Dapek Aa Den Dari Paja Ko

bohewemian rhapsody
"Aku diajar berpuasa bukan karena agama, bukan karena keinginan naik ke syurga. Kakek mengajariku buat menahan keinginan, untuk mengetahui sampai di mana aku dapat mengatur kekuatan."
(Nh. Dini, Sebuah Lorong di Kotaku)

Buanyakk daftar repiew pelem nan mesti ditumpahkan. Tapi krn mood pd seketika ini bkn ke arah sana melajunya, eke memutuskan utk nulis curcol2an sajalah buat bahan ketawa-ketiwi sendirian ajja. Nantik kalok online tak apdet biar dunia yg datang mengintip kesini turut bisa menikmati. Barangsesekali ada pun sobat maya sekalian di belahan lain buah dada sana, eh dunia sana kamsudku, yg juga sedang dirudung seteress tak kalah lebatnya dari ane. Yuk dibawah selow aja guys. Spt kata2 bijak utk menghibur para pecundang yg kalah ganas dari kompetitornya sesama hewan2 bersaing cari makan -- atau malah dipecundangi oleh rival2 yg sebenulnya less-competence cumak punya peruntungan: tertawalah maka dunia akan turut tertawa bersamamu atau menangislah sendirian, gak usah ajak2 org lain xixixi. Masak antum ber-gen modern kalah gesit dari kera sang nenek moyang primitif kita itu: hewan paling pintar dlm ilmu kerjasama atau jurus kolaborasi. Konon manusia meninggalkan kondisi soliternya ketika mereka pertama kali menemukan api. Disitulah org bisa berkumpul dan berbagi manfaat. Ya, dlm semangat utk membakar; sebuah psiko-massa, haha.

Ngomong-ngomong ttg buah dada, belum lama berselang (<== Apa2an coy! Memangna inphus?) ane nonton film One Cut Direction produksi dari Jepang. Yupp, japan adult video nih dude but not a porn-thing yaa. Sebuah film horror zombie-zombiean lagi, "genre" yg penonton film kelas elit spt ane ini tentu saja kagak doyan. Aq pertama kali baca review-nya yg alhamdulillah keren kali makkk di sebuah situs entah apa gitu. Namun yg kuingat ini website branded juga bukan blog abal-abal spt yg tengah anda baca saat ini. Saking serunya review tsb penulisnya sampai2 mewanti2 utk tdk meneruskan membaca review-nya krn mengandung spoiler yg akan mengurangi kenikmatan dlm menonton sendiri film-nya kelak. Dan yoi, emang film keren meski gara2 review-nya juga keren jadi gw agak over-ekspektasi terkondisinya. Jarang2 film Jepang se-pantekkk gini. Biasanya juga kayak drama Korea penuh dgn crita2 roman picisan yg mengisahkan perihal kepedihan cinta gitu. Tapi ya itu, gara2 asalnya dari Jepang dan menghasilkan bau2 JAV tsb, gw tadinya pengen nge-review juga dgn judul kurang lebih: One Cut Direction (2018), Film Keren Utk Menjadi Cerita Pengantar Sebuah Film Porno. Tapi serius, ini bukan olok2. Kebetulan saja film horor-komedik ini, spt biasa, dibintangi aktris utama yg super-jelita bohainya sehingga sangat disayangkan kenapa ia tidak kita telanjangi saja yaa, hehe.

