Far From Men (2014), Sebuah Film Katartik's Ber-gizi 'Tuk Kaum "Dapek Aa Den Dari Paja Ko?" dan Katalis Motiff Segerrr 'Wat Ummat "Aa Untuang Ee!"

the power of tonjolan #myanimal_instinct, huhuhu
"Di mata orang Prancis kami adalah Arab. Dan sekarang, di mata orang Arab kami adalah Prancis." (Viggo Mortensen, Far From Men: 2014)

Selamatmualaikum yaa habib yaa handrei tawlani sexalian! Lame tak jumpe dan kutak-katik lagee di dunyya blogging aktivitas sia2 begini. Untuang waden lai punya banyak setock tulisan ceracau ngasal lainnya dari situs kompasiana; yang ngakan kupindah kesini di-sett per setiap awal bulan secara automotif eh autraumetik, xixi. Sehingga drpd itu ianya akan terus rutin ngapdet hinggasampai 2-3 tahun ke depan kelak dipantau para crawler penambang big data di "alam" digital ini. Ketimbang para warga dunmay sekalen cumak baca2 tulisan reposting-ku tsb, sesekali kusempatkan nie bikin yang masih frezz cum otentik's. Sambil nyalain kompi petite-ku; sembari dihibur lantunan instrumen Kaisar Kitaro dari sekte Da'i nippon ini yang chord harmoninya tengah membuat melayang2 fantasi kami.

Cukup banyak film yang sudah kutonton akhir-akhirat ini, tapi belum sempat ku-"resensi"-i (maklumat lah yaw, pekerjaannya cuma nonton dan bermenung di tepi sawah bujangan bajingan namun caem ini... qiqiqiqiqiqi <--- niru gaya fesbuk si Faruk sang professor susastra). Sebetulnya film terakhir yg kunonton adalah The Road--atau Road aja?--(2009), tapi kuputuskan utamakannya inya akan me-review film Far From Men (2014, prancis: loin des hommes) yang sama2 dibintangi Nike Ardilla, eitss salah, Pak Virgo Mortenssen (gitu2lah, nama2 keturunan skandinavis tea). Tapi--eitss lagi--jangan susalah menganggap film Road tsb ndak bagus lah yaa. Kegoblokan Anda bisa menghasilkan tafsir prematur dari sebagian informasi yang tersampaikan tentang film pilihan bahasan saya untuk kali ini. Iyaa, antum berhak mau menafsirkan apa lalu membuat2 argumen gimana; dan saya juga berhak menganggap ente guoblok krn sayalah sumber informasinya toh, hihihihi. Lagipulak ngapain juga kita saling santun2 palsu begitu ya; ndak proyeknya juga yang bisa mengerem kepolosan attitude kita, wkwkwkwk.

Akhir2 ini kulihat banyak bermuncul-muncul film2 bertemakan apocalyptic, atau distopia, atau pengasingan diri individu manusia di masa depan. Bahkan Australia kulihat bisa membuat sebuah film tema gini dengan cukup keren,--walau masih bertopik wabah umbi2an eh zombie-zombie-an yang klise bingits itu--tanpa harus nempel2 ke nama besar Neng Nicole Kidman. Klo topik mengasingkan diri dari masyarakat modern yang diprasangka sudah sangat rusak tsb tentu saja ada film Into The Wild yang paling terkenal; krn berdasarkan kisah nyata inspiratif dari seorang citizen USA yang seusai kuliah meninggalkan pacar dan keluarganya untuk hidup sendiri lalu mati dalam kesendirian tersebut di pegunungan Alaska, Amerika Utara, sana (ingat Buk Sarah Palin, gubernur {atau senator?} yang sempat menyapres dari kubu republiken dan bikin heboh krn bodinya yang se-hot aktris film porno bagaikan  itu; terakhir ada presiden Kroasia yang bikin hebohpula pas pagelaran pildun Rusia 2018 kemaren krn saking montoknya do'i doktor ilmu politik yang mampu bicara lebih dari lima bahasa asing ini {jadi mirip Pak Virgo, aktor film nan akan kita bahas kali ini)}.

