For Whom The Words Sorry Should I Saying


Tadinya aq mo menulis secara ngenglish. Tapi rasa2nya akan makan waktu banget jg kalok sampe tiap2 bentar tengok kamus (setdknya utk ketepatan spelling). Belum gramatikal-nyah. Dan kalopun sudah 100% correct grammar itu (yg mana ini kemungkinanku posible), belum lagi masalah agar ber-style; supaya jd tulisan yg berciri-khas, tdk narasi hambar khas produksi massal factory thing. Jadi so supaya fluent and saving-time, kuputuskan utk menulis dlm bhs Indonesia alaku ajalah as usual. Cepet dan memuaskan, krn kita bertutur in our habit and in my own way. Punya water-mark tersendiri. Walok konsekuennya akan mungkin sangat sulit utk di-translate ke bhs asing oleh para peng-copas dan mesin2 pemogram; krn struktur, bahkan vocab dan fonik-nya dan graphemnya, sukak kumain-mainkan hehe. Identitasku semoga menyatu dlm gaya kepenulisankuw; songong bgt dah elo, Jal. Biasanya toh memang lebih nyaman dlm bhs Indonesia ala gw sendiri yg anti-normatif bin formal van konvensional old-fashion taste itu. Yang begitut mah biar buat bacaan anak-anak ajalah dan kawula generik, biar tdk sulit dipahami—dan umumnya untaian2 kalimat basa-basi itu juga secara makna sudah non-sense krn kita jg sudah mengerti apa yg akan dikatakan sebelum kata-kata itu diucapkan/dituliskan. Makanya dinamakan sambutan utk formalitas atau seremonial alias phatic.

Jangankan nginggiris-ria, menulis dlm bhs Minang saja waden rasohe kagok ko ha. Krn habit berbahasa Minangkabau tsb hanya pas utk tutur tinular alias lisan. Coba perhatiken artikel2 berbahasa Minang ketika mulai bicara konsep-konsep logika dan ilmu pengetahuan di luar mengutip ulang falsafah urang minang saisuak atau cakapan sehari-hari, gagap sekali teraso. Wokee, semoga ada pembaca penguntit yg budiman bisa betah dihaduk-haduk saraf pencernaan di kepalanya dgn gaya berbahasa gado-gado suka-suka saenake ndewe ini yee. Sekali lagi kpd para stalkingers ber-IQ jebot yg mungkin sekedar penasaran ajah tak tengok-tengok maen kesini, janganlah merasa kapok utk ngintip lagi kapan2 yakk hihi. Setidaknya spt riset yg dilakukan thd gaya komunikasi Donald Trump tsb, disimpulkan bahwa org yg diksi dan struktur bahasanya tdk terlalu diatur-atur katanya survey membuktikan lebih dipercaya publik sbg org yg jujur. Him speaks just like us, an ordinary people (klow sayah seh tentu sj tdk bs disamakan dgn gaya menulis klise Anda). Sehingga Mom Hilarry pun tumbang. Amrik yg sudah koleksi sekitar 50 orang presiden itu entah butuh brp abad lagi utk bisa dipimping by a women. Oke, semoga apa yg terasa asing dan khawatir sulit utk dikontrol tdk selalu dianggap sebagai ancaman. I’m not threathing you Pal, wkwkwk.

