Cari Uang


yawla, bantulah baim tua ini studi english lg ya alloh....
Awalnya untuk memerbaharui konten blog “latihan belajar menulis” gw ini di- eh pada zulhijah-komariyah atawa masehi-syamsiah Oktober 2017 ini—supaya tidak’s hanya diramaikan sekali sebulan dgn menu klasik pindahan postingan gw di- eh dari kompasiana for back-up—si gw ini tadinya sudah menyiapkan sebuah artikel, atau mungkin lebih tepatnya hanya celotehan, terbarunya dengan topik tentang nasib sarjono susastro (hihi, lebay nih agak di-melow-in persona gelitikisme begitooh). Tapi ini sepertinya topik agak berat; yg membuat si gw ini agak terhenti di tengah petualangannya dlm menyusun untaian kata berbasis ingatan pengalaman sekedarnya dan hanya secuilnya pengetahuan (mungkin jg saraf2 otak kurang gizi ini agak korslet jg membebani nalarnya dengan tegangan voltase yg melampauin kapasitas hehe) sementara ruang lingkup cuap-cuap kita melentur keluar dari sekadar “masalah pribadi” krn bernafsu utk meng-inferensia ke pengalaman umum manusia lainnya, baik yg mungkin setipe ataupun yang mungkin beda “nasib” utk diramu sebagai (diklaim) perspektif objektif, wow. Meski kadang juga soal teknis tentang pengalaman mana yg harusnya prioritize dibicarakan terlebih dahulu; ataukah baiknya dianggap referensi ingatan itu utk topik lain sajalah, yang menjadi kacau ketika kita mengandalkan apa yg kebetulan ingat dan merasa penting diungkapkan itu kita takut-takut nanti sudah lupa kalo tak ditorehkan secara digital saat ini juga sewaktu kebetulan sedang ingat saat elektron2 pembawa informasi di saraf2 memori tesebut kebetulan lagi lewat menerangi tempat “catatan pengalamannya itu” tersembunyi—ya sa-PAKAI-kita, mau apa Lo!

Dan saja—ya aq juga PAKAI dan di awal kalimat, mo afa Lu! nDasar grammatical-nazi formalist cliche phatic ass’s holes sucker—tentu juga, maafkan dosa berbahasa-basi saya... maksud sa: dan juga tentu saja celotehan amatir ini akan sangat minim ikhtiar validasi data dan petunjuk referensi (apalagi yg sulit di-search); sekedar menghamburkan setahunya doank tanpa usaha lebih sebagaimana layaknya standar tersemat kepada penulis-penulis PRO yang pakai dibayar hehehe. Ini namanya juga blog pribadi; semacam diari persona yang di-online-kan krn sejauh ini saya tidak melihat ada hal yang mesti disembunyikan. Tidak sedang punya hidden agenda dan gw juga nothing to lose orangnya (ngakunya sehhh, ini si bujang hunting pelawan)—mudah2an klo kelak gw memilih jalan hidup jadi politikus (mengayomi pelbagai kepentingan syahwat org banyak) atau pebisnis yg butuh “pengemasan” pencitraan positif, lalu tulisan2 blog ini gw sembunyikan kembali, jika terbaca oleh Kau: Tonjok mukamu tu sendiri! Hehehehe. Toh, utamanya blog ini skrg terutama utk dibaca anak-cucu sajalah (kalo nanti sempet “bikin” wkwkwk); diambil pelajaran atau apalah, daripada mereka tumbuh besar dgn informasi bohong dan dipilih-pilah dari propaganda-retorika endorse­-an kisah-kisah fiksi hidup org2/entitas lain; tenggelam dlm hegemoni wacana dominan. Tentu saja itu semua pd simpulan akhir adalah “kehendak” Tuhan; terjadilah apa yang harus terjadi, termasuk eksistensi blog ini—kalaupun masih akan ada puluhan atau ratusan-ribuan tahun ke depan dapat mereka (kalian, wahai para cucu-cuku) bisa aksesi hehe.

Wah, baru dua paragraf capek juga nih. Sekilas-sekilas kutengok2 ke atas memeriksa apa-apa yang telah tertoreh. Bukan utk memperbaiki tatabahasanya, wohhh nooo, tapi justru utk memastikan menyempatkan meminimalisir segala bentuk-bentuk struktur-klise normatif dalam gurat bernarasiku ini sebisa mungkin dienyahkan ke kotak ketiadaan xixixixi. Maafkanlah jika prosesor masih kelas pentium celeron di antara pihak-pihak pembaca yang budiman sekalian jadi over-heat karena di­-overclock­ utk mencernanya secara multi-hyper layer-layer tavsiring! Mantav... janganlah menuntut dimudahkan utk memahami dgn pola2 kalimat yang begitu-begitu saja sejak zaman ibu guru sang pencipta keluarga ibu Budi tersebut sebelum dipanggil sang penciptanya pula. Terjunlah ke tak berhingganya lapis-lapis penggalian makna, rumitnya detil, pakai bohongnya generalisir. Sila menseluncuri melodi kata-kata ini, semoga bisa ditemukan ritmenya. Chaos is an order undecephired yet.... alamakkk, topik cari hepeng-nya belum kusenggol juga neh. Ngaso dulu ah, pengen liat yang segerr dan bening-bening. Biar dulu aja titel artikel yang sangat pasaran berkonten unik dan dekil begini dilempar ke mesin kalkulasi index-googling untuk turut bersaing dengan karya tulis normatif-simplistis-identis-klimis-epigonis-plagiasis dari om-om (atau tante-tante) pemblogging professional yang websitenya ter-maintenance dan dimonetisasi dengan serius dan totalitas, dengan baek dan bener, dengan santun dan diplomatif. Cuss, ah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!