Sangat-sangat banyak sekali film2 bertopik begini skrg; baik yang dikemas sbg drama, thriller, ataupun semi-fantasi/animasi. Paling box-office atau sukses secara komersial tentu saja Blade Runner 2049. Kemudian ada juga yang terlihat terlalu gak bermodal spt 2136 (cek google, lupa-red) yang seolah mirip film kartun Power Ranger dengan properti norak serta ketakmampuan membayar efek CGI haha (klo ndak salah ini produksi australia not hollywood money). Tapi spt film The Road, kulihat tema distopik ini sebetulnya bisa juga digarap elegan dengan modal minim krn melibatkan sedikit aktor dan memilih syuting pada tempat yang tidak melibatkan ruang ber-publik (memangkas biaya produksi izin ini-itu). Tentu saja hal tsb haruslah didukung skenario serta tidak dengan menghilangkan ataupun mereduksi maksud cerita film-nya.

Sinopsis Film Far From Men (2014)

Baiklah, saya akan biasakan membikin ulasan jalan cerita singkat dulu sebelum nantinya ngacapruk gak jelas yang ujung2nya berbau curahan hati hehehe. Film ini bersetting di salah satu spot dataran tinggi pegunungan Atlas dalam wilayah Aljazair/Algier di Afrika Utara/Mediterania (jika anda tengok peta akan terlihat pegunungan ini membentang dari Tunisia hingga Maroko menutupi gurun sahara di belakangnya dengan benua Eropa di seberang lautannya. Pak Virgo--sebagaimana saya sudah singgung sebelumnya--berperan sebagai Daru, seorang guru semacam untuk daerah tertinggal terdepan dan terluar (hehe). Bedanya jika program 3T adalah proyek pemerintah yang diinisiasi oleh Indonesia Mengajar-nya Anies Baswedan (dengan Ford Foundation alias mamarika di belakangnya, hehe, sungguh menarik Anies yang dulunya identik dengan islam progresif aka liberal ini {paramadina link}, sekarang sejak 411 atau 212 anti-Ahok ia secara ajaib jadi idolanya kaum islam sontoloyo bin hipokrit itu). Waduh, keterangan dalam kurungnya kepanjangan nih, kalimat baru ajalah ya: bedanya adalah Pak Daru dalam film ini bukanlah anak muda "cari pengalaman" atau pura2 cari kesibukan yang ikut2an yang sedang tren, tapi dia memang seorang veteran mayor tentara yang memilih hidup membaktikan diri secara murni di daerah terpencil seorang diri (tanpa sponsor atau penunggangan atau kita lihat dulu pariwara yang mau lewat).

Daru adalah seorang keturunan Prancis yang memang sudah sejak orang tuanya dilahirkan di Aljazair. Ohya penting ini pengetahuan umum yang wajib Anda ketahui untuk bisa punya "pengalaman" dalam menonton film ini: Aljazair adalah daerah koloninya Prancis (klo ndak salah Tunisia dan Maroko juga {inget film legendaris Cassablanca), sementara Mesir dan Timur Tengah ke arah arabian peninsula sana sempat dijajah Inggris, juga Jerman pas PD II). Sebuah situs di internet yang mensinopsis cerita film ini dalam bahasa Indonesia kulihat sempat miss mengenai ini dengan mengatakan cerita film ini tentang Daru yang mengikuti pemberontak lokal Aljazair melawan tentara Prancis. Sepertinya ia salah menerjamahkan dari review singkat berbahasa asing alias tidak menonton sendiri, hehe.