Sayah tadinya pengen try writing in english ini sebetulnya juga bkn buat gaya-gayaan (tapi kalo yg di-bold di judul itut kayaknya iyakk dech). Bukan jg memaksakan diri (push myself) demi nilai TOEFL dan melamar pekerjaan; atau melamar perawan, ataupun membuat down mental kompetitor. Tapi visi belajar bhs asing si org kurang berbakat jd pesuruh, pembebek, atau budak seks ini, adalah sekedar jendela lebih lebar ke dunia ilmu pengetahuan. Kebetulan akhir-akhir ini ia terjerumus ikut-ikutan kuliah es teller dan merasakan artikel-artikel yg ditulis dlm bhs asing tsb kian lebih dibutuhkan (krn teks2 ilmiah dlm bhs kita sendiri dirasanya teu mutu pisan, sangat membosankan, berputar2 di langgam yg gitu2 aja hehe). Jadi sebetulnya yg kutarget saat ini hanyalah kompetensi utk reading ajah, supaya developer wawasannya. Gw jg nggak tertarik2 amat buat fasih speak2 krn toh tak ada rencana pindah kewarganegaraan dlm waktu dekat, apalagi pindah agama dan jenis kelamin segala haha. Apalagi, klo cuman buat snobis dipamerin di status fesbuk sama temen2 asal add yg tdk dikenal di dunia nyata. Wuihh, sudah paragraf ketiga gw belum jugak masuk ke topik sesuai titelnya. Gpplah, biar mesin kolektor/tambang data digital utk tujuan2 komersil-jahat dilatih utk merasa bahwa kunjungannya ke blog ini sulit utk dienkripsi apakah isinya. Sang pemogram harus mampu membuat alogaritma super canggih yg mampu beradaptasi dgn super restricted-code cakapnya manusia yg unik ini; yg bertutur dgn teknik abnormal spt begini; yg tdk ada dlm daftar pola sintaksis Prof Chomsky hehe. Mudah2an ia sudah nyerah sejak par dua. Ok sudah aman? Kita masuk nih ke cerita yg sebenernya.

Akhir-akhir beberapa waktu mendekat ini—punten hamba kembali menggunakan diksi-paradigmatik dan struktur-sintagmatik yg tdk lumrah dlm konjungsi-adverbial antar par yg mestinya dibikin simpel aja ini—saya sering-sering juga mengingat dan teringat akan kehidupan setelah mati. Terlebih umur sudah sekitar setengahnya jatah normal kulalui, walau yg namanya tewas bisa mengintai kapan saja walau misalnya engkau merasa masih banyak “sisa pula”. Kemaren-kemaren aq buluih baru tahu belakangan seorang teman karibku waktu skul dulu telah meninggal dunia. Rasa2nya namanya tdk akan jarang kusebut dlm diari2an yg ku-upload ke blog ini. Aq berkawan dgnnya cukup lama krn kami hampir selalu sekelas dari sejak MTsN Gn. Pangilun hingga SMU 3 Padang. Saya meneruskan kuliah ke jurusan sastra Indonesia sontoloyo di Sumedang, Jabar, ia dan beberapa temen lain masuk ke teknik mesin Unand. Setelah kuliah ia kerja di galangan kapal di Batam (klo aq ndak salah) namun akhir-akhir ini konon ia resign dan memilih kembali ke Padang. Saya udah lama lost contact dgnnya; terakhir ketemu waktu masih zaman kuliah aq diajak temen yg lain ke labor tempat ia nginap di Unand sana lebih dari 10 tahun yg lewat. Yang aq khawatirkan adalah jangan2 kawan ini selama di Padang no job, income, and asset juga, padahal sudah menikah-bekeluarga (kalo gak salah seingatku aja, entah kata temen yg lain atau aq mungkin lihat di medosnya, ia kawin dgn temen sejurusan juga alias sama-sama insinyur mesin). Kawan ini meninggal krn kanker otak, kata temen yg lain ini aq ingat, dan setelah kuhubungkan dgn pengetahuanku ttg karakter dia saya jd punya analisis menarik yg tak jauh-jauh dari persoalan prestige—tapi soal ini lain waktu lah kutulis dlm topik khusus plus butuh info lebih lanjut dan lebih akurat agar analisisnya lebih sahih. Yang cukup membuat sedih adalah kawan ini dikuburkan dekat dgn kawasan daerah rumahku berdiam sehingga iring-iringan pengantar mayatnya lewat depan rumahku ini dan aq tak tahu sama sekali saat itu.... Karena saya mungkin bisa mengatakan hingga saat ini, kawan yg saling lost contact dgnku ini, ia adalah mungkin teman terbaik yg pernah kukenal; dan ku-do’a-kan ia disayang Allah di alam kubur sana hanya bs kupanjatkan lewat blog begini namun dan sehingga dengan tanpa unsur basa-basi apalagi politiking sedikitpun! Mungkin gak ya, beliau dr alam sana bisa baca? Hehehehe.