Hmmm, harusnya postingan blog kali ini niatnya mau menulis dlm bahasa Minang nih si guwa. Utk menunjukkan bahwa gw bukanlah si Padang penderita inferior-kompleks yg minder dgn identitas kampung halamannya itu. Yang kemudian sangat bangga kalau punya kenalan org lain dari tempat2 lain, terutama yg kaya-raya, seolah-olah org2 itu akan jadi teman sejatinya in any circumstances. Spt kata Keanu Reeves dlm Sweet November (2001) ttg teman oportunisnya kenapa ia tdk takut akan ditinggalkan klo kesusahan: ya, saya akan jaga kecukupan finansialku jgn sampai jadi person yg "pantas" utk diabaikan, hehe. Tapi ya maklum deh, mungkin ada yg masa kecilnya begitu bangsaik dan melaratnya sehingga begitu bencilah ia, mendendam dan penuh harap, ambisi akan tempat lain yg lebih-better di luar sana (perantauan/promises land). Dlm some circumstances sptnya kita memang perlu berpikir pragmatis, praktis, dan taktis gini ya; dan ignoran thd hal2 diluar target demi menjaga fokus. Sebuah tindakan baru akan berhasil jika ia diawali jadi keyakinan dlm pikiran? (<== sungguh kata2 mutiara-utopia yg keren bijak bestari namun alangkah bullshit-nya, salam super semuanya!). Kembali ke cakapan kita ttg politik identitas, gw termasuk org yg sudah diajari cukup banyak dlm hidup ini bagaimana tak ada yg lebih mendekatkan org selain dari ikatan darah. Diluar itu yg ada hanyalah kepentingan. Org boleh saja berteori bahwa ukhuwah keimanan (dan aliran) di atas segala-galanya, bahkan pun itu bapak2 mu, kata Doktor Eggi Sudjana sangat fasih mengutip dalilnya. Saya jadi teringat "dongeng" nabawiah bahwa dlm perang badar Nabi Muhammad berpesan agar para sepupunya anak2 Abu Jahal -- yg menurut Rasulullah terpaksa berperang di sisi Quraisy (mirip sodaranya Rahwana yg terpaksa bela bangsa itu) -- janganlah sampai terbunuh; atau dgn kata lain dihindari bertarung dgn mereka walau sudah di medan perang terbuka.

Okelah, krn sudah tiga paragraph dan layak utk biar terus keliatan rajin ngupdet, postingan blog kali ini saya sudahi dulu sajalah. Kapan2 aja lagi aja lah lagi lah aja lah lagi curcol2 berbahasa Minangkabaunya. Sptnya tak akan mudah memang, membawakan ragam bahasa daerah yg biasanya utk cakapan2 ringan (atau utk memaki dan marah2, hehe) ke dlm narasi pemikiran yg biasanya kita lakoni dlm bentuk bhs Indonesia (mungkin krn sumber bacaan dan pengetahuannya juga begitu). Satu-satunya referensiku penulis berbahasa Minang yg piawai (artinya punya pakem dan tdk ngasal) adalah alm. Wisran Hadi yg itupun tdk jarang gw kurang ngeh maksudnya krn agak gamang dgn kosakata dialek daerah Minang lainnya yg gw sendiri kurang mengerti. Tapi ya itulah, saat ini aq sedang bernafsu utk bisa meledakkan pikiran2 tak normalku ini lewat medium bahasa daerah ini. Kalopun gak banget rasanya ditulis dlm bahasa Minang ya di-mix2 lah sama bahasa Indonesia bahkan Inggris kalo mampu, hehe. Tapi utk sementara luapan ide tsb kukurung dulu di paragraf keempat ini; permisi kuakhiri dulu krn mau tengok rekaman ILC biasanya klo ngidupin kompi satu ini. Kapan2 kalo merasa penting lagi ditulis lagi. Mumpung lagi dapet rejeki hidup sesukanya dan seenaknya tiada menjadi jongos siapapun dan sedang menadahkan tangan pd patron-hegemoni pihak apapun atau terpenjara norma2 dari sebuah "konvensi" budaya/religi/komunitas manapun. Ya, semacam bohewemian rhapsody atau dlm pepatah klasiknya: "carpe diem, quam minimum credula postero!"

Saya memang harus diberi tekanan kapan harus selesai. Kalau tidak begitu, saya tidak akan punya apa-apa untuk dipamerkan.
(Pierre Louis Padang Coffin, Minions Creator)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!