Di tengah rutinitas Pak Daru mengajar anak2 gunung di daerah terpencil Afrika Utara yang terkenal dengan suku barbarnya itu (dan Anda juga perlu tahu bahwa walau letaknya di benua Afrika, tapi daerah utara tersebut hingga ke Nigeria dan Somalia di pesisir sebelah barat masyarakatnya umum menggunakan bahasa Arab; jangan Anda hanya mau tahu yang ada uangnya saja supaya bisa dipakai modal "beli" betina, hihi). Kepanjangan lagi, oke kalimat baru: suatu hari muncullah seorang polisi yang membawa seorang tahanan kasus pembunuhan (jangan bayangkan pak polnya datang pake mobil bersirene yaa, datangnya di gunung begitu ya berkuda lalu tahanannya jalan kaki sambil diikatkan ke kudanya, sadis memang...). Dan kemudian ini, lagi2 Anda perlu tahu (klo minat nonton film ini), bukan bermaksud sok ngajari tapi ada latar budaya bagi film2an yg mungkin Anda pandang hanya entertain semata begini. Disana, dan budaya Arab pada umumnya, ada istilah uang darah atau diyat dimana (ya gw pakai konjungsi DIMANA, emang mo apa lo!) sebuah kasus pembunuhan akan terus saling berbalas dendam antar keluarga hingga uang dibayarkan krn tanpa itu keluarga pihak terbunuh akan merasa hilang kehormatan di mata masyarakat karena tak mampu membalas dan tidak dibayar pula. Mungkin Anda akan teringat budaya perang suku di Papua yang bisa selesai asal ada uang. Ya, memang begitulah genetik primitif kita para keturunan manusia ini yang apa-apa motifnya pasti insentif.

Singkat cerita (baru tahap bikin resensi jalan cerita aja gw udah mulai ngacapruk), si polisi yang gendut-lusuh itu "menugaskan" kepada Daru untuk menghantarkan si tahanan yang bernama Mohamad menuju ke pengadilan di sebuah kota. Pak Daru sempat melakukan aksi tolak angin tapi ada konsekuensi yang akan ia hadapi jika "tugas" nganter tahanan titipan kejaksaan ini tidak terlaksana. Kalo ndak salah ingat logika ceritanya adalah krn hari sudah hampir malam maka Pak Polisi tak mungkin membawa TSK 384 KUHP ini untuk berjalan mengiringi kuda. Maka perjalanan selanjutnya harus ditempuh pengantar dengan berjalan kaki juga. Lagi pula perlu kembali diingat Pak Daru ini adalah perwira militer cadangan imperium Prancis pada daerah yang diokupasinya (ceilee, kosakata keren dan eksotik ini klo gak salah saya baru tahu pas kejadian Perang Teluk II/pasca WTC 11 September).

Kembali saya coba singkat cerita ya krn tadinya mau bikin review pendek saja kok rasanya sudah sejam lebih ini MP3 Kitaro instrumental berkumandang menutupi panggilan azan dari langgar tak jauh disana ehh baru bab pendahuluan sinopsis cerita saja gw udah berparagraf2 gini. Orang gila mana yang mau membaca blog yang penuh tetek bengek berpanjang2 dengan pola2 kalimat yang tidak seteratur mungkin ini karena dengan alasan mengharamkan klise dan metode meniru2 dalam teknik menulisnya, hihi. Singkatnya jalanlah do'i berdua melintasi daerah pegunungan tersebut menuju kota tempat pengadilan dan kantor polisi berada. Sebelumnya semalam mereka berdua--yang ditahan dan yang menahan--mulai saling mengakrabkan diri bahkan mencoba untuk saling terbuka (gawattt, jangan dikira film homo ini ya... teruskan dulu bacanya). Sudahlah saya tidak akan flash-back lagi, rupa-rupa ini yang bikin lama. Nanti sajalah di bagian analisis dan ektraksi nilai moral cerita akan kusingkap apa yang terjadi semalam di antara do'i berdua?