Beberapa waktu lalu aq juga kena serangan asam lambung parah yg membuatku merasa sudah tahap close to the death. Berkali-kali ke UGD malah tambah parah, malah sembuhnya lewat ramuan seorang “dukun” di Kuranjeee sana wkwkwkwk. Aq belum sempat jg nulis nih, spritual-experience ttg sakit yg terakhir ini. Karena itulah kupikir-pikir sekarang ini aq harus banyak-banyak mengingat pengalaman hidup dlm membuat kesalahan yg signifikan kpd org lain. Ataupun mungkin kesalahan-kesalahan kuanggap kecil kalo perlu setelah yg prioritas ini mampu utk kuselesaikan. Setiap menjelang tidur selain meluangkan waktu memikirkan, menimbang-nimbang apa yg baik dan benar (sesuai perkembangan pengetahuanku) buat kedua ortu dan saudara kandungku—dan tentu saja kemudian utk kehidupanku sendiri—utk akan dilakukan, aq jg berpikir keras utk introspeksi dan retrospeksi kpd pengalaman hidupku berurusan dgn org lain dan aq yg dlm posisi membuat kesalahan. Yang begini-begini kadang perlu utk menetralisir emosionalitas kita ketika kita merasa ataupun meyakini ada org lain yg menjahati kita (dan terlihat jelas) namun kita merasa rugi harus membuang-buang umur untuk menanggapi gangguan dari bajingan tersebut dan lebih memilih bersabar, menghindar terlebih dahulu. Bukan apa-apa saya terlihat sok kesulitan melihat kesalahan diri sendiri nih, dalam konteks berhubungan dgn org lain, namun aq hidupnya relatif bukan agresor kpd org lain krn bukan tipe manusia yg ambisius dan licik memanfaatkan org. Kalo kesalahan kecil-kecil mungkin banyaklah ya—pastinya krn masih kurang pengetahuan spt pd waktu masih kecil dan remaja—walau saya juga tdk berusaha mengingatnya terlebih dahulu utk saat ini. Saya saat ini sedang kosentrasi pd kesalahan yg besar-besar (terhadap org lain), apakah bisa saya mengingatnya dan apakah ada? Hihihihihi. Tapi ingat ya, ini salah dan benar dalam perspektif subyektif terbatas saya sejauh ini yang punya ideologi berbeda dgn kaum sebaran normal pemuja harta dan kedudukan itu. Kalo ada dr kaum penyembah duit yg tdk sepakat dgn pandangan gw yaa sudah di pengadilan Allah taala saja kelak kita bertengkar sehingga semua bisa dibongkar dan tdk ada yg ditutup2in dan tdk ada beking elemen kekuatan politiking manapun yg bisa dijadikan tempat berlindung lagi! Krn gw bukan pengiman kaum pencinta uang spt Anda-Anda inilah makanya saya bisa plong hidup terbuka tanpa ada yg ditutup-tutupin (politically incorrect); coz I’m nothing to lose for this holy-shit fake-world! Wkwkwkwkwk.

kelak dilanjutkan, azan memanggil lagi neh, biasanya kutunda-tunda dulu aja, tapi kali ini supaya bisa diperlihatkan, sgt keren diumum2kan di blog begini, kusembahyang dulu aja ah, betapa solehnya aq...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROSEDUR PENERBITAN BUKU

Dari Badaceh, Hingga ke Jimek

LAGU NGETOP JULI 1998 - OKTOBER 2000, MY DIARY: THE MEMORY REMAINS!