganti OS-nya akan bisakah “memainkan” yang lebih heavy? Tapi rempong juga harus “riset”
dulu di Universitas Google, terus trial
n’ error seperti Thomas Alfa Edison
hingga 1000 kali percobaan. Beginilah nasib pembelajar otodidak. Kadang memang
perlu juga jadi manusia yang berpikir praktis-pragmatis yakni menyelesaikan
masalah dengan jurus PAKAI-bayar! Yakkk, modal agak 4 jutaan rupiah buat beli netbook hybrid berdaya listrik kecil, tidak membuang-buang waktu
mempelajari hal-hal lain, dan fokus pada apa yang kita merasa berbakat untuk
menjadi seorang master. Oh tuhan, betulkah bisa menyogok untuk masuk syurga dengan jurus PAKAI-bayar? Biar gw
bisa memfokuskan diri menjadi orang yang master dalam hal per-uang-uang-an
sajalah, dapet dunia-akhirat sekaligus hehehe.
Kyle: Without my pension money, I can't even pay rent this month.
Joe: We'll get a lawyer and sue the piss out of them.
Kyle: Shit. We'd be dead by the time the settlement comes in.
Chuck: Which would suit them just fine.
Joe: When did coffee go to two dollars?
Kyle: A decade ago.
(Going in Style, 2017)
Joe: We'll get a lawyer and sue the piss out of them.
Kyle: Shit. We'd be dead by the time the settlement comes in.
Chuck: Which would suit them just fine.
Joe: When did coffee go to two dollars?
Kyle: A decade ago.
(Going in Style, 2017)
Komentar
Posting Komentar
silakan komen yaw mmmmmmuuuahhhhh