Ok, kali ini sinopsisnya akan sesuper singkat mungkin. Di tengah perjalanan menuju kota pengadilan inilah Daru dan Mohamad (doski berdua) bertemu dengan batalyon paramiliter pemberontak lokal terhadap otoritas Prancis. Dalam masa penahanan rombongan "bigot" itu kemudian Daru bertemu teman karibnya di masa dinas militer dulu yang kini jadi salah satu komandan pemberontak. Selain itu juga ditunjukkan dalam film bahwa salah satu prajurit dari kerumunan pemberontak ini adalah juga mantan anak buah Daru di korpsnya yang ia masih ingat namanya (menunjukkan bahwa Daru adalah seorang komandan yang akrab dengan bawahannya).

Kemudian Daru tetap dibawa dan ditahan dan disandera oleh grup tentara pemberontak ini berserta tahanannya, Mohamad, juga. Seseorang ditahan bersama dengan tahanannya? Anda bingung nggak baca resensi saya. Kena deh lo, xixixixi. Kolega Daru si pemberontak mengingatkannya bahwa walau ia mencintai Daru bagai seorang saudara tapi jika harus dan perlu ia tidak akan ragu untuk membunuh Daru. Oh ya perlu juga detail ini (untuk ukuran sinopsis) saya sampaikan bahwa karena ada kenalan orang dalam, walau masih di tahan, tapi "borgol"-nya Daru dan Mohamad dilepas karena temannya yang "orang dalam" itu yakin ia tidak akan melarikan diri. Hingga ketika mereka selepas nginap dalam sebuah lobang goa ketika hendak keluar mereka dikepung oleh kompi tentara Prancis yang mungkin semacam tim Raider yang ditugaskan untuk memburu para pemberontak ini hingga ke semua lubang di gunung2 mereka sisir dan sikat habis. Daru sempat protes ketika Letnan dari regu kompi tersebut membiarkan musuh yang sudah menyerah ditembak mati karena itu adalah kejahatan perang.

Selepas dari tahanan pemberontak lalu Daru dan tahanannya sendiri melanjutkan tur mereka ke kota pengadilan seperti orientasi perjalanan mereka semula (sumpah, saya aja yang nulis sendiri ngakak dengan keawut2annya diksi guwa hihi). Sebelum itu, karena Mohamad curhat takut mati sebelum sempat mengetahui bagaimana rasanya mengimpoi betina (dia belum menikah, dan lagi2 ini Anda perlu pengetahuan budaya atau custome masyarakat setempat, bukan bermaksud menggurui ya: dalam tradisi Islam adalah sesuatu yang tercela bahkan dihukum berat dengan rajam perbuatan kawin yang terjadi tanpa melalui formalitas upacara pernikahan sementara bagi dunia barat kawin tanpa nikah dulu itu biasa aja; dan--tanggung nih--penting juga diketahui bahwa di dunia barat itu pernikahan formal {apalagi bagi keluarga kelas atas} membutuhkan biaya sangat besar dan ikatan abadi {bagi tradisi Kristen} sehingga kawin pra-nikah itu jadi jalan penyaluran kebutuhan biologis instan (kita coba dulu) yang tentu tak bisa nunggu kaya dulu tersebut sementara dlm dogma Islam yg otentik sebetulnya menikah itu bisa sangat sederhana bahkan nabinya orang Islam, Muhammad bin Abdullah, mencontohkan maharnya dengan hanya cincin besi bahkan cukup hafalan sebagian kitab suci, penerusnya Umar bahkan melarang pasang mahar/tarif gede2an begini sehingga para pemuda kesulitan untuk menikah, dan Anda juga perlu tahu bahwa Arab Spring di era milenial ini berkaitan juga dengan isu tarif nikah ini, dipicu oleh seorang sarjana PKL tergusur di Tunisia yang membakar diri).

Duh panjangnya keterangan tambahan ini, yuk kalimat baru lagi (paragraf baru sekalian ya): lalu dibawalah oleh Daru si Mohamad-bujangan tadi terlebih dahulu ke sebuah bar dan rumah Bordil (lokalisasi) di sebuah kota kelahirannya Pak Daru ini. Oh ya, Pak Daru dapat icip2 juga walau dana terbatas krn ada yang bayarin (sepertinya Mohamad punya uang rahasia) dan tentu saja cewek yang mereka gunakan barang yg sama. Terus terang saya heran kenapa ya PSK dalam film itu cantik2 semua padahal bukan untuk konsumen kelas atas. Padahal setahuku di dunia nyata yang level cuma dibayar ratusan ribu (bahkan kurang ini) per permainan pastilah barang yang... semacam obat generik, haha (pernah make ya Mas?).

Singkat cerita, selepas dari ini dan dari begituan tadi mereka baru ke kota pengadilan tempat hukuman mati akan menanti si Mohamad. Ketika kota besar tersebut sudah terlihat dari pinggang gunung/bukit yang mereka turuni, beberapa ratus meter lagi sebelum jeruji penjara menanti, di sebuah persimpangan Daru memberi Mohamad pilihan lagi (sebelumnya ia juga sudah ditawarkan untuk pergi saja melarikan diri): tetap ngotot menjalani hukuman di kota (karena pertimbangan mengakhiri upaya balas dendam dari keluarga pihak yang ia bunuh yang ia tak sanggup membayar uang darahnya yang itupun ia membunuh karena membela diri karena si terbunuh yang sepupunya itu sendiri mencuri gandumnya dan padahal dalam budaya setempat pencuri gandum itu artinya akan dibunuh) atau Mohamad akan berbelok ke kiri satu hari perjalanan menuju sebuah kota tempat berkumpulnya para perantau yang menerima dengan terbuka setiap pendatang baru karena itulah hukum mereka.

Oke, segitu dulu sayang. Bagian analisis dan refleksis-nya nanti aja kalo sempat dan klo ingat. Sudah terlalu panjang. Walo pun kamu misal suka yang berukuran panjang tapi saya sudah keletihan. Musik Kitaro di speaker-ku ini juga makin terasa fade-out, akan kembali lagi mengulang2 track sebelumnya. Padahal artikel-ku ini sebetulnya masih baru intro. Belum memberikan saripati pengkhidmatan atas karya film (lebih tepatnya tema dan ceritanya) yang kali ini dibahas sebagaimana terjanjikan olehku lewat judulnya. Jadi katartik dan katarsis2annya kapan2 lain kali saja. Nonton sajalah dulu kalo berminat dan gali sendiri nilainya seseuai kapasitas masing2 kita saja. Mau diperlakukan sebagai hiburan belaka saya rasa juga bisa. Daru yang diperankan Pak Virgo sebagaimana sudah saya sebutkan sebelumnya juga adalah aktor Hollywood terkenal yang menjadi jaminan mutu komersilnya. Tandem bermainnya pemeran Mohamad adalah juga aktor Prancis yang sempat kugoogling lumayan ada juga beberapa koleksi film populernya alias bukan aktor-tisu sekali muncul lalu tiba-tiba dikabarkan menikah dengan pejabat negara hehehe yuk ah sayonara. Aq bubuk dulu.... malem kompi, malem tape, malem spiker, malem lemari, malem meja belajar. malem android, malem sambungan kabel, malem lampu pijar, malem pulpen, malem vcd porno, malem.., ah sudahlah, nanti Anda tahu pulak semua isi bilik saya. Nih cuma efek selintas ingat gaya anaknya aktris cantik Brie Larson yang diculik-disekap bertahun2 dalam film (waduh lupa, apa ya namanya) yang menang Oscar sekitar dua tahunan yang lalu. Ok zzzz dulu, mudah2an besok2 kita masih bisa saling berjumpa di dunia fana maupun jagat mayapada. Sepadda!

Mohamed: "Aku akan mati tanpa tahu bagaimana rasanya bercinta dengan seorang wanita."
Daru: "Kau tak pernah merasakan wanita?"
Mohamed: "Tidak."
Daru: "Sungguh?"
Mohamed: "Aku belum menikah, Guys!"
Daru: "Maaf aku tak bisa membantumu (baca: maaph, gw gak punya lobang, xixixi)..."

(Loin Des Hommes, 2014